Nasional Haul Ke-15 Gus Dur

Ketika Gus Dur Kirim Doa dan Fatihah kepada Para Petani dan Nelayan

Senin, 23 Desember 2024 | 18:02 WIB

Ketika Gus Dur Kirim Doa dan Fatihah kepada Para Petani dan Nelayan

Penyair D Zawawi Imron saat Haul Ke-15 Gus Dur di Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta, Sabtu (21/12/2024) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online Banten

Penyair D Zawawi Imron membacakan puisi-puisi indahnya pada Haul Ke-15 Gus Dur di Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu (21/12/2024) malam. Penyair yang juga kiai itu, tampil mengenakan baju koko berwarna putih dan kain sarung yang juga warna putih. Bagian atas dari tubuhnya dilengkapi pula dengan songkok hitam menutupi rambut yang mulai berwarna putih. Kehadiran dan penampilan Kiai Zawawi membuat mata penonton kepada sastrawan itu.


Ia membacakan beberapa puisi yang sesuai dengan tema haul KH Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur, presiden keempat RI dan ketua umum PBNU tiga periode (1984-1999), Ā Menajamkan Nurani Membela yang Lemah. Penyair asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, ini memulai cerita dengan sebuah pantun yang ia beri judul Orang Indonesia yang Beriman kepada Tuhan Apa pun Agamanya. "Berenang-renang ke hulu. Air cokelat di sela batu. Bersenang-senang jangan terlalu. Nasib di akhirat belum lah tentu," ujar Zawawi.


Pantun ini menyiratkan sosok Gus Dur yang hormat kepada para gurunya. Sampai gurunya wafat, Gus Dur tetap datang untuk berziarah. Ini menandakan akhlak Gus Dur kepada sang guru patut ditiru. ā€œBuah kemumu, buah tomat. Di atas niru coba letakkan. Kalau ilmu ingin manfaat hormati guru sebagai pahlawan," ucapnya.


Zawawi mengungkapkan pahlawan yang dimaksud Gus Dur bukan hanya guru, tetapi para petani dan nelayan yang hasil tangkapan ikan serta berasnya dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. "Kalau Gus Dur makan dia selalu ingat pada petani yang menanamkan padi. Kata Gus Dur kalau tidak ada petani, kita semua tidak akan makan nasi," tutur dia.


Zawawi menceritakan ketika Gus Dur datang ke desa dan jika di tepi sawah melihat makam para petani, Gus Dur berhenti sejenak selalu berdoa dan membaca Surat Al-Fatihah kepada para petani yang berasnya pernah dikonsumsi oleh Gus Dur.


Ia melanjutkan, bagi Gus Dur, para petani yang menyuburkan tanah dan air, mereka merupakan pahlawan yang tidak kalah dengan orang mati saat berperang. ā€œJadi kita kalau mau ikut Gus Dur harus mengakui bahwa para petani yang berasnya kita makan adalah pahlawan,ā€ jelasnya.


Zawawi mengatakan bahwa hal serupa sering dilakukan Gus Dur ketika ke tepi pantai. Jika ada kuburan para nelayan yang setiap malam mencari ikan dengan bertarung melawan gelombang dan badai, sampai pagi harinya membawa hasil tangkapan ikan. ā€œMakanya Gus Dur kalau lewat kampung nelayan, di situ ada kuburan para nelayan, Gus Dur baca Al-Fatihah,ā€ jelas penyair yang beberapa hari lalu baru saja mendapatkan anugerah Sastrawan Adiluhung Indonesia dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia itu.

 


Di tempat yag sama, Menteri Agama (Menag) KH Nasaruddin Umar memberikan sambutan. Menag menyampaikan betapa pentingnya orang yang masih hidup berguru kepada mereka yang telah wafat, bukan sebatas kepada orang yang masih hidup. Menag menyebutnya sebagai laku seorang murid sejati. "Murid sejati juga mampu belajar kepada seorang impersonal teachers, impersonal leacture’s atau guru yang bukan orang," katanya pada acara yang berlangsung di Jalan Warung Silah No 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024) malam.


Imam Besar Masjid Istiqlal itu juga mengajak hadirin untuk selalu berupaya meneladani Gus Dur semampu tenaga. Ia pun mengimbau hadirin agar senantiasa mendoakan mereka yang wafat, terlebih para guru dan orang-orang terkasih.


Perbuatan ini, sambungnya, akan menjelma sesuatu bak parsel yang akan diterima oleh mereka. "Jadi semoga Bapak dan Ibu sekalian kita semuanya mendoakan Gus Dur, dzurriyatnya, doakan orang-orang yang penting dalam hidup kita, maka itu akan ber-tajassud. Sedikit artinya buat kita, besar artinya buat mereka," terangnya.


Turut hadir dalam kesempatan ini, Ā di antaranya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Arifatul Choiri Fauzi dan wakilnya Veronica Tan, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Gubernur-Wakil Gubernur DK Jakarta terpilih Pramono Anung dan Rano Karno, mantan Menko Polhukam Mahfud Md, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.


Selain itu hadir pula Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, Budayawan Sujiwo Tejo, Penyair Madura D Zawawi Imron, Ketua Umum Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom, Romo Antonius Budi Purnomo, Matakin Tanoesoedibyo serta ratusan jamaah lainnya. (Achmad Risky Arwani Maulidi, Rikhul Jannah)