KH Chalwani-KH Ali Masykur Musa Pimpin JATMAN 2024-2029
Sabtu, 21 Desember 2024 | 21:13 WIB
Boyolali, NU Online Banten
Kongres Ke-13 Jam'iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, memilih KH Achmad Chalwani dan KH Ali Masykur Musa sebagai rais dan mudir 'aali JATMAN periode 2024-2029. Setelah dimusyawarahkan dalam sidang Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) oleh 9 ulama, kemudian disahkan dalam Sidang Pleno Kongres JATMAN Ke-13. Usai terpilih, keduanya memberikan sambutan singkat.
Diawali sambutan Kiai Ali, yang mengungkapkan pentingnya mencari wasilah. "Carilah wasilah. Apa wasilah itu? Yaitu guru kita, mursyid kita. Cara mencarinya harus bersungguh-sungguh agar kita menjadi muflihun atau orang-orang yang beruntung," kata dia, dilansir NU Online.
Jalan yang lurus tersebut, lanjut Kiai Ali, tiada lain adalah dengan bertarekat. Tarekat adalah jalan yang bisa mengantarkan kita kepada keselamatan. "Ini yang kita cari, mari kita sebar luaskan. Karena ini tarekat sejati. Bahagia sejati tiada lain diperoleh melalui tarekat ini," ungkapnya.
Ditambahkan, tarekat juga menjadi mata rantai dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. "Itu yang akan menjadi pegangan kita semua," jelas pengasuh Pondok Pesantren Al-Maskuriyyah Pasulukan Thariqah Naqshabandiyah Khalidiyah Jakarta itu.
Sementara Rais 'Aali terpilih Kiai Chalwani menjelaskan, sejarah singkat perjuangan tarekat di Indonesia. "Banyak sekali tokoh-tokoh bangsa ini yang mengamalkan tarekat. Moh Hatta, Pangeran Diponegoro, dan lainnya mereka ini para pengamal tarekat," kata pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo, Jawa Tengah, itu. Istilah Rais dan Mudir 'Aali ini merupakan penyesuaian yang disepakati pada Kongres Ke-13 JATMAN yang mengubah istilah sebelumnya, rais dan mudir ‘aam.
Sebelumnya, Rais ’Aam PBNU KH Miftachul Akhyar secara resmi membuka Kongres Ke-13 JATMAN di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Pembukaan kongres ditandai dengan pemukulan bass drum oleh Kiai Miftach, yang didampingi oleh Wakil Rais ’Aam KH Anwar Iskandar, Katib ’Aam KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Ketua Panitia KH Ali Masykur Musa.
Dalam khutbah iftitahnya, Kiai Miftach menegaskan bahwa PBNU menyerahkan mekanisme pemilihan pimpinan JATMAN kepada peserta kongres. "PBNU di dalam menyelenggarakan dan memfasilitasi Kongres Ke-13 ini tidak ada kepentingan apa-apa. Bukan karena masalah yang sekarang ini sedang ribut masalah nasab," jelasnya.
Kiai yang juga pengasuh Pesantren Miftahus Sunnah Surabaya ini memberikan alasan bahwa PBNU mempunyai mekanisme dan aturan yang jelas. “Karena kita sudah punya jalur yang jelas, rel yang sudah jelas, di mana terminal-terminal, stasiun-stasiun kita harus berhenti. Kita tidak terganggu dengan masalah itu,” jelasnya. Kiai Miftah menutup khutbahnya dengan harapan agar kongres ini dapat berjalan sesuai dengan rel yang sebenarnya.
Sedangkan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa Kongres Ke-13 JATMAN adalah kongres reguler yang merupakan bagian dari mekanisme rutin organisasi. "Saya menegaskan kembali bahwa Kongres ke-13 JATMAN yang kita mulai hari ini adalah kongres reguler, kongres yang biasa, bagian dari mekanisme rutin keorganisasian JATMAN yang dilakukan secara berkala di setiap akhir masa bakti kepengurusan," ujarnya.
Gus Yahya--sapaan KH Yahya Cholil Staquf-- juga mengatakan, berorganisasi membutuhkan aturan yang perlu ditata. "Karena konsolidasi nizam (aturan) ini jelas merupakan sesuatu, merupakan syarat yang tidak bisa ditawar di dalam perjuangan untuk mulia. Tidak mungkin kita berjuang tanpa nizam, mustahil perjuangan bisa dijalankan tanpa nizam yang baik," imbuhnya.
Seperti diketahui, Sidang Pleno III Kongres Ke-13 JATMAN menetapkan 9 orang Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) yang akan memilih rais 'aali dan mudir 'aali periode 2024-2029 dalam tubuh organisasi tarekat di bawah naungan NU ini. Sembilan anggota AHWA yang ditetapkan peserta dalam sidang pleno adalah KH Anwar Iskandar (unsur PBNU), KH Masyhuri Malik (unsur PBNU), KH Achmad Chalwani Nawawi (unsur mursyid), KH Fathul Huda (unsur mursyid), KH Ali Qhoishor (unsur mursyid), KH Zainal Arifin Ma'sum (unsur Idarah Wustho Jawa Tengah), KH Mushtofa Badri (unsur Idarah Wustho Jawa Timur), KH Zamzami (unsur Idarah Wustho Jawa Barat), dan KH Syamsudin (unsur Idarah Wustho Sumatera Selatan). Pimpinan Sidang Pleno III Kongres JATMAN Ke-13 KH Sarmidi Husna menyampaikan, 9 anggota AHWA tersebut sudah dimusyawarahkan.
Sementara itu, Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani, cucu ke-25 Syekh Abdul Qodir Jilani, seorang ulama, sufi, dan pendiri Tarekat Qadiriyah yang hidup sekitar 1077-1166 M menjadi pusat perhatian dalam pembukaan Kongres XIII JATMAN di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Dikenal sebagai ulama sufi terkemuka dari Irak, Syekh Fadhil hadir mengenakan baju putih dibalut gamis serta imamah hijau yang melilit di atas kepalanya.
Kehadirannya disambut dengan alunan mars Ya Lal Wathon yang dimainkan marching band Ajendam IV Diponegoro. Peserta kongres yang telah memenuhi ruang acara menyambut antusias kedatangannya pada pukul 14.15 WIB. Syekh Fadhil memasuki ruang pembukaan kongres bersama tokoh penting Nahdlatul Ulama, seperti Rais ’Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Katib ‘Aam PBNU KH Akhmad Said Asrari dan para tokoh tarekat al mu’tabarah an-Nahdliyah seperti KH Achmad Chalwani Nawawi, KH Rohimudin Al Bantani, KH Fathurrahman, KH Abdul Hadi Al Muthohar, dan sejumlah tokoh lain. Sebelumnya, Syekh Fadhil juga pernah menghadiri peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama di Sidoarjo, pada Februari 2023.
Syekh Abdul Qodir al-Jilani adalah urutan ke-19 dari mata rantai emas mursyid Tarekat Qadiriyah. Garis diketahui berasal dari Ali bin Abi Thalib, Al-Husain, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Musa al-Kadzim, Ali ar-Ridha, kemudian melalui Ma'ruf al-Karkhi, Abul Hasan Sarri as-Saqati, Junaid al-Baghdadi, Abu Bakar as-Syibli, Abul Fadli Abdul Wahid at-Tamimi, Abul Faraj at-Tartusi, Abul Hasan Ali al-Hakkari, Abu Sa'id Mubarak al-Makhzumi, dan Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir al-Jilani. (Ajie Najmuddin, Ahmad Mundzir, Ahmad Naufa)
Terpopuler
1
Dakwah Harus Berbentuk Aksi Nyata, Bukan Hanya Berhenti di Atas Mimbar
2
Temui Menkum, Mudir 'Ali Sampaikan Keabsahan JATMAN 2024-2029
3
Sampaikan Belasungkawa, Presiden Prabowo Ingat Momen Paus Fransiskus ke Jakarta
4
Khutbah Jumat: Balasan Kebaikan Adalah Kebaikan Selanjutnya
5
Ketum PBNU Respons Kritik AS soal Aturan Sertifikasi Halal di Indonesia
6
Sampaikan Dukacita, Ketum PBNU Kunjungi Kedubes Vatikan
Terkini
Lihat Semua