Hadapi Tantangan Zaman, Belajar Takhassus Hadits Penting untuk Generasi Muda
Sabtu, 5 Oktober 2024 | 09:56 WIB
Jakarta, NU Online Banten
Khadim Ma’had Darus-Sunnah KH Zia Ul Haramein mengatakan, dalam era informasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, pemahaman ilmu agama menjadi semakin penting. Salah satu bidang yang membutuhkan perhatian khusus adalah takhassus hadits, studi mendalam mengenai hadits-hadits Nabi Muhammad saw.
’’Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an. Memahami hadits dengan baik sangat penting untuk membangun landasan moral dan etika yang kuat di kalangan generasi muda. Hadits merupakan penjelas bagi Al-Qur'an, hadits juga merupakan pelengkap bagi Al-Qur'an dan tidak semua hukum Islam pada Al-Qur'an itu tertulis, maka yg tidak tertulis dalam Al-Qur'an itu ada di dalam hadits,” ujar Gus Zia—sapaan akrab KH Zia Ul Haramein kepada NU Online di Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences Jl SD Inpres No. 11 Pisangan Barat Ciputat, Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (3/10/2024).
Gus Zia menyampaikan bahwa derasnya arus informasi melalui media sosial, banyak pemuda yang terpapar oleh berbagai pandangan dan interpretasi yang tidak selalu akurat. Sehingga generasi muda harus pandai memilah sumber hadits tersebut, jangan sampai malah terjebak dari sumber pendapat perseorangan. “Arus informasi begitu besar melalui media sosial, sehingga harus ada penyaring, harus ada filter, sehingga arus-arus tersebut kita bisa memilah mana yang datang dari ajaran agama Islam, mana yang datang dari pendapat perseorangan,” ujarnya.
Peran media sosial, tambahnya, sangat besar sekali. Sebab, hadits bukan hanya tertulis dalam kitab-kitab, tetapi hadits juga termodifikasi secara menarik di dalam media sosial. ’’Keuntungan dengan memanfaatkan media sosial untuk mendalami agama Islam terutama takhassus hadits adalah mudah diakses di mana saja dan kapan saja. Tetapi harus dari sumber-sumber yang kredibilitas yang jelas, yang Islamnya bisa dipertanggungjawabkan,” terangnya.
Mempelajari hadits, lanjutnya, sama juga menjaga warisan Nabi Muhammad saw melalui ilmu yang telah diajarkannya. “Nabi tidak mewariskan harta, jabatan, istana tetapi Nabi mewariskan Al-Qur'an dan Sunah Nabi. Sehingga mempelajari sunahnya Nabi sebagai bentuk menjaga warisan Nabi,” ungkapnya.
Gus Zia menerangkan bahwa orang yang mempelajari hadits akan memahami dan menerapkan akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Hadits-hadits Nabi mengandung banyak nilai moral dan etika yang dapat dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertindak.
Ditambahkan, banyak hadits yang mengajarkan tentang pentingnya jujur, ramah, berkasih sayang, berlemah lembut, dan berakhlakul karimah. “Kalau orang tidak belajar hadits tidak akan paham bahwa sifat-sifat itu ada di dalam Islam dan menjadi sifat-sifat yang mulia,” ungkapnya.
Dengan menjaga akhlak, menjaga pribadi yang baik, imbuhnya, maka akan siap menghadapi tantangan zaman saat ini. Karena orang yang belajar hadits atau belajar keislaman memiliki kemampuan dalam berperilaku, bermualamah atau bersosial dengan baik. (Rikhul Jannah)
Terpopuler
1
Iran-Israel Saling Serang, Korban Berjatuhan
2
Bukan Hanya Saleh, Pengurus Hendaknya Muslih
3
Majelis Taklim Fatimah Zahra Bukan Sekadar Ruang Pengajian Rutin
4
Iran-Israel Perang, Presiden Prabowo Serukan Perdamaian
5
Proses Pemulangan Masih Berlangsung, Jamaah Haji Diimbau Berikut Ini
6
Pemerintah Putuskan Empat Pulau yang Jadi Polemik Masuk Wilayah Aceh
Terkini
Lihat Semua