DI era digital ini, banyak orang yang sulit mengurangi aktivitasnya di media sosial meskipun sedang berpuasa. Bukan hanya untuk hal-hal yang bermanfaat, tetapi sekadar scrolling tanpa tujuan, bermain game online seharian, melihat konten yang sia-sia, atau bahkan yang mengandung maksiat.
Seseorang mungkin mampu menahan lapar dan haus, tapi sulit untuk tidak memegang ponsel dan memainkan game favoritnya. Bahkan, ada yang sampai menunda shalat atau lupa membaca Al-Qur'an karena terlalu sibuk dengan gadgetnya.
Padahal, hakikat puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus. Jika seseorang tetap membiarkan matanya melihat hal yang haram, jari-jarinya sibuk mengetik komentar buruk, atau waktunya terbuang oleh aktivitas yang tidak bernilai, maka puasanya akan kehilangan esensi sebenarnya.
Sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad saw:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ "(رواه ابن ماجه)
ابن ماجه : أبو عبد الله محمد بن يزيد بن ماجه الربعي القزويني
Artinya: ’’Dari Abu Hurairah (w 57 H) berkata, Rasulullah saw bersabda, betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang shalat malam, namun tidak mendapatkan apa-apa dari shalatnya kecuali rasa lelah.’’ {(HR Ibnu Majah): 209 H-273 H: 64 tahun}
Puasa dan Pahala
Hadits ini menunjukkan bahwa tidak semua orang yang berpuasa mendapatkan pahala penuh. Jika seseorang hanya sekadar menahan lapar dan haus tanpa menjaga perilaku dan lisannya, maka puasanya tidak akan memberikan manfaat spiritual yang seharusnya.
Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin membagi puasa menjadi tiga tingkatan:
1. Puasa umum, yaitu hanya menahan makan, minum, dan hubungan suami istri.
2. Puasa khusus, yaitu selain menahan hal-hal di atas, juga menjaga pendengaran, penglihatan, lisan, dan anggota tubuh dari maksiat.
3. Puasa paling khusus, yaitu menjaga hati dari keinginan duniawi yang berlebihan dan fokus pada Allah swt.
Tingkatan ini menunjukkan bahwa kualitas puasa seseorang bergantung pada sejauh mana ia menjaga diri dari hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasanya. Orang awam biasanya hanya fokus menahan lapar dan haus, tetapi masih melakukan maksiat, seperti berkata buruk di media sosial atau bermain game online tanpa batas.
Sedangkan mereka yang memahami makna puasa akan berusaha menjaga diri dari dosa dan menghindari hal-hal yang merusak pahala. Adapun tingkatan tertinggi adalah puasa yang tidak hanya menahan diri dari maksiat, tetapi juga menjaga hati agar selalu terhubung dengan Allah tanpa disibukkan oleh urusan dunia yang melalaikan.
Dalam Hasyiyah al-Sindi Sunan Ibnu Majah dijelaskan, jika seseorang berpuasa tanpa menjaga amal perbuatannya, puasanya tetap sah secara hukum, tetapi tidak diterima oleh Allah dan tidak mendapatkan pahala.
Oleh karena itu, agar media sosial dan game online tidak mengurangi pahala puasa, ada beberapa hal yang bisa diterapkan:
1. Membuat jadwal yang seimbang dengan menetapkan batas waktu agar tidak melalaikan ibadah.
2. Memilih game atau konten yang tidak sia-sia dan tidak mengandung unsur negatif.
3. Menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebaikan dan berbagi ilmu.
4. Menghentikan permainan saat adzan berkumandang dan segera menunaikan shalat tepat waktu.
5. Mengganti waktu bermain dengan ibadah seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, atau mendalami ilmu agama.
Media sosial dan game online bisa menjadi hiburan yang menyenangkan, tetapi jika tidak dikendalikan, justru bisa menghilangkan keberkahan Ramadhan. Jangan sampai puasa hanya sebatas menahan lapar dan haus, sementara hati dan pikiran tetap sibuk dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Wallahu a‘lam
Nurhikmatul Zarokhusna, Pengurus Lembaga Kajian dan Riset Rasionalika Darus-Sunnah Jakarta dan Penulis (ODOH) One Day One Hadith