Opini

Masjid Tempat Rahmat Perekat Umat

Ahad, 27 Desember 2020 | 15:29 WIB

Masjid Tempat Rahmat Perekat Umat

Nasuha Abu Bakar MA (Pengurus LPTQ Kota Tangerang Selatan)

Oleh : Nasuha Abu Bakar, MA

 

Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa masjid, musala, surau, langgar hanya tempat untuk berkumpul melakukan salat berjamaah. Setelah menunaikan agenda salat berjamaah, tugasnya sebagai seorang muslim sudah dianggap selesai.

 

Sebagian lagi ada juga yang mempunyai pemikiran bahwa salat berjamaah hanya sebagai amalan sunnah yang pada akhirnya karena diposisikan sebagai amalan sunnah maka mereka berasumsi boleh dilakukan atau tidak dilakukan, itu dianggap tidak ada sanksinya.

 

Kadang timbul pertanyaan dalam batin, kenapa pada saat kita melakukan ibadah haji ataupun umrah semangat salat berjamaah di Masjidil Haram, baik di Makkah ataupun di Madinah Al Munawwarah bukan karena pahalanya berlipat ganda, akan tetapi kedua masjid itu memiliki magnet rohani sehingga jiwa raganya sepenuhnya selalu terpaut dengan masjid.

 

Sebagian pengurus masjid kadang sudah merasa berpuas hati pada saat masjidnya sudah dibanjiri oleh kunjungan jamaahnya. Terlebih ketika sudah mampu menggelar sedekah Jum'at dengan menghidangkan shadaqah Jum'at. Kesadaran seperti ini sebenarnya baru sebatas menguatkan fisik semata. Padahal penguatan keyakinan, membangun ketangguhan iman juga tidak kalah pentingnya.

 

Pemegang kebijakan kegiatan masjid di masyarakat disebut takmir masjid sebaiknya memiliki kesadaran yang mendalam bahwa pengurus masjid harus melakukan penguatan keyakinan dan keimanan. Kajian-kajian keislaman seyogyanya menjadi benteng ketahanan keyakinan serta penguatan nilai-nilai ajaran Islam yang sepatutnya dibangun di kalangan para jamaah.

 

Masjid merupakan tempat membangun kesalehan umat dan masyarakat. Masjid bukan sekadar tempat sarana untuk mengakrabkan hamba dengan Allah, tidak sekadar menguatkan ikatan hablumminaallah belaka, akan tetapi masjid juga sebagai sarana yang dapat memfasilitasi jamaah untuk membangun menguatkan ikatan hablumminannas.

 

Sebenarnya ada yang paling utama yang harus dipikirkan oleh setiap takmir masjid yaitu membangun komitmen umat dan masyarakat untuk menjaga, menghidupkan serta memakmurkan sarana ibadah serta menjaga dari faham, pengaruh serta pemikiran yang mudah mempengaruhi perpecahan umat dan masyarakat. Oleh karenanya, pengurus masjid bukan saja harus transparan dalam masalah menajemen keuangan, akan tetapi juga harus transparan dalam masalah konsep ibadah serta menjaga ukhuwah umat dan masyarakat.

 

Untuk menjaga kekokohan dan soliditas umat maka dibutuhkan seorang panutan yang dapat memberikan bimbingan, arahan bahkan teguran bilamana terdapat ketidaksesuaian dengan kebiasaan setempat. Kehadiran seorang guru sangat penting sebagaimana pentingnya seorang sopir yang piawai untuk mengatur lajunya kendaraan supaya sampai ke tempat tujuan dalam keadaan selamat. Itu pesan Ustaz Dzul Birri. Wallaahu'alamu bish shawaab wa ilahil musta'aan.
(Sabiluna Ahad, 27 Desember 2020)

 

Penulis adalah Pengurus LPTQ Kota Tangerang Selatan