• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 13 Mei 2024

Nasional

Rais 'Aam PBNU Doakan Presiden-Wapres Terpilih, Prabowo Kagum Kepimmpinan NU

Rais 'Aam PBNU Doakan Presiden-Wapres Terpilih, Prabowo Kagum Kepimmpinan NU
Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (kiri) dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengapit Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029, saat Halal bi Halal PBNU di Halaman Gedung PBNU Jakarta, Ahad (28/4/2024). (Foto: NU Online/Saiful Amar)
Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (kiri) dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengapit Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029, saat Halal bi Halal PBNU di Halaman Gedung PBNU Jakarta, Ahad (28/4/2024). (Foto: NU Online/Saiful Amar)

Banten, NU Online Banten

Ada yang menarik saat Halal bi Halal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Halaman Gedung PBNU, Jakarta, Ahad (28/4/2024).  Yakni, kehadiran Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, presiden terpilih dan wakil presiden (wapres) terpilih  2024-2029. Pada kesempatan tersebut Rais ’Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengajak para pengurus NU untuk mendoakan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka agar senantiasa menjadi pemimpin yang amanah dan adil ke depan. “Kita doakan beliau bisa menjalankan amanah yang besar, yang berat, penuh tantangan ini, sukses,” katanya dilansir NU Online.



Kiai asal Surabaya, Jawa Timur, itu mengutip perkataan Imam Ahmad bin Hanbal yang mengatakan, jika dirinya punya doa yang mustajab (terkabul), doa itu akan dihadiahkan kepada pejabat, kepada pemerintah, pada penguasa. Karena, lanjut Kiai Miftach, kalau pemimpin didoakan dengan doa yang terkabul, lalu melaksanakan tugas dengan baik, maka yang merasakan adalah rakyat semuanya. 
"Sebab, inti daripada kekuasaan tidak lain adalah kemaslahatan untuk rakyat. Jika maslahat untuk rakyat, maka itulah ruhnya para pemimpin," terang Kiai Miftach.  


Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini juga mengutip riwayat lain yang menekankan betapa luar biasanya kedudukan seorang pemimpin, apalagi yang adil.  “Apalagi (adil) dalam 5 tahun, maka yang ada adalah berkah, berkah, berkah, maka dengan kekayaan yang dimiliki negara kita, keberkahan akan semakin nyata,” jelasnya. 



KH Miftachul Akhyar juga menjelaskan bahwa halal bi halal berlangsung setelah melaksanakan Idul Fitri yang diawali puasa Ramadhan. Sedangkan puasa Ramadhan adalah sarana untuk mengenali diri.  “Kalau kita ingin mengenali siapa diri kita ya Ramadhan itu karena saat itulah otoritas kerohanian, mentalitas mengatur mengendalikan kekuatan fisik dan materi,” katanya. 

Ibadah puasa, menurutnya, adalah membiasakan yang tidak biasa dengan harapan semoga Allah menganugerahkan hal-hal yang tidak biasa karena selama ini yang diminta adalah hal-hal yang biasa.  “Karena sebulan mampu melakukan yang tidak biasa menurut nafsu dengan harapan memperoleh hal-hal yang luar biasa di dalam kehidupan,” kata Kiai Miftach.



Sedangkan Prabowo mengaku kagum melihat kepemimpinan Nahdlatul Ulama saat ini, yang konsepsionalnya jauh ke depan. Dia menyebut bahwa Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf layak menjadi murid Gus Dur—KH Abdurrahman Wahid, cucu pendiri NU--, mengingat pemikirannya yang visioner, sama halnya seperti Gus Dur yang juga maju dan progresif. “Gus Dur juga kepemimpinannya jauh ke depan,” ujarnya pada acara Halal bi Halal PBNU di Gedung PBNU, Jakarta, Ahad (28/4/2024).



Lebih lanjut Prabowo mengatakan bahwa dirinya pernah menjadi tukang pijat Gus Dur dan masuk ke dalam kamar tidur Gus Dur. Baginya itu merupakan sebuah kehormatan besar. “Saya punya kehormatan dulu, saya adalah tukang pijatnya Gus Dur. Benar nggak Gus Ipul (Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf), saksi kan?” terangnya sembari melihat Gus Ipul.



“Kehormatan bagi saya, boleh masuk kamar tidurnya Gus Dur, dari mayor sampai jenderal, terima kasih Nahdlatul Ulama, bersama-sama kita bangun bangsa Indonesia,” imbuhnya.



Dalam kesempatan tersebut dia mengungkapkan optimisme dalam menghadapi situasi yang tidak mudah, dengan dunia yang dipenuhi oleh ketidakpastian. Namun, dia meyakini bahwa jika Indonesia bersatu dan pemimpin-pemimpinnya bersatu dalam kerja sama, maka akan dapat menghadapi tantangan dan membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.



Dia juga menyampaikan terima kasih atas kehormatan besar yang diberikan kepadanya untuk hadir di acara Halal bi Halal PBNU dan diakui sebagai keluarga Nahdlatul Ulama. “Memang saya merasa dekat dengan NU dari sejak muda, karena kalau orang bertanya kenapa seorang prajurit atau seorang tentara itu dekat sama kiai? Sebenarnya itu sangat-sangat sederhana, karena seorang prajurit itu dari muda sering dikirim ke daerah berbahaya menghadapi maut,” terangnya.



Prabowo menjelaskan bahwa kiai adalah orang yang dicari ketika seseorang menghadapi kematian. Mantan danjen Kopassus itu menambahkan bahwa tidak perlu heran mengapa dia dekat dengan NU, karena kebetulan banyak kiai di sekitar tempatnya bertugas di Jawa Barat yang berasal dari NU. “Jadi di situ secara alamiah dan ini saya kira berlaku Pak Kapolri, Pak Panglima TNI kita ini profesinya selalu menghadapi bahaya, maka tidak aneh polisi dan tentara itu yang dicari selalu kiai,” pungkasnya. (Abdullah Alawi, Malik Ibnu Zaman)


Nasional Terbaru