Tangerang Selatan, NU Online Banten
Kasus dugaan pelecehan anak yang dilakukan oleh ibu kandungnya di Tangerang Selatan, yang belakangan ini ramai, membuat miris. Lalu bagaimana Islam melihatnya? Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) Kiai Muhammad Hanifuddin mengatakan, kasus tersebut dilatarbelakangi masalah yang kompleks. Penindakan dan penanganannya juga harus utuh.
Baca Juga
Anak dari Zina Tidak Akan Masuk Surga?
“Ada masalah ekonomi, efek negatif media sosial, dan ketahanan keluarga. Pelaku melakukan pelecehan itu karena jadi korban penipuan di media sosial. Meskipun demikian, kita tetap sepakat bahwa tindakan ibu melakukan pelecehan kepada anak itu adalah perbuatan yang salah,” ujarnya saat dihubungi NUOB melalui aplikasi perpesanan, Kamis (6/6/2024).
Dijelaskan pria asal Sragen, Jawa Tengah, itu, pelecehan seksual kepada siapa pun dan oleh siapa pun adalah larangan agama. “Perilaku zina dan yang mendekatinya adalah sebuah kemunkaran. Orang tua boleh mengajak dan memerintahkan anaknya, apa pun itu bentuknya. Anak wajib menaati, kecuali ajakan maksiat, maka tidak boleh diikuti,” tegas dosen Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangsel itu.
Pria yang pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, juga menekankan tanggung jawab orang tua dalam melindungi, menjaga, dan mengenalkan nilai-nilai mulia agama kepada anak-anak. "Di dalam Al-Qur'an, jelas diperintahkan kepada orang tua untuk menjaga anaknya supaya tidak masuk api neraka. Demikian pula dalam banyak riwayat hadits shahih. Orang tua adalah pemimpin dan pelindung bagi anak-anaknya, kelak dimintai tanggung jawab dan dihisab. Jika sembrono, maka akan memberatkan siksanya. Jika mampu dijalankan, anak menjadi jariyah bagi orang tuanya," imbuh pria yang suka wayang tersebut.
Santri almaghfurlah KH Ali Mustafa Yaqub, pendiri Pondok Pesantren Darus-Sunnah itu, juga mengimbau pentingnya peran ulama dan pemuka agama. Selain harus terus menyampaikan ajakan untuk menjaga dan melindungi anak-anak dengan baik, juga harus menjadi contoh.
"Petuah dan suri teladan pemuka agama menjadi rujukan masyarakat. Proaktif dengan elemen masyarakat lain dalam pencegahan pelecehan anak, termasuk dengan lembaga perlindungan anak atau pun pemerintah terkait," tambahnya.
Menurut pria yang saat ini sedang menyelesaikan S3 itu, edukasi melalui berbagai media sangat penting. "Melalui edukasi dan contoh. Bisa melalui media pendidikan, media sosial, atau pun media-media lain. Mimbar masjid, pengajian, dan majelis taklim yang sudah mengakar di masyarakat harus dimanfaatkan sebagai jalan mengedukasi masyarakat," tuturnya.
Terpisah, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan H Abdullah Mas'ud mengatakan, kurangnya edukasi literasi digital turut berperan dalam kasus tersebut dan perlu mendapat perhatian serius.
“Edukasi literasi sangat penting, khususnya buat orang tua, bahwa kita perlu hati-hati dengan media sosial, adakalanya bisa menjadi positif bahkan negatif. Penyebaran informasi di media sosial itu bisa menyebar kapan saja dan di mana saja,” ungkap owner Paramuda Travel itu ditemui NU Online Banten di Ciputat, Tangsel, Rabu (6/6/2024).
Seperti diberitakan sebelumnya, polisi menetapkan ibu muda berinisial R, 22 di Tangerang Selatan sebagai tersangka usai diduga melecehkan anak kandungnya sendiri. Polisi menyebut korban dilecehkan saat usianya masih 3 tahun. Kepala Bidng Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan mengatakan, saat kejadian proses pembuatan video itu kurang lebih setahun lalu, korban berusia 3 tahun. ’’Jadi kejadiannya sangat memperihatinkan," ujarnya, Selasa (4/6/2024). (Abdulloh Tsalis Zaadin Ni’am)
Terpopuler
1
Paradoks Jabatan Fungsional Dosen di Indonesia
2
Mengungkap Hukum Inses dalam Islam
3
Setelah Ojol Demo, Komisi V DPR Agendakan Rapat Bersama
4
Penguasa, Termasuk Pengurus NU Tidak Boleh Semena-mena
5
Sebanyak 22 Ribu Jamaah Indonesia Terserang Pneumonia
6
Ucapan Positif, Obat Ampuh Melawan Insecure
Terkini
Lihat Semua