JIKA zaman sekarang banyak teknologi dengan kecanggihannya dapat mempermudah manusia menyelesaikan suatu pekerjaan termasuk dalam dunia pendidikan, banyak para penuntut ilmu yang sangat mudah mengakses ilmu pengetahuan tanpa perlu datang ke guru langsung.
Namun kemudahan tersebut yang menjadi ruang para penuntut ilmu tidak lagi merasa lelahnya berjuang dan berkorban dalam mendapatkan ilmu. Karena sesuatu yang didapat dengan mudah, akan cepat mudah pula hilangnya. Oleh karena itu, pentingnya syarat dalam menuntut ilmu agar ilmu yang didapatkan tertanam ke dalam hati dan menjadi manfaat.
Yang paling utama mempersiapkan niat dalam menuntut ilmu yaitu untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang Muslim seperti dalam Surat at-Taubah [9] ayat 122 dan Surat al-‘Alaq [96] ayat 1–5. Rasulullah saw juga memberi penjelasan dalam haditsnya terkait perintah menuntut ilmu. Sebagai contoh, dari Anas bin Malik ra berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda, yang artinya, ”Menuntut ilmu wajib bagi semua Muslim.” (HR Ibnu Majah).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Nah selain memiliki niat, para penuntut ilmu juga harus mempersiapkan 6 hal yang disebutkan Syekh Az-Zarnuji. Di dalam kitabnya menuliskan syair dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Dua bait syair itu berbunyi:
Baca Juga
Pentingnya Menuntut Ilmu
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
اَلا لا تَناَلُ اْلعِلْمَ إِلا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
ADVERTISEMENT BY OPTAD
’’Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu kecerdasan, kemauan/semangat (rakus akan ilmu), sabar, biaya/bekal (pengorbanan materi/ waktu), petunjuk (bimbingan) guru, dan dalam tempo waktu yang lama.’’
Dari syair tersebut sangat jelas, pertama harus memiliki akal sehat yang telah Allah berikan kepada setiap manusia yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kedua, ada kemauan/semangat yang kuat untuk mendapatkan ilmu apa pun baik ilmu duniawi atau ilmu akhirat. Ada sebuah penggalan hadits riwayat Ahmad yang artinya "Barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu."
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Sungguh hadits tersebut memberitahu bahwa betapa sangat pentingnya ilmu bagi kehidupan. Ketiga, sabar dalam mendapatkan ilmu. Tentu harus menjadi penikmat proses, tahan akan lelahnya belajar. Jika tidak, maka akan menanggung perihnya kebodohan. Keempat, seorang penuntut ilmu mesti mempunyai bekal atau biaya untuk mendapatkan ilmu.
Kelima, ilmu akan didapatkan dengan bimbingan seorang guru. Memang di zaman sekarang, penuntut ilmu mudah mendapatkan ilmu yang bersumber dari teknologi yang bisa didapatkan dengan modal kuota, untuk membuka aplikasi dan langsung mendapatkan. Tetapi sangat berbeda jika mendatangi seorang guru. Bukan hanya ilmu yang didapatkan. Lebih dari itu, didikannya dengan penuh keikhlasan agar memiliki karakter yang baik.
Dalam sejarah, para ulama ketika menjadi penuntut ilmu, perjuangan dan pengorbanan dengan mengembara dari daerah satu ke daerah lain, hidup di tempat sang guru, mematuhi semua yang diperintahkan guru. Ini agar mendapatkan keberkahan ilmu.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Poin yang terakhir dalam menuntut ilmu, memerlukan waktu yang lama untuk mempelajari ilmu. Dilakukan sedikit demi sedikit agar membekas di dalam hati. Sampai timbul suatu pertanyaan kenapa kita diwajibkan menuntut ilmu dari buaian sampai ke liang lahat? Jawabannya, karena Allah ingin menunjukkan kebesaran-Nya. Bahwa ilmu itu tidak bisa diraih dengan waktu yang singkat. Jadi, yuk menjalankan poin-poin di atas agar bukan hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi mendapatkan keberkahan dan manfaat dari ilmu yang dipelajari dengan memuliakan guru.
Novi Thusyifa, Mahasiswi UIN SMH Banten
ADVERTISEMENT BY ANYMIND