Rakyat Palestina Mendambakan Perdamaian, Butuh Legitimasi Dunia Internasional
Kamis, 8 Agustus 2024 | 23:40 WIB
Jakarta, NU Online Banten
Menteri Kehakiman dan Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash menyampaikan terima kasih atas upaya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang terus aktif menyuarakan narasi realitas yang terjadi di Palestina. "Berharap agar hubungan antara Indonesia dan Palestina berjalan dengan baik," ujarnya dalam Konferensi Pers di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Tidak hanya itu. Di juga mengharapkan adanya kunjungan balik dari PBNU ke Palestina sebagai langkah lebih lanjut dari kunjungannya ini. Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah Muslim terbesar yang memiliki posisi strategis di Asia Tenggara dan negara-negara Liga Arab.
Oleh karena itu, Indonesia dapat berperan secara signifikan dalam upaya-upaya mendukung kemerdekaan Palestina di kancah Internasional. "Kami sangat percaya pada peran Indonesia dalam menyebarkan narasi yang tepat mengenai isu Palestina dan akan terus mendukung rakyat Palestina dalam perjuangannya," tutur sosok yang lahir di Nuseirat, Gaza ini, dilansir NU Online.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa faksi-faksi seperti Hamas dan Fatah merupakan bagian dari Palestina. Namun, perjuangan mereka bukan berarti merepresentasikan seluruh masyarakat Palestina. "Tidak ada satu faksi atau partai apa pun yang merepresentasikan seluruh masyarakat Palestina karena representasi rakyat Palestina adalah PLO (Palestinian Liberation Organization)," terangnya.
Dia juga berharap, rakyat beserta faksi yang ada di Palestina dapat bersatu di bawah naungan PLO untuk bergerak bersama mewujudkan upaya kemerdekaan Palestina dan menghadapi tantangan dunia, khususnya kekejaman Israel.
Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan mengibarkan bendera putih atas okupasi yang terus terjadi. Sebab, Gaza, Tepi Barat, dan Yerussalem merupakan bagian dari wilayah Palestina. Mereka tidak bisa menerima jika wilayah-wilayah tersebut dipecah belah dan dirampas oleh pihak tertentu.
"Rakyat Palestina mendambakan perdamaian. Namun, perdamaian tidak dapat dicapai tanpa adanya legitimasi dari dunia internasional dan kami membutuhkan peran dari setiap negara di dunia untuk mewujudkan perdamaian ini," tuturnya.
Dalam konferensi pers tersebut, hadir Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Duta Besar Palestina Zuhair Al Shun. Gus Yahya—sapaan KH Yahya Cholil Staquf—menjelaskan, melalui agenda ini, PBNU ingin membantu Palestina untuk mendapatkan ruang yang lebih luas dalam menyuarakan perjuangan kemerdekaannya. "Kami ingin membantu agar suara dari negara Palestina mendapatkan ruang yang lebih luas di Indonesia baik di kalangan masyarakat maupun di kalangan para pengambil kebijakan di negeri ini," jelasnya.
Sebelumnya, Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar didampingi Gus Yahya menerima kunjungan Mahmoud Al-Habbash di ruang kerjanya, Lantai 4 Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (8/8/2024). Usai pertemuan tertutup yang berlangsung selama satu jam, Al-Habbash bersama Dubes Palestina Zuhair Al Shun dan rombongan menikmati jamuan makan siang di ruang rais a'am PBNU. Kegiatan itu dilakukan bersama sejumlah pengurus PBNU.
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla yang ikut hadir, mengatakan, dalam pertemuan itu, Al-Habbash menyoroti hubungan spesial antara NU dan Palestina. Sebab, Imam Syafi'i, yang menjadi panutan warga NU dalam bidang fiqih, lahir di Gaza.
Dalam pertemuan itu, Al-Habbash juga mengingatkan Ibnu Hajar Al-Asqalani, seorang imam besar dalam bidang hadits, berasal dari Kota Asqalan di Palestina. “Jadi hubungan penting seperti ini membuat NU, PBNU dan Palestina sangat spesial,” jelasnya.
Al-Habbash juga mengucapkan terima kasih kepada PBNU yang sudah mengundangnya sebagai perwakilan dari Otoritas Palestina. “(Mahmoud Al-Habbash) berharap pemerintahan Indonesia ke depan yang akan dipimpin presiden terpilih Prabowo Subianto tidak berubah posisinya terhadap Palestina,” jelasnya.
Sementara itu, PBNU dan Otoritas Palestina juga mengadakan Friendship Dinner and Reception atau Makan Malam Persahabatan di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (8/8/2024). Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun hadir dalam pertemuan ini.
Dalam kesempatan ini, Gus Yahya menyampaikan bahwa ikatan Indonesia dengan Palestina adalah ikatan persaudaraan kemanusiaan. "Tekad kita untuk memperjuangkan rakyat Palestina akan menjadi ukuran kelayakan kita sebagai manusia," tegasnya.
PBNU, lanjutnya, akan terus memperjuangkan masa depan rakyat Palestina dengan tatanan internasional yang ada. "Kami percaya bahwa Palestina tetap memiliki masa depan yang megah yang bisa diharapkan oleh rakyatnya, dan kami tidak akan pernah berhenti untuk ikut berjuang bersama rakyat Palestina yang lebih baik," terangnya.
Dia berharap, perjuangan untuk membantu rakyat Palestina akan selalu berlanjut hingga masa depan kemanusiaan terwujud. "Semoga apa yang dilakukan PBNU bisa sedikit membantu perjuangan bangsa Palestina," harapnya.
Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, PBNU melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation. (Afrilia Tristara, Mufidah Adzkia, Suci Amaliyah)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Sosial
2
Khutbah Jumat: Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah
3
Apa Itu Digdaya Kepengurusan yang Diluncurkan PBNU?
4
Kelola NU dengan Efektif dan Efisien, PBNU Luncurkan Digdaya Kepengurusan
5
Ini Kiat Cegah Bahaya Inses, Pendidikan Seksual Usia Dini dan Nilai Agama Jadi Kunci
6
Ini Salapan Khidmat NU Kabupaten Tangerang untuk Hadapi Tantangan Zaman
Terkini
Lihat Semua