• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Banten Raya

FTK UIN Banten Luncurkan Sekolah Moderasi Beragama

FTK UIN Banten Luncurkan Sekolah Moderasi Beragama
FTK UIN Banten Luncurkan Sekolah Moderasi Beragama. (Foto: Istimewa)
FTK UIN Banten Luncurkan Sekolah Moderasi Beragama. (Foto: Istimewa)

Kota Serang, NU Online Banten
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten menyelenggarakan Sekolah Moderasi Beragama (Seragam) yang dirangkai dengan Rapat Kerja Ormawa Fakultas. Mengusung tajuk “Bina Paham Keagamaan Moderat di Kalangan Lembaga Kemahasiswaan FTK UIN SMH Banten", acara dilaksanakan pada Kamis (19/5).

Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN SMH Banten Ali Muhtarom menyampaikan, bahwa kegiatan sekolah moderasi beragama yang dirangkai dengan Raker Ormawa tersebut, menurutnya sangat penting bagi pengurus Ormawa.

“Penguatan dan pengembangan moderasi beragama sangat penting diberikan kepada generasi muda, khususnya para mahasiswa di perguruan tinggi." Ujar Ali Muhtarom.

Katanya, hal tersebut didasarkan pada kondisi ditemukannya hasil riset yang menginformasikan, bahwa konservatisme pemahaman keagamaan, akan berdampak pada sikap intoleransi masih cenderung menguat di kalangan mahasiswa.

"Dari sikap intoleransi ini kemudian ada kecenderungan lagi yang mengarah pada penolakan pada ideologi kebangsaan, sebagai contoh adalah kengganan untuk menerima Pancasila sebagai dasar Negara, bahkan tidak menutup kemungkinan mereka justru ikut larut dalam wacana pendirian khilafah sebagai sistem Negara." Kata Ali Muhtarom.

Wakil Dekan III ini menerangkan, esensi ajaran agama, terutama agama Islam adalah moderat. Namun, Ali Muhtarom mengamati masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami esensi tersebut. Menurutnya, harus dibedakan antara agama yang sudah pasti moderat dengan pemahaman keagamaan.

"Jika ada yang bilang bahwa Islam adalah agama moderat, kenapa harus ada moderasi beragama, tentunya perlu dijawab bahwa yang menyebabkan tidak moderat adalah pemahamannya bukan Islamnya. Inilah tantangan serius saat ini bagi para generasi muda dan para mahasiswa. Sehingga, pembinaan moderasi beragama sangat penting." Terangnya.

Kemudian, Ali mencontohkan beberapa hasil riset yang dirilis seperti survei dari BNPT (2016) ditemukan. Bahwa 26.7% mereka ada yang setuju dengan praktek jihad menggunakan kekerasan. Kemudian, dalam survei berikutnya, April 2017, kepada mahasiswa di 15 provinsi di Indonesia BNPT menemukan bahwa 39% mahasiswa tertarik untuk masuk ke organisasi radikal (mengganti ideologi negara).

Temuan riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta yang dirilis awal Maret lalu, menunjukkan sebanyak 30,16 persen mahasiswa Indonesia memiliki sikap toleransi beragama yang rendah atau intoleran.

"Angka-angka tersebut tentu sangat mengkhawatirkan." Resah Ali Muhtarom.

Sedangkan, lanjut Ali, riset yang lebih baru dilakukan oleh Internasional NGO Forum on Indonesian Development (INFID) yang dirilis Selasa (23/3/2021), menerangkan secara umum persepsi dan sikap generasi muda terhadap intoleransi dan ekstremisme menunjukkan tren penolakan yang cukup tinggi, tetapi mereka masih sangat rentan untuk menjadi intoleran.

Sementara, Dekan FTK UIN SMH Banten Nana Jumhana menambahkan, peluncuran kegiatan yang digagas oleh Wakil Dekan III dengan turunan kegiatan-kegiatan lain ke depan, merupakan program yang positif dan perlu ditingkatkan dalam rangka mendukung program pemerintah, terutama Kementerian Agama dalam penguatan dan pengembangan moderasi beragama bagi mahasiswa, khususnya FTK.

"Sangat penting sekali diberikan kepada generasi muda, khususnya para mahasiswa." Kata Nana Jumhana.

Lebih lanjut, Nana Jumhana mengatakan, bahwa pembinaan moderasi beragama akan melahirkan para intelektual muda yang berwawasan luas mengenai keagamaan dan kebangsaan untuk mewujudkan pemimpin masa depan.

Hal yang serupa disampaikan oleh Wakil Rektor III UIN SMH Banten Hidayatullah, Karena selain mendukung program pemerintah, pembinaan moderasi beragama akan menjembatani munculnya pemikiran-pemikiran ekstrem, baik ekstrem kiri maupun ekstrem kanan. Keduanya tidak selaras dengan prinsip ajaran yang bersifat wasathiyah.

"Kecenderungan munculnya pemikiran ekstrem tersebut saat ini perlu diwaspadai karena akan membahayakan kelangsungan harmonisasi kehidupan berbangsa yang beragam." Tegas Hidayatullah

Segenap pimpinan FTK dan Ormawa hadir dalam peluncuran sekolah moderasi beragama. Nampak Wakil Rektor III UIN Banten Hidayatullah, Dekan FTK Nana Jumhana, Wakil Dekan I Eneng Muslihah, Wakil Dekan II Apud, dan Wakil Dekan III Ali Muhtarom. Selain itu, para Ketua dan Sekretaris Prodi yaitu Prodi PAI, PBA, TBI, PGMI, PIAUD, dan MPI juga hadir dalam acara pembukaan kegiatan tersebut.

Narasumber yang hadir secara luring diantaranya Sespri BPIP RI Achmad Uzair, Ketua Rumah Moderasi Beragama UIN SMH Banten KH Muhammad Ishom, dan Anis Masykhur, Pokja MB Kemenag RI yang menyampaikan materinya secara Daring.


Banten Raya Terbaru