• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 30 Juni 2024

Nasional

Ketika Kajian Qur’an Mengalami Lompatan Luar Biasa

Ketika Kajian Qur’an Mengalami Lompatan Luar Biasa
Kuliah umum Program Studi Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (24/6/2024). (Foto: Dian S)
Kuliah umum Program Studi Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (24/6/2024). (Foto: Dian S)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Mun’im Sirry mengatakan, perkembangan kajian Al-Qur'an di berbagai belahan dunia, begitu pesat. Demikian disampaikan asisten profesor teologi di University of Notre Dame, Amerika Serikat, itu saat menjadi pemateri kuliah umum Program Studi Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bertema Studi Qur'an Kontemporer dengan tajuk Mengulik berbagai Tantangan dan Kisah Inspiratif Perjalanan Studi Al-Qur'an Kontemporer di Amerika dan Indonesia.



"Mengutip perkataan salah seorang dosen saya, Devin Stewart, profesor bahasa Arab dan studi Islam, yang mengatakan, kajian Qur’an saat ini telah mengalami lompatan yang luar biasa dilihat dari menjamurnya publikasi tentang kajian tersebut," ujar pria asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, itu di Teater HAR Partosentono, Lantai 4 Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (24/6/2024).



Kajian tentang Al-Qur’an, lanjutnya, telah menyedot atensi orientalis secara besar. Al-Qur'an sebagai sumber sejarah, bukan kitab sejarah. Sebab Al-Qur’an merupakan kitab arab pertama yang lahir di muka bumi. ’’Itu sudah cukup menarik perhatian,’’ tegas anak petani lulusan pesantren itu.



Pada kuliah umum yang ditabuh pada 09.30 WIB dan berupaya mengajak audien melihat studi perkembangan kajian Al-Qur’an di dua negara dengan kultur dan budaya yang berbeda itu, Mun’im juga menyampaikan hal yang paling kontroversial dalam kajian sejarah teks Al-Qur’an. Orang-orang Barat yang mengkaji Al-Qur’an mempertanyakan tentang kebenaran pembukuan Al-Qur’an yang terjadi di zaman sahabat.



"Mereka bertanya, Apa buktinya kalau pada masa itu Al-Qur’an telah dibukukan? Jika kita bisa menyajikan buktinya, mereka akan bertanya lagi. Seberapa relevan bukti-bukti tersebut?,” jelas pembicara pertama yang menamatkan S1 dan S2 di Islamabad, Pakistan, itu.



Sedangkan Kusmana, pembicara kedua dari Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan, untuk memahamai objek kajian harus dalam kerangka yang terjangkau secara empirik. “Segala yang dikaji bersifat totalitas. Dilakukannya penelitian bertujuan mencari bagian dari totalitas itu,” terang alumnus McGill University, Kanada, yang merupakan guru besar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Jakarta. (Dian Sophya)


Nasional Terbaru