Nasional

Sejumlah Nahdliyin Menerima Bintang Mahaputera

Rabu, 14 Agustus 2024 | 23:16 WIB

Sejumlah Nahdliyin Menerima Bintang Mahaputera

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kiri), Presiden Joko Widodo (dua dari kanan), dan di sebelahnya, Menteri BUMN Erick Thohir di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8/2024). (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online Jakarta

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mendapatkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama dari pemerintah yang disematkan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Selain Gus Yaqut—sapaan Yaqut Cholil Qoumas--, presiden juga memberikan tanda jasa itu untuk kader Nahdlatul Ulama (NU) lainnya, yang terbagi di dalam bentuk penghargaan.



Bintang Mahaputera Adipradana diberikan kepada Ketua Lembaga Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) sekaligus Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU periode 2010-2015 sekaligus Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, dan Rais ‘Aam Jam'iyah Ahlu Thariqah al Mu'tabarah an Nahdiyah sekaligus anggota Dewan Pertimbangan Presiden Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.



Selanjutnya, Bintang Mahaputera Pratama diberikan kepada Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) 2000-2003 sekaligus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas. Bintang Jasa Utama diterima oleh Ketua Pengurus Besar (PBNU) 2022-2023 sekaligus Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) 2014-2019 Nusron Wahid. Bintang Mahaputera Nararya diserahkan kepada anggota PP GP Ansor Koordinator Departemen 2000, Dewan Pembina Lembaga Pertanian (LPNU) Pusat 2012, dan saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid.



Nama-nama tersebut telah ditetapkan melalui sejumlah Keputusan Presiden (Keppres). Yakni Keppres 103/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Jasa Medali Kepeloporan, Keppres 104/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama. Selanjutnya, Keppres 105/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera, Keppres 106/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Jasa, Keppres 107/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma, dan Keppres 108/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang.

 

 

Secara pribadi, Gus Yaqut menyatakan bahwa tanda jasa itu ditujukan bukan hanya untuk dirinya seorang, akan tetapi kehormatan itu untuk kerukunan Indonesia. “Tanda kehormatan ini tentu tidak terlepas dari kepercayaan yang diberikan presiden yang memberi kepercayaan saya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dengan memimpin Kementerian Agama,” katanya melalui siaran pers yang diterima NU Online, Rabu (14/8/2024).



Dikutip dari  X @jokowi, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8/2024), dia menganugerahkan tanda jasa dan tanda kehormatan Republik Indonesia kepada 64 tokoh. ’’Tanda Jasa Medali Kepeloporan dan Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama, Bintang Mahaputera, Bintang Jasa, dan Bintang Budaya Parama Dharma ini dianugerahkan dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-79 Kemerdekaan RI. Penganugerahan ini merupakan bentuk penghormatan atas kontribusi yang telah diberikan kepada bangsa. Semoga ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua untuk selalu memberikan yang terbaik bagi Indonesia.’’ Demikian bunyi di media sosial resmi Jokowi.


Diberitakan sebelumnya,
pemerintah akan memberikan tanda kehormatan untuk KH Ali Manshur Shiddiq, pencipta Shalawat Badar, di Istana Presiden, Jakara, Rabu (14/8/2024). Kabar itu didapatkan dari putra bungsu KH Ali Manshur Shiddiq, Gus Saiful Islam Ali. Dia mengatakan, pihaknya telah dihubungi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur mengenai penghargaan tersebut. "Insyaallah saya akan berangkat ke Jakarta, mendampingi Kiai Syakir, putra sulung Kiai Ali Manshur sebagai ahli waris yang akan menerima tanda kehormatan dari Presiden," kata Gus Saiful kepada NU Online, Senin (12/8/2024).



Gus Saiful mengungkapkan rasa bahagianya mengetahui pemerintah berencana akan memberikan tanda penghormatan tersebut. Baginya, itu menunjukkan bahwa perhatian pemerintah terhadap nilai-nilai keislaman dalam perjuangan bangsa mendapatkan konsen yang khusus.



"Shalawat Badar dipakai untuk menyemangati umat Islam terkhusus kaum Nahdliyin yang waktu itu telah dirongrong oleh kelompok-kelompok yang ingin mengkudeta negara kita ini. "Shalawat Badar dipakai di mana-mana, oleh sebab itu, kita sebagai generasi penerus marilah memakai Shalawat Badar ini sebagai media kita memohon kepada Allah agar kiranya nanti selalu dalam koridor, jalan, dan dijaga oleh Allah," terangnya, dilansir NU Online.



Seperti diketahui, Shalawat Badar yang diciptakan KH Ali Manshur di Banyuwangi pada 1962, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) melalui sertifikat Nomor 2194/F4/KB.08.06/2022 tertanggal 21 Oktober 2022. (Haekal Attar)