Banten Raya

Gairah NU Tangsel, Perkuat Nilai dengan Pemberdayaan Umat

Ahad, 15 Desember 2024 | 22:48 WIB

Gairah NU Tangsel, Perkuat Nilai dengan Pemberdayaan Umat

Dari kiri, Staf Ahli Wali Kota Tangsel Heli Slamet, anggota DPR H Jazilul Fawaid, dan Ketua PCNU Tangsel H Abdullah Mas’ud setelah menyentuh layar sebagai tanda Kick-Off Harlah Ke-102 NU PCNU Tangsel di Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Ahad (15/12/2024). (Foto: Ist)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jazilul Fawaid mengatakan, posisi Tangerang Selatan (Tangsel) sebagai kota dari awal penting sekali. Sebagai penopang Jakarta, diharapkan juga sebagai penopang untuk pusat. Dan, dia bersyukur, pelan-pelan mulai muncul gairah ke-NU-annya.


’’Mungkin saat ini belum ada pendidikan yang dikelola oleh NU (Nahdlatul Ulama). Saya kira, di kota, minimal punya usaha yang bisa dilihat dan salah satunya koperasi. Ranting-ranting bisa mengidentifikasi ruko kosong, bisa dibuat yang bermanfaat,’’ ujar politisi kelahiran Gresik 53 tahun lalu itu saat Dialog Kebangsaan dan Kick-Off Hari Lahir Ke-102 NU yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel di Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Ahad (15/12/2024).



Jazil juga menekankan pentingnya manajerial yang baik. Tidak harus sesuatu yang besar. ’’Yang kecil-kecil di Tangsel dapat dimanaj. Keperluan ibu-ibu, bapak-bapak, dan keperluan warga. Perusahaan besar di Tangsel diangkat menjadi yang mem-backup akses modalnya. Tidak dalam bantuan saja, mungkin bisa pemberdayaan,’’ terangnya.


Perhatian pemerintah daerah juga tak kalah penting. Terkait Tangsel, tentu pemerintah kota. ’’Saya pikir Pak Wali Kota Tangsel bisa mengarahkan, asal gerak betul. Kalau hibah-hibah terus, nanti mentalnya penghibah terus. Negara banyak memberikan bantuan kepada warganya, hanya tidak termanaj dengan baik. NU saya kira yang bisa menyambungkan memanaj itu. Jangan segan bantu NU, tapi dibina,’’ terangnya.


Dia mencontohkan ekonomi warga NU dibackup, melalui Buminu sebagai koperasi. ’’NU ini organisasi yang lahir sebelum kemerdekaan. Menanamnya sudah lama. Sudah berakar kuat. Bahkan rantingnya ke mana-mana, tapi buahnya jarang-jarang. Dikasih pupuk istilahnya agar buahnya berkembang. Lewat apa, koperasi. Itu cara menguatkan nilai-nilai. Memperkuat nilai dengan cara pemberdayaan umat,’’ jelasnya di hadapan puluhan hadirin yang terdiri atas jajaran PCNU Tangsel, badan otonom dan lembaga NU, serta warga NU.




Sementara itu, Dialog Kebangsaan dengan tema Peran Santri dalam Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan dan Merajut Kebersamaan Umat Beragama menyuguhkan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Setjen Kemenag M Adib Abdushomad dan Direktur pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Basnang Said. (Windi, Mutho)