Nasional

Ketum PBNU Ajak Lanjutkan Warisan Perjuangan Ketua PBNU 2010-2021 KH Imam Aziz untuk Umat

Selasa, 22 Juli 2025 | 07:34 WIB

Ketum PBNU Ajak Lanjutkan Warisan Perjuangan Ketua PBNU 2010-2021 KH Imam Aziz untuk Umat

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf berziarah ke makam KH Imam Aziz di Kompleks Pesantren Bumi Cendekia, Sleman, Senin (21/7/2025) sore. (Foto: TVNU/Junaidi Ghufron)

Sleman, NU Online Banten

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memberikan penghormatan kepada KH Imam Aziz yang wafat Sabtu (12/7/2025). Gus Yahya—sapaan KH Yahya Cholil Staquf—datang berziarah ke makam ketua PBNU 2010-2021 itu di Kompleks Pesantren Bumi Cendekia, Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta, Senin (21/7/2025) sore.



Dalam kunjungannya, Gus Yahya menyebut Kiai Imam sebagai figur penting dalam gerakan keulamaan dan aktivisme Nahdlatul Ulama yang konsisten merawat umat di tingkat akar rumput. "Mari kita lanjutkan warisan perjuangan beliau. Ilmu, ketulusan, dan komitmen pada maslahat umat," ajaknya. Dia berharap seluruh ikhtiar KH Imam Aziz selama hidupnya menjadi mata air keberkahan yang tak pernah kering.


Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya juga memberikan pesan khusus kepada para santri Bumi Cendekia. Dia mengajak untuk menjaga tradisi belajar-mengajar (ta’allum dan tadris) yang selama ini menjadi bagian penting dari pesantren tersebut. "Diabdikan tidak lain untuk mengharap ridha Allah swt," tuturnya, dilansir NU Online.


Dia menutup pesan tersebut dengan doa agar Allah swt memberikan karunia dan keberkahan bagi KH Imam Aziz serta seluruh pihak yang terus melanjutkan perjuangannya.


KH Imam Aziz adalah tokoh penting dalam gerakan kaum muda Nahdliyin. Dia pernah menginisiasi Mubes Warga NU di Cirebon pada 2004 untuk menjaga Khittah Nahdliyin; Pusat Krisis Nahdliyin pada Muktamar Nahdliyin di Boyolali. Dia adalah salah seorang pendiri Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) Jogjakarta dan terkenal karena berbicara tentang rekonsiliasi nasional terhadap penyintas tragedi 1965 dengan membentuk Masyarakat Santri untuk Advokasi Rakyat (Syarikat).  


Saat berada di PBNU, dia mendukung penulisan Ensiklopedia NU (2014) dan berkontribusi besar pada dua permusyawaratan tertinggi NU sebagai ketua pelaksana, yakni Muktamar ke-33 NU di empat pesantren di Jombang pada 2015 dan Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 2021. (M Fathur Rohman)

ADVERTISEMENT BY OPTAD

ADVERTISEMENT BY ANYMIND