Nasional

Rencana Presiden Prabowo Hapus Kuota Impor Bisa Rusak Produk Petani Lokal

Rabu, 16 April 2025 | 14:37 WIB

Rencana Presiden Prabowo Hapus Kuota Impor Bisa Rusak Produk Petani Lokal

Sejumlah petani memanen padi di salah satu area persawahan di Kabupaten Bogor, awal April 2025. (Foto: NUOB/Singgih AP)

Jakarta, NU Online Banten

Pakar Pertanian dari Universitas Gadjah Masa (UGM) Subejo menilai rencana Presiden Prabowo Subianto menghapus kuota impor untuk semua komoditas berpotensi menghancurkan produk pangan dalam negeri. “Ini sangat kacau. Kalau kuota impor tidak diatur, bisa bahaya sekali kalau tidak hati-hati, karena bisa merusak hasil produksi petani lokal,” ujarnya kepada NU Online, Selasa (15/4/2025).


Prabowo, lanjutnya, menganggap bahwa dengan dibukanya impor secara terbuka akan membuat petani lokal semakin kompetitif. “Memang bisa petani kita (Indonesia) kompetitif? Kalau tidak, ya bisa hancur,” tegasnya.


Dia menyoroti bahwa warga Indonesia belum semua memiliki rasa cinta terhadap produk lokal. Tidak seperti warga Jepang dan Korea Selatan yang setia membeli produk lokal meski harganya lebih mahal dari barang impor. Warga Indonesia juga lebih memilih produk dengan harga yang murah tanpa mempertimbangkan asal produknya. “Konsumen kita itu belum memikirkan datang dari mana (barangnya), yang penting murah, ya dibeli,” ucapnya.


Dia mencontohkan, ketika beras Thailand dan Vietnam masuk ke pasar Indonesia yang bersaing dengan beras lokal, warga akan memilih beras Thailand dan Vietnam karena harganya yang lebih murah. “Mana yang lebih murah yang akan dibeli masyarakat, masyarakat kita (Indonesia) tidak peduli itu beras diproduksi di mana. Kalau (impor) terjadi ya tidak laku beras Indonesia. Kopi Thailand kan juga lebih murah jika dibandingkan Indonesia,” terangnya.



Dosen Fakultas Pertanian UGM itu menyarankan supaya pemerintah berhati-hati dalam membuka kuota impor terutama pada bidang pangan. “Kalau mau dibuka komoditas yang tidak bisa kita produksi, bolehlah dibuka,” ucapnya.


Subejo mencontohkan di antaranya gandum, ikan salmon, kiwi, dan beberapa jenis daging. Sedangkan komoditas yang mampu diproduksi di Indonesia dengan jumlah yang besar tidak perlu dibukakan impor. Di antaranya beras, jagung, dan kedelai. “Itu kalau mau dibuka, ya kuota impornya diatur. Misal hanya 20 persen, lalu dikurangi jadi 10 persen, sambil memperbaiki produksi pangannya yang masih kurang,” terangnya.


Pada kesempata itu, dia juga menyoroti rencana Prabowo menghapus kuota impor dengan kondisi global terkini ketika Amerika Serikat sedang membuat kebijakan kenaikan tarif impor ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. “Prabowo ingin mengambil hatinya Amerika. Jadi Indonesia membuka pasar bebas supaya menarik Amerika dan membebaskan negara-negara yang ingin berjualan di Indonesia. Tetapi itu bisa bahaya sekali kalau tidak hati-hati, karena sangat bisa merusak produk pangan dalam negeri,” ungkapnya, dilansir NU Online.



Seperti diberitakan, Prabowo memerintahkan jajaran kabinetnya untuk menghapus kuota impor, terutama barang yang banyak digunakan oleh warga. Menurut dia, adanya kuota impor dapat menghambat kelancaran perdagangan. “Siapa saja boleh impor. Mau impor apa? Silakan buka saja, bebas,” ujarnya saat menghadiri Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).


Prabowo juga meminta Kementerian Pertanian (Kementan) membuka peluang impor pada semua komoditas bagi siapa pun. “Mau impor apa, silakan buka saja. Rakyat kita juga pandai kok, iya kan. Bikin kuota-kuota, abis itu perusahaan A, B, C, D yang hanya ditunjuk. Hanya dia boleh impor, enak saja,” katanya. (Rikhul Jannah)