AL-QUR’AN mengisahkan tentang kesombongan Qarun, sehingga ia dieliminasi ke dalam perut bumi. “Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.” (QS al-Qashash: 81). Ini bukan cerita fiktif atau hayalan, tetapi hikayat otentik otoritatif. Hanya dengan sentuhan keimanan, seorang Muslim akan bertambah kepercaannya atas Firman Allah swt tersebut.
Allah tidak suka kepada orang kaya yang sombong, karena sejatinya, ia tidak mampu mengendalikan semuanya dan masih bergantung kepada Allah. Namun, Allah lebih tidak menyukai kepada orang miskin yang sombong. Apa yang hendak disombongkan ketika ia miskin. Bahkan, Nabi Muhammad mengisyaratkan orang miskin yang sombong kelak di hari kiamat, Allah tidak akan berbicara dan memandang mereka serta Allah akan menyiksa dengan siksa yang pedih.
Baca Juga
Khutbah Jumat: Menanggulangi Kemiskinan
Ciri-ciri orang miskin yang sombong, adalah: pertama, ia enggan berdoa dan beribadah kepada Allah karena Allah swt sangat senang kepada hamba-Nya yang taat dan selalu meminta kepada-Nya. Jika pun orang miskin sombong ini berdoa, ia berdoa tidak sepenuh hati.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Kedua, malas melaksanakan tugas. Ia dihinggapi malas ibadah, bekerja, belajar, dan selalu lalai dalam tugas-tugas pokok sebagai manusia. Semestinya orang miskin harus giat dan sungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan serta cita-cita yang diinginkannya.
Ketiga, suka melanggar aturan. Ia tidak mau tertib, disiplin, serta bertanggung jawab, baik terhadap hal-hal terkait dengan kediriannya atau berkaitan dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Orang miskin sombong tidak akan mau mendengarkan nasihat dari orang lain.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Keempat, ia tidak pandai berterima kasih. Orang miskin wajib berterima kasih atas pemberian dari orang lain, karena jika ia tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidaklah bersyukur kepada Allah.
Pada hakikatnya, semua manusia adalah miskin, di hadapan Allah swt. Tiada yang patut disombongkan. Kekuasaan dan jabatan yang melekat, suatu saat kita akan pensiun. Harta benda yang melimpah ruah, kita akan tinggalkan ketika telah menghadap Sang Khaliq. Ilmu pengetahuan, kepintaran dan kemasyhuran akan sirna ketika kita telah berusia senja. Jika seorang miskin dan sombong, maka sudah tidak lagi yang berharga dari dirinya. Tetapi, jika kita kaya raya, bukan juga lantas kita berhak menyombongkan diri di hadapan manusia yang lainnya. Kesombongan adalah pakaian Allah, bukan pakaian manusia.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Wallahu a’lamu bisshawab.
Kiai Hadi Susiono Panduk, Kolumnis Muslim, Kelahiran Undaan Kidul, Kudus, Jawa Tengah. Alumnus Pondok Pesantren Sabilillah, al-Khoirot dan MA Nahdlatul Muslimin, Kudus, dan Universitas Diponegoro Semarang. Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Lebak, Pengurus MUI Kabupaten Lebak, Dewan Pakar ICMI Orwil Banten, dan Majelis Pakar P2i Provinsi Banten.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND