• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Selasa, 30 April 2024

Nasional

LF PBNU Prediksi 1 Syawal 1445 H Jatuh 10 April 2024, Tetap Tunggu Ikhbar PBNU dan Keputusan Sidang Isbat

LF PBNU Prediksi 1 Syawal 1445 H Jatuh 10 April 2024, Tetap Tunggu Ikhbar PBNU dan Keputusan Sidang Isbat
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. (Foto: NUO)
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. (Foto: NUO)

Banten, NU Online Banten
Ramadhan 1445 Hijriah segera berlalu. Umat Muslim kini tengah mempersiapkan datangnya 1 Syawal. Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menyampaikan perhitungan terkait awal bulan Syawal 1445 H/2024 M.



Seperti dilansir NU Online, menurut perhitungan data Lembaga Falakiyah PBNU, 1 Syawal 1445 H diprediksi jatuh pada Rabu Pahing (10/4/2024). Hasil ini didasarkan pada hasil perhitungan falakiyah atau astronomi yang juga tercantum dalam almanak resmi PBNU.



“Menurut hasil perhitungan falakiyah LF PBNU, sebagaimana tertera dalam almanak resminya, 1 Syawal bertepatan Rabu Pahing 10 April 2024,” tutur Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa kepada NU Online, Senin (8/4/2024).

 

Dia menjelaskan, mekanisme penentuan awal bulan syar'iyah oleh PBNU melibatkan rukyatul hilal setelah dilakukan perhitungan atau hisab sebagai upaya prediktif. Rukyatul hilal merupakan verifikasi untuk melengkapi persyaratan ilmiah dalam konteks saintifik dan syar'iyah dalam konteks keagamaan.



Kendati LF PBNU telah melakukan perhitungan untuk tahun hijriah, hal itu hanya merupakan tahap prediksi saintifik dan belum memenuhi persyaratan syar'iyah sebagaimana dikehendaki oleh ajaran agama.

 

“Maka, meskipun LF PBNU telah melakukan perhitungan atau hisab untuk tahun berapa pun yang diinginkan, itu baru tahap prediksi saintifik dan belum memenuhi persyaratan syar'iyah sebagaimana dikehendaki oleh pesan nash (Al-Qur'an dan as-Sunnah atau hadits),” papar kiai asal Kudus, Jawa Tengah, itu.


Secara organisasi, Kiai Sirril menegaskan bahwa LF PBNU akan menunggu keputusan dari Sidang Isbat Pemerintah dan di internal NU melalui Ikhbar PBNU. Proses ini melibatkan penerimaan laporan rukyatul hilal dari berbagai titik pantau hilal di seluruh Indonesia yang dikoordinasi oleh LF PBNU.

 

“Di internal NU akan dilakukan Ikhbar PBNU oleh petinggi NU yg nanti ditandatangani oleh rais ’aam syuriyah dan ketua umum, setelah menerima laporan rukyatul hilal dari berbagai titik pantau hilal di seluruh Indonesia,” jelas Kiai Sirril.



Sementara itu, LF PBNU mengeluarkan data hilal awal Syawal 1445 H pada Rabu, 29 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 9 April 2024 M. Dirilis dari laporan “Hilal Awal Syawal 1445 H”, data LF PBNU meliputi ketinggian hilal, elongasi, waktu ijtima’, lama hilal, keadaan hilal, letak hilal, hingga matahari.    


Ketinggian hilal

Tinggi hilal mari’e atau irtifa’a adalah busur yang ditarik tegak lurus dari ufuk toposentrik (mar’ie) menuju titik zenith hingga tepat berujung di pusat cakram bulan. Tinggi hilal terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024 M berada di Kota Merauke, Papua Selatan dengan tinggi +4 derajat 52 menit, sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh dengan tinggi +7 derajat 28 detik.



Elongasi

Elongasi adalah busur yang ditarik dari pusat cakram matahari secara langsung menuju ke pusat cakram bulan secara geosentrik (haqiqy). Elongasi terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024, sebesar 8 derajat 30 menit di Kota Merauke, Papua Selatan dan sampai dengan 10 derajat 19 menit derajat di Kota Lhoknga, Aceh.
 


Lama hilal

Lama hilal adalah lamanya hilal di atas ufuk mar’ie dari sejak terbenamnya matahari hingga terbenamnya bulan. Adapun lama hilal di atas ufuk pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024, mulai 23 menit 19 detik di Kota Merauke, Papua Selatan sampai dengan lama hilal 32 menit 46 detik di Lhoknga, Aceh.

 


Ijtimak atau konjungsi

Ijtimak atau konjungsi bulan-matahari adalah sejajarnya matahari dan bulan dalam satu garis bujur ekliptika yang sama secara geosentrik (haqiqy), yakni jika ditinjau dari titik pusat bumi (bukan permukaan bumi). Kendati menempati bujur ekliptika yang sama, pada saat ijtimak kali ini tidak terjadi gerhana matahari karena kedua benda langit menempati garis lintang ekliptikanya masing–masing. Ijtimak bulan awal Syawal 1445 H ini terjadi pada Selasa Legi 9 April 2024 M pukul 01:22:49 WIB jika merujuk titik lokasi Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

 


Kedudukan dan keadaan hilal

Kedudukan hilal adalah busur yang ditarik sejajar dari ufuk dari titik pangkal garis tinggi yang tegaklurus ufuk toposentrik menuju pusat cakram matahari hingga berujung di titik di mana pangkal garis irtifa’ hilal berada pada saat matahari terbenam. 



Disebut juga as-simtu relatif Matahari dan hilal. Kedudukan hilal pada 9 April 2024 berada pada posisi 5 derajat 47 menit 08 detik utara matahari. Keadaan hilal adalah kemiringan sabit bulan sempurna. Jika berada di sebelah selatan matahari, maka kemiringan hilal adalah ke selatan, demikian sebaliknya. Keadaan hilal pada 9 April 2024 miring ke utara.



Letak matahari dan hilal

Letak Matahari adalah busur yang ditarik sejajar ufuk dari titik barat sejati ke titik pangkal garis tinggi yang tegaklurus ufuk toposentrik menuju pusat cakram matahari saat terbenam. Sementara letak hilal adalah busur yang ditarik sejajar ufuk dari titik barat sejati ke titik di mana pangkal garis irtifa’ hilal berada pada saat matahari terbenam. Disebut juga as-simtu matahari dan as-simtu hilal.  

Letak matahari pada 9 April 2024 berada pada 7 derajat 48 menit 03 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal berada pada 13 derajat 35 menit 11 detik utara titik barat. (Nuriel Shiami Indiraphasa)


Nasional Terbaru