Nasional

Ketum PBNU Siap Gaspol Lanjutkan Agenda Konsolidasi

Rabu, 5 Februari 2025 | 15:36 WIB

Ketum PBNU Siap Gaspol Lanjutkan Agenda Konsolidasi

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (5/2/2025) siang. (Foto: NUO/Suwitno)

Jakarta, NU Online Banten

Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengaku telah siap untuk melanjutkan agenda konsolidasi yang sebelumnya telah dirancang pada tahapan pertama hingga keempat. Saat ini, katanya, telah masuk fase keempat yaitu melanjutkan agenda. Hal itu disampaikan Gus Yahya—sapaan akrabnya-- saat pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (5/2/2025) siang.



"Semua telah berhasil telah kita laksanakan dengan baik dan sambil meneruskan berbagai macam agenda yang memang sudah berjalan dengan baik, maka saat ini kita masuk fase keempat yaitu fase gaspol untuk melaksanakan agenda-agenda Nahdlatul Ulama," katanya disambut tepuk tangan para peserta.



Gus Yahya menerangkan, fase agenda konsolidasi ini telah dijalankan tanpa henti dengan mengerahkan segala daya kekuatan sejak awal kepengurusan. "Kita ini mulai dari fase konseptualisasi design-design yang hendak kita kembangkan. Fase kampanye untuk membangkitkan semangat baru, untuk membangkitkan moral seluruh jajaran kader dan warga Nahdlatul Ulama," jelasnya.

 


Dia mengungkapkan, bersama jajarannya telah melaksanakam secara besar-besaran melalui rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU dan disusul dengan konsolidasi pelaksanaan dari berbagai design yang dibuat untuk menemukan model strategi implementasinya.



"Alhamdulillah ini bertepatan dengan pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan kita tidak menunggu terlalu lama untuk segera berkonsolidasi juga segera bergabung di dalam kerangka kerja dari pemerintahan baru ini dengan visi yang telah ditetapkan yang disebut dengan Asta Cita itu," jelasnya.

 

Pada kesempatan itu, Gus Yahya menandangani nota kesepemahaman (MoU) dengan tiga menteri dan tiga lembaga tinggi negara. Pertama, menandangani soal hak asasi manusia (HAM) bersama Wakil Menteri HAM Mugiyanto. Kedua, menandangani MoU soal pekerja bersama Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.



Ketiga, penandatanganan MoU soal ketahanan negara dengan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Tb Ace Hasan Syadzili. Keempat, penandatanganan MoU soal pangan dengan Dirut Perum Bulog Wahyu Suparyono. Kelima, penandatanganan MoU soal makan bergizi gratis (MBG) dengan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. Keenam, penandatanganan MoU soal pengembangan perempuan anak dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi.


’’Alhamdulillah kita telah kesepatakan-kesepatan kerja sama yang telah lama dan terus berlangsung, dan kesempatan baru. Kita telah tanda tangani nota-nota kesepahaman yang baru,” katanya.


Sebelumnya telah melakukan nota kesepahaman dengan Menteri Koordinator Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji saat Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama di Hotel Bidakara, Jakarta, pada 31 Januari 2025.


Gus Yahya juga mengajak kepada warga NU untuk bekerja keras dan saling bahu membahu untuk mewujudkan visi dan misi Nahdlatul Ulama. “Sesudah ini, kerja keras tidak akan pernah jauh dari kita semua. Saya meminta keseiapan dari semua untuk menyiapkan diri untuk bangkit bekerja tanpa henti mewujudkan visi NU,” tegasnya, dilansir NU Online.


Seperti diketahui, Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar Munas dan Konbes NU 2025. "Dengan ucapan bismillahi tawakkaltu alallah la haula wala quwwata illa billah, Munas-Konbes pada hari ini yang disenggarakan PBNU 2025 kami nyatakan dibuka," ujar Kiai Miftach. Kiai Miftach mengatakan, hari lahir  ke-102 ini dibuat sebagai titik tolak bagaimana tinggal landas bersaing dengan baik, fastabiqul khairat dengan organisasi lain. "Di samping itu, terus mempererat persatuan, persaudaraan agar Indonesia ini terus mendapatkan keberkahan dan rakyat sejahtera serta pemerintah bisa membawa Indonesia keluar dari jeratan kemiskinan yang ekstrem," ucapnya.


Kiai Miftach berharap dari Munas dan Konbes 2025 ini banyak hasil yang bermanfaat sekaligus berguna untuk kepentingan masyarakat khususnya bidang ekonomi keumatan yang selama ini masih kedodoran. "Kalau pendidikan dan kesehatan alhamdulillah terus naik dan terus meningkat. Tinggal ekonomi keumatan terus diperhatikan lebih dari hal-hal yang lain," terangnya.


Turut hadir Wakil Rais Aam KH Afifuddin Muhadjir, Katib ‘Aam KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU yang juga Menteri Sosial Saifullah Yusuf, serta para alim ulama dari unsur syuriyah dan pengurus tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama  (PWNU) dari seluruh Indonesia.


Sebagai informasi, Munas dan Konbes NU merupakan forum musyawarah tertinggi kedua setelah Muktamar NU yang bertujuan untuk menghasilkan putusan-putusan strategis dengan fokus utama kemaslahatan umat. Sebelumnya, sebagai bagian dari Harlah Ke-102 NU, PBNU telah melaksanakan dua agenda. Kongres Pendidikan dan Kongres Keluarga Maslahat NU. Kongres Keluarga Maslahat NU dirangkai dengan Festival Keluarga Indonesia. (R Jannah, Haekal A, Suci A)