Ketika NU dan Muhammadiyah Diibaratkan Sepasang Sandal Jepit
Senin, 20 Maret 2023 | 22:50 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Sore hari hingga magrib menjelang, Masjid Fathullah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, ramai oleh sejumlah tokoh. Mulai H Abdullah Mas’ud (ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan), Hery Kustanto (Muhammadiyah), Abuddin Nata (akademisi), Muhammad Sa’idih (Majelis Ulama Indonesia), dan Ketua Bidang PU PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Husnul Qori. Mereka diundang untuk hadir pada Ngaji Kebangsaan dalam rangka menyambut Ramadhan 1444 H, Senin (20/3/2023).
Gus Mas’ud--sapaan Abdullah Mas’ud—menyampaikan, ide silaturahim menjelang Ramadhan penting. Apalagi dengan sejumlah komponen yang berbeda. ’’Perbedaan itu sunnatullah. Tinggal bagaimana kita menyikapi perbedaan itu. Bagaimana menyikapinya, tentu dengan sikap tasamuh (toleransi) seperti yang diajarkan prinsip bersosial di Nahdlatul Ulama (NU). Saling memahami antarkelompok ini menjadi penting melalui silaturahim,’’ terang suami Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah itu.
Baca Juga
Ketika NU Memilih Jalan Lain
Titik temu perbedaan NU dan Muhammadiyah, misalnya, terutama dalam menyikapi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari sejak dulu hingga sekarang. ’’Karena keduanya merupakan founding father NKRI. Salah satu tujuan didirikan NU bagaimana membangun nation state yang menyejahterakan umat. Oleh karena itu, NU tidak pernah absen di dalam peristiwa-peristiwa bersejarah terkait dengan NKRI,’’ tegasnya.
Sebelum kemerdekaan, lanjutnya, NU menjadi inisiator dan masuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Setelah kemerdekaan, sebelum masuk 1 tahun merdeka ada agresi Belanda, NU tampil mengeluarkan maklumat Resolusi Jihad melalui Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, salah seorang pendiri NU.
Tak hanya itu. Pada 1965 juga tampil di depan. ’’Saat reformasi juga hadir. Sinergi NU dan Muhammadiyah mampu mengantarkan dua tokoh NU dan Muhammadiyah di MPR dan sebagai presiden. Saya tidak tahu, apa akan terulang sinergi yang lebih besar dari 1999,’’ ungkapnya bertanya.
Di bagian akhir, Gus Mas’ud mengutip kelakar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2000-2010 KH Hasyim Muzadi. ’’NU dan Muhammadiyah itu seyogyanya sepasang sandal jepit, harus beriringan,’’ tutupnya disertai senyum.
Pewarta: Singgih Aji Purnomo
Terpopuler
1
PAC Muslimat NU Mekar Baru 2025-2030 dan 7 Ranting Dilantik, PC Agendakan Pengajian Akbar dan Lomba
2
Berikut Pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dalam Mengambil Ilmu Agama
3
Khutbah Jumat: Berhijrah dengan Meninggalkan yang Dilarang Allah
4
Membayangi Kematian
5
LP PCNU Tangsel Masih Menggodok Tindak Lanjut Potensi Sinergi Air Minum dalam Kemasan
6
Garuda Hadapi Saudi-Irak pada Putaran Keempat, Ini Kata Ketum PSSI
Terkini
Lihat Semua