• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Rabu, 8 Mei 2024

Keislaman

Bagaimana Cara Merawat Bayi Meninggal sebelum Dipotong Urinya?

Bagaimana Cara Merawat Bayi Meninggal sebelum Dipotong Urinya?
Ilustrasi. (NUO)
Ilustrasi. (NUO)

DI antara keinginan pasangan yang menikah adalah memiliki keturunan. Dan, kelahiran merupakan prosesi kehidupan yang sangat didambakan kehadirannya oleh para orang tua. Tangis bayi sebagai tanda awal kehidupan, biasanya akan disusul dengan tangis bahagia dari kedua orang tua, khususnya ibu. Lelah mengandung selama 9 bulan bahkan lebih, dan sakitnya melahirkan, seolah hilang begitu saja setelah melihat bahwa bayi yang lahir berada dalam kondisi sehat walafiat.  



Hanya berbahagia saja tentunya tidak cukup, karena syariat Islam mengajarkan untuk melakukan rangkaian dzikir dan doa yang patut dilakukan saat bayi baru lahir. Dzikir dan doa ini utamanya dilakukan oleh ayahnya, dan tetap dianjurkan bagi yang lainnya

 


Rangkaian dzikir dan doa tersebut telah dirangkum oleh Sayyid Muhammad bin 'Ali al-Tarimi dalam al-Wasail al-Syafi'ah fi al-Adzkar al-Nafi'ah wa al-Aurad al-Jami'ah (Beirut: Dar al-Ihya al-‘Ilm, 2000), hal. 269, sebagai berikut:  

 


1. Membaca adzan pada telinga bayi sebelah kanan  


2. Membaca ikamah pada telinga bayi sebelah kiri  


3. Membaca doa berikut pada telinga bayi sebelah kanan:

 


اَللّهُمَّ اجْعَلْهُ بَارًّا تَقِيًّا رَشِيْدًا وَأَنْبِتْهُ فِي الْإِسْلَامِ نَبَاتًا حَسَنًا


“Ya Allah, jadikanlah ia (bayi) orang yang baik, bertakwa, dan cerdas. Tumbuhkanlah ia dalam islam dengan pertumbuhan yang baik.”  

 


4. Membaca surat al-Ikhlâsh pada telinga bayi sebelah kanan


5. Membaca surat al-Qadr pada telinga bayi sebelah kanan


6. Membaca ayat QS Ali Imran (3: 36) pada telinga bayi sebelah kanan


وَإِنّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ


“Aku memohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari pada setan yang terkutuk.”   


7. Membaca doa berikut pada telinga bayi sebelah kanan:


أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَآمَّةٍ  وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَآمَّةٍ

 


“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari segala setan, kesusahan, dan pandangan yang jahat.”   

 


Pembaca NU Online Banten yang dimuliakan Allah. Ada pertanyaan begini, seorang bayi yang lahir terus meninggal sebelum dipotong urinya (masyimah). Bagaimana cara merawat mayat tersebut? Haruskah memotong urinya lebih dulu atau tidak?



Muktamar Nahdlatul Ulama ketiga di Surabaya, Jawa Timur, yang dilaksanakan 12 Rabius Tsani 1347/28 September 1928, seperti dikutip dari Juz Awal Ahkamul Fuqaha fi Muqarrarat Mu’tamirat Nahdlatil Ulama, Kumpulan Masalah Diniyah dalam Muktamar Nahdlatul Ulama PBNU, Penerbit CV Toha Putra Semarang, menjawab sebagai berikut:

 


Urinya tidak usah dipotong, bahkan harus dirawat bersama-sama, karena uri tersebut hukumnya suci.

Rujukan: Kitab Syarwani alat Tuhfah Bab Najis


يجهز الميت مع المشيمة ولا تقطع لان مشيئة الادمي طاهرة كما فى الشروانى على التحفة فى باب النجاسة ونصه: والجزء المنفصل ومنه المشيمة التى فيها الولد طاهر من الادمي نجس من غيره . اما المنفصل منه بعد موته فله حكم ميتته بلا نزاع اه.


Wallahu a’lam bisshawab


Keislaman Terbaru