• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Sejarah

Ekspedisi Jejak Wali Songo di Champa (Vietnam-Kamboja), Thailand, dan Malaysia (12)

Konon, Ada Benang Merah Kerisik di Pattani, Thailand dan Gresik, Jawa Timur

Konon, Ada Benang Merah Kerisik di Pattani, Thailand dan Gresik, Jawa Timur
Muhammad Abid Muaffan (kanan) dan Baba Ismail Benjasmith (Foto: ist)
Muhammad Abid Muaffan (kanan) dan Baba Ismail Benjasmith (Foto: ist)

DARI Kamboja Muhammad Abid Muaffan menuju Bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand. Sekitar 16,00 waktu setempat, peneliti sanad Al-Qur’an Nusantara, yang melakukan ekspedisi jejak Wali Songo di Champa (Vietnam-Kamboja), Thailand, dan Malaysia, itu naik kereta api  menuju Pattani. Perjalanan hampir 20 jam lamanya.

Beberapa narasumber yang ditemui Gus Abid—sapaan akrabnya—termasuk tokoh setempat Baba Ismail Benjasmith, diketahui, masuknya Islam di Thailand awalnya dari pedagang-pedagang Arab yang singgah di Bangkok saat itu. Dan dari dulu hingga sekarang, Bangkok dikenal dengan agama Buddha.


Sebuah sumber menyebut bahwa Pattani sebelum ditaklukkan oleh Kerajaan Siam bahu membahu dalam perang melawan Kerajaan Burma. Namun, keadaan berbalik, pada perjalanan selanjutnya, Siam menyerang Pattani.   Akhirnya daerah kekuasaan Kerajaan Patani Darussalam satu per satu takluk. Termasuk dearah yang bernama Songkhla (Senggora).


’’Ada ulama dari sana, Syekh Qurra’ Nusantara Tuk Senggora atau Syekh Abdullah bin Muhammad Qasim Assankuri. Sekarang yang dulu bekas kerajaan terbagi tiga provinsi  menjadi 3 provinsi; Pattani, Narathiwat, dan Yala,’’ ungkapnya, Selasa (15/8/2023).


Pattani menyumbang sejumlah ulama besar, termasuk yang masyhur adalah Syekh Dawud bin Abdullah Fatani, mengajar di Makkah sampai wafat di Thaif, Arab Saudi. Kemudian generasi setelahnya, Syekh Ahmad bin Muhammad Zen Fatani, guru ulama Nusantara.  Guru Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama; KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah; termasuk Syekh Muhammad Fahim, kelak menginisiasi NU Malaysia.


Diriwayatkan, Syekh Abdullah bin Muhammad Zen Fatani, yang merupakan kakek dari Wan Shagir meminta kepada murid-muridnya agar pulang dari Makkah ke tanah air masing-masing untuk berjuang demi  kemerdakaan negerinya yang saat itu dijajah. ’’Ada riwayat yang menyebut mereka berjanji di depan Kakbah untuk ikut memperjuangkan nasib bangsanya,’’ tambahnya.


Saat ini, di Pattini keilmuan masih tetap hidup, termasuk  di Pondok Pesantren Ribath Nasrul Muhajirin. ’’Ada sekitar 300 santri yang bermukim di bawah asuhan Baba Ismail Benjasmith. Di sini tenteram dan tenang, sebagaimana pesantren-pesantren di  Jawa.

Dari wawancara dengan Baba Ismail Benjasmith juga menyebutkan, keterkaitan jejak Wali Songo di Pattani. Termasuk nama Kerisik di Pattani dan Gresik di Jawa Timur. Di Panttani juga ada makam yang disebut sebagai kakek Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, yaitu Sayyid Ali Nurul Alam.


Dari penelusuran NUOB, Pattani merupakan salah satu provinsi di selatan Thailand. Masyarakat Melayu setempat menyebut Patani Darussalam atau Patani Raya. Pattani terletak di Semenanjung Melayu dengan pantai Teluk Thailand di sebelah utara. Di bagian selatan terdapat gunung-gunung dan atraksi turisme seperti taman negara Budo-Sungai Padi yang berada di perbatasan Provinsi Yala (Jala) dan Narathiwat (Menara).


Pada awalnya, Pattani merupakan sebuah kerajaan Melayu Islam yang berdaulat, mempunyai kesultanan dan perlembagaan yang tersendiri. Namun pada pertengahan abad ke-19 Patani ditaklukkan Kerajaan Siam. (M Izzul Mutho/bersambung)


Sejarah Terbaru