HARI Raya Idul Fitri merupakan momentum yang sangat dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan, tibalah saatnya umat Islam merayakan kemenangan dengan penuh sukacita.
Idul Fitri tidak hanya tentang ramainya gema takbir maupun penuhnya meja makan dengan hidangan khas. Lebih dari itu, Idul Fitri adalah sebuah perayaan yang melambangkan kemenangan spiritual setelah menjalani Bulan Ramadhan dengan penuh ibadah. Di balik perayaan Idul Fitri pun tersimpan banyak hal yang bermakna, seperti kebersamaan, saling memaafkan, rasa syukur, serta waktu untuk mempererat tali silaturahim.
Namun, di balik kegembiraan ini ada baiknya untuk tetap mengamalkan sunah Rasulullah saw yang dapat memperkaya makna perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sunah Rasulullah tidak hanya membawa keberkahan, tetapi juga mengajarkan untuk menjalani hari raya dengan penuh ketaatan dan rasa syukur kepada Allah swt. Dengan demikian dapat merayakan Idul Fitri dengan penuh kebaikan serta keberkahan.
Amalan-amalan Idul Fitri terdiri atas banyak hal. Di antaranya yang disebutkan di dalam hadits:
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا هشيم ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ ، عَنْ حَفْصِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَنَسٍ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُفْطِرُ عَلَى تَمَرَاتٍ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَخْرُجَ إِلَى الْمُصَلَّى. (رواه الترمذي)
الترمذي: أبو عيسى محمد بن عيس بن سورة بن موسى بن الضحاك السلمي الترمذي
Artinya: ’’Dari Anas bin Malik (w. 90 H) bahwa Nabi saw makan beberapa buah kurma di Idul Fitri sebelum keluar menuju tempat shalat.’’ {(HR Tirmidzi) 209 H - 279 H) 70 tahun}
Istifadah:
Anjuran makan atau minum sebelum Shalat Idul Fitri menjadi amalan sunnah, karena Rasulullah saw melaksanakan hal tersebut. Seperti yang disebutkan Ibnu Rusyd dalam kitabnya Bidayatul Mujtahid:
"أجمَعوا على أنه يُستحبُّ أن يُفطر في عيد الفطر قبل الغُدوِّ إلى المصلَّى، وألَّا يُفطرَ يومَ الأضحى إلَّا بعد الانصرافِ من الصَّلاة"
Artinya: "Mayoritas ulama sepakat bahwa disunnahkan untuk makan terlebih dahulu di pagi Idul Fitri sebelum pergi ke tempat shalat, sedangkan untuk Shalat Idul Adha sebaliknya, yaitu makan menjadi sunnah hukumnya setelah selesainya Shalat Idul Adha."
Di sisi lain sunnahnya makan sebelum Shalat idul Fitri memiliki tujuan tersendiri. Hal tersebut dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Kitab Fathul Bari bahwa al-Muhallab berpendapat hikmah dari dianjurkannya makan sebelum Shalat Idul Fitri untuk menghilangkan anggapan bahwa puasa masih wajib hingga Shalat Idul Fitri dilaksanakan. Maka dengan makan, perasaan tersebut dihilangkan agar tidak menambah batasan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Perlu diketahui juga, dalam hal kesunnahan ini minum juga dihukumi seperti makan.
Oleh karena itu, mari hiasi hari raya ini dengan amalan-amalan sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Adapun kesunnahan lain di Hari Raya Idul Fitri di antaranya, mandi sebelum Shalat Idul Fitri, mengenakan pakaian terbaik, hingga mengucapkan takbir dan melaksanakan Shalat Idul Fitri bersama-sama. Semua ini adalah bagian dari sunnah yang dapat kita amalkan untuk menjadikan hari raya kita lebih istimewa. Wallahu a'lam
Husna Nur Annisa, Aktivis Lembaga Kajian dan Riset Rasionalika Darus-Sunnah Jakarta