• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Selasa, 21 Mei 2024

Keislaman

Hukum Menyuntik Mayat untuk Mengetahui Penyakit Menjalar

Hukum Menyuntik Mayat untuk Mengetahui Penyakit Menjalar
Ilustrasi. (NUO)
Ilustrasi. (NUO)

DALAM suatu kesempatan, Habib Abdurrahman Fahmi As-Segafi menjelaskan beberapa kewajibanketika ada seorang muslim yang meninggal dunia. Empat hal tersebut yakni memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan. “Hak ini mesti didapatkan seorang muslim yang meninggal, siapa pun itu. Yang penting orang tersebut, selama hidupnya pernah mengucap syahadat. Perkara, dia shalat atau tidak itu urusan dia dengan Allah,” terang ustadz asal Pasar Kliwon Surakarta itu, Rabu (29/12/2016).

 

Ditambahkan, seorang petugas yang hendak merawat mayat minimal mesti memiliki dua syarat. “Pertama, dia mesti amanah. Artinya segala yang ia saksikan pada mayat, terlebih aib, ia mesti tutup mulut, tidak disebarkan kepada yang lainnya,” tutur dia.

 


Kedua, ia mesti memiliki mental yang kuat. Dikatakan oleh dia, merawat mayat tidaklah menakutkan, sebab mayat bagaimanapun akan diam, mengikuti apa saja yang dilakukan oleh petugas. “Selain berani, juga siap dibutuhkan kapan saja saat ada panggilan dari masyarakat,” ujarnya.

 


Di luar itu, jika ada pertanyaan bagaimana hukum menyuntik mayat untuk mengetahui penyakit yang menjalar?

 


Muktamar Nahdlatul Ulama ke-6 di Cirebon, Jawa Barat, yang dilaksanakan 12 Rabius Tsani 1350/27 Agustus 1931, seperti dikutip dari Juz Awal Ahkamul Fuqaha fi Muqarrarat Mu’tamirat Nahdlatil Ulama, Kumpulan Masalah Diniyah dalam Muktamar Nahdlatul Ulama PBNU, Penerbit CV Toha Putra Semarang, menjawab sebagai berikut:


Menyuntik mayat itu hukumnya haram, karena menodai kehormatan mayat.

Rujukan: Kitab Mauhibah Dzil Fadli, Kitab al-Anwar, Kitab al-‘Ubab


يحرم ذلك لانتهاك حرمات الميت قياسا اولويا على ما فى موهبة ذى الفضل فى كتاب الجنائز ونصه: (ويكره اخذ شعره وظفره) وان كان مما لا يزال للفطرة واعتادت ازالته لان اجزاء الميت محرمة فلا تنتهك بذلك . ومن ثم لم يختن الا قلف (قوله لم يختن الا قلف) اى على الصحيح فى الروضة وان كان بالغا لانه جزء فلا يقطع كيده المستحقة فى قطعه بسرقة وقود. وجزم فى الانوار والعباب بحرمة ذلك وان عصى بتأخيره ولم يمكن غسل ما تحت القلفة الا بقطعها اه.

 


Wallahu a’lam bis shawab


Keislaman Terbaru