Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023

Sejarah

Mengenal Tradisi Ziarah Wali Songo, Anak Muslim Champa Mondok di Malang, Jawa Timur

Muhammad Abid Muaffan di depan pintu masuk pondok pesantren di Châu Phong, Tân Châu, Provinsi An Giang, Vietnam. (Foto: Ist)

KALI ini Muhammad Abid Muaffan, peneliti sanad Al-Qur’an Nusantara, yang melakukan ekspedisi jejak Wali Songo di Champa (Vietnam-Kamboja), Thailand, dan Malaysia, sampai di Châu Phong, Tân Châu, Provinsi An Giang, Vietnam.


Baca Juga:
Berawal dari Perintah Maulana Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan


Sebelum sampai ke tempat tersebut, Gus Abid—sapaan akrab Muhammad Abid Muaffan—melakukan perjalanan 11 jam  menempuh jarak sekitar 500 km dari Phan Rang, Nin Tuanh, Vietnam


Baca Juga:
Kapal Bocor, Syekh Jumadil Kubro Bangun Masjid di Kelantan, Mirip Masjid Agung Demak


’’Bertemu dengan kawan kami, Ustadz Abdul Ghani dan mengantarkan rehat dan sekaligus Shalat Jumat di Masjid Jami Adzhar di Châu Phong,’’ ujarnya. An Giang, lanjutnya, termasuk basis Muslim di Vietnam, selain Sai Gon, Dong Nai, Binh Duong, Phung Rang, Tay Ninh, dan Ha Noi, meski secara prosentasi tetap minoritas di Vietnam.


Baca Juga:
Zuriah Syekh Jumadil Kubro juga Banyak di Kelantan dan Pattani, Ada Makam Saudara Tua Sunan Gresik


Ada yang menyebut 1 Muslim per seribu penduduk. Ini disampaikan Ustadz Abdurrahman, alumnus Darul Uloom Deoband, saat bertemu. Dia menyebut Islam di Vietnam 40 ribu dari 100 juta penduduk.


Baca Juga:
Jejak Zuriah Wali Songo di Semenanjung Melayu Konon Memakai Nama Khas


Islam di Vietnam sendiri kebanyakan dipeluk oleh orang Cham. Di An Giang ini, lumayan banyak warga Muslim. Konon setelah Kerajaan Cham kalah perang, banyak warganya pindah, termasuk ke An Giang, yang letaknya di perbatasan dengan Kamboja. ’’Islam di An Giang relatif hidup. Bahkan ada pondok pesantren tahfiz. Ejaan di pintu masuknya adalah Madrasah Tahfiz Al Quran Jamiul Azhar,’’ imbuhnya.


Baca Juga:
Jawi Dinisbahkan Melayu Nusantara, Ada Indonesia, Malaysia, dan Champa

Pesantren tersebut didirikan sekitar 2012. Dulu hanya tempat transit. Pondok kecil. Saat ini sudah ada sekitar 100 orang, tapi orang Vietnam sendiri. ’’Ada beberapa pendakwah dari India yang datang, tapi mereka tidak bisa menginap di sana, juga di masjid. Beda dengan Indonesia. Di sini peraturan dari pemerintah setempat, malam hari masjid ditutup. Jadi yang dari India, tidurnya di hotel, siangnya baru bisa ikut beraktivitas di masjid atau pondok tersebut,’’ tambahnya.


Yang menarik, seperti disampaikan Ustadz Sulaiman. Selain sejumlah Cham Muslim belajar keluar negeri, bahkan ada yang mengenal tradisi ziarah Wali Songo. Ada yang dikirim ke Pujon, Malang, Jawa Timur, untuk mondok.


’’Masjid Jami Adzhar menjadi pusat basis keislaman di sini. Masjid ini didirikan 150 tahun yang lalu, tapi bangunan dibongkar. Bangunan baru ini sekitar 60 tahun. Masjid cukup indah dan menjadi destinasi wisata di sini,’’ tambahnya.


Almaghfurlah KH Ng Agus Sunyoto, penulis Atlas Wali Songo, memaparkan, ada keterkaitan lebih awal. Champa dan Jawa sudah ada kaitannya, terutama dengan Kerajaan Singosari ketika itu, berlanjut Kerajaan Majapahit, dan Wali Songo. Sumber NUOB menyebutkan, bahwa Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) bin Dewi Candrawulan (istri Sayyid Ibrahim Zainal Akbar Asmoroqondi) binti Che Bo Nga (Jaya Simhavarman IV) bin Ratu Tepasi (Ssami Jaya Simhavarman III) binti Prabu Kertanegara (Raja Singosari terakhir).


Sebelumnya disampaikan bahwa Raja Champa sebelum Islam bernama Che Bong Nga. Setelah berganti nama menjadi Sultan Zainal Abidin. (M Izzul Mutho/bersambung)

Editor: Izzul Mutho

Artikel Terkait