Nasional

Setelah Inggris, Giliran PCI Fatayat NU Brunei dan Jerman

Senin, 6 Maret 2023 | 12:48 WIB

Setelah Inggris, Giliran PCI Fatayat NU Brunei dan Jerman

Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah melantik PCI Fatayat NU Brunei, Sabtu (4/3/2023). (Foto: PP Fatayat NU for NU Online Banten)

Tangerang Selatan, NU Online Banten
Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) terus melebarkan sayapnya di luar negeri. Sabtu (4/3/2023), Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Fatayat NU Brunei Darussalaam dilantik. ’’Malam ini melantik PCI Fatayat NU Brunei Darussalaam dan sekaligus melaksanakan up-grading untuk kepengurusan PCI Fatayat NU Brunei Darussalaan,’’ ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah dari Brunei kepada NU Online Banten via WhatsApp, Sabtu (4/3/2023) malam.


Ning Lia—sapaan akrabnya—juga menjelaskan, PP Fatayat NU terus bergerak mendunia,  menguatkan struktur Fatayat NU dunia. ’’Di hari yang sama, PP Fatayat NU juga kembali menguatkan sayap organisasi di Eropa dengan telah membentuk PCI Fatayat NU Jerman,’’ imbuhnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, PCI Fatayat NU Inggris telah terbentuk. ’’Sahabati Ulfa Abdullah sebagai ketuanya,’’ ujarnya, Rabu (22/2/2023) malam.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Istri Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan H Abdullah Mas’ud itu semakin optimistis menatap Fatayat NU ke depan. ’’Saya kira ini menjadi salah satu upaya menuju abad kedua Nahdlatul Ulama. Saya kira Fatayat NU harus mulai berani merambah eksistensinya di negara-negara yang notabene adalah negara-negara Eropa. Negara-negara seperti Amerika sebagai sasaran untuk perluasan kelembagaan, perluasan penyebaran Islam berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah an Nahdliyah,’’ terang komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia itu.


Sekadar diketahui, di antara yang dilakukan PP Fatayat NU saat ini adalah menggenjot kaderisasi. ’’Dari hasil refleksi juga dan melihat kondisi yang ada termasuk di PW dan PC, jargon yang muncul kemudian, menguat bersama, maju bersama untuk perempuan Indonesia dan peradaban dunia,’’ ujar Ning Lia—panggilan karibnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Salah satu yang digarap PP Fatayat NU yang dilantik Desember tahun lalu itu adalah PCI. ’’Sudah ada 11an PCI. Malaysia, Hongkong, Taiwan, Azerbaijan, Yordania, Mesir, Brunei, dan Arab Saudi. Dua terakhir baru terbentuk setelah saya terpilih,’’ terangnya.


Kondisi PCI satu dengan yang lainnya beda-beda. Di Taiwan dan Hongkong misalnya. ’’Itu banyak pekerja migran. Di Mesir, mahasiswa. PCI yang ada tentu butuh didampingi supaya terarah dan merasa diopeni. Ini yang kami bangun saat ini agar gerakannya senada,’’ imbuh perempuan berkaca mata tersebut.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Sebagai gambaran, lanjutnya, beberapa waktu lalu ke Mesir. ‘’Ada kaderisasi. Bersamaan Ansor dan Fatayat, ada 600 kader yang ikut. Setelah itu ke Malaysia. Karena sempat ada persoalan, PCI-nya terancam bubar. Kami mediasi, sekarang jalan lagi. Habis itu, Brunei, bentuk PCI. November tahun lalu sekalian umrah bentuk PCI Arab Saudi. Lanjut Hongkong, kami melaksanakan kaderisasi. Sekarang mau jalan ke Taiwan. Pelantikan sekaligus kaderisasi,’’ terangnya, beberapa waktu lalu.


Dia ingin Fatayat dirasakan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Fatayat, lanjutnya, merupakan organisasi keagamaan yang fokus ke perempuan dan anak. ’’Fatayat itu memberi servis. Tataran bukan idealis. Ikut memberi kontribusi terkait persoalan-persoalan perlindungan perempuan dan anak,’’ jelasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Pewarta: M Izzul Mutho

ADVERTISEMENT BY ANYMIND