• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

KH Asrorun Niam Sholeh Raih Gelar Guru Besar Bidang Ilmu Fikih UIN Jakarta

KH Asrorun Niam Sholeh Raih Gelar Guru Besar Bidang Ilmu Fikih UIN Jakarta
Penyerahan SK Guru Besar oleh Kemenag kepada KH Asrorun Niam Sholeh. (Foto: Akun IG KH Niam Sholeh).
Penyerahan SK Guru Besar oleh Kemenag kepada KH Asrorun Niam Sholeh. (Foto: Akun IG KH Niam Sholeh).

Jakarta, NU Online Banten

KH Asrorun Niam Sholeh dianugerahi gelar profesor atau guru besar bidang Ilmu Fikih pada Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Surat Pengangkatannya ditandatangani oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan diserahkan usai Upacara Hari Amal Bakti Kementerian Agama RI di Jakarta, pada Selasa (3/1/2023).

 

Terhitung mulai 1 Oktober 2022, KH Asrorun Niam Sholeh dinaikkan jabatannya menjadi Guru Besar/Profesor dalam bidang Ilmu Fikih. Pengangkatannya sebagai Guru Besar dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Agama RI (SK Menag) tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional tanggal 31 Oktober 2022.

 

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa ini juga merupakan dosen di Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, KH Asrorun Niam Sholeh saat ini menjabat sebagai Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.

 

Kiai Niam, sapa akrabnya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Ia menilai, penganugerahan guru besar ini sebagai wujud pengakuan akademik yang harus dipertanggungjawabkan.

 

"Jabatan guru besar ini sebagai amanah yang menuntut adanya tanggung jawab. Di satu sisi sebagai pengakuan atas capaian akademik, tapi di sisi lain ada tanggung jawab untuk terus meningkatkan kapasitas dan kontribusi akademik, sehingga meningkatkan perkhidmatan dalam mewujudkan kemaslahatan yang lebih luas," ujar Kiai Niam.

 

Selain kewajiban dan amanah, kata Kiai Niam, pencapaian ini juga sebagai bentuk pengakuan atas konsistensinya di bidang akademik. Meskipun, dirinya banyak berkiprah di pemerintahan dan berbagai ruang perkhidmatan. 

 

"Meski secara formal selama ini saya memperoleh penugasan di luar kampus, namun saya tidak pernah meninggalkan dunia akademik, masih terus mengajar. Gen saya adalah gen kampus," ungkap Kiai Niam.

 

Setelah dianugerahi sebagai guru besar, Kiai Niam berharap bisa membuatnya semakin termotivasi dalam memperkuat kontribusi akademik. Khususnya di bidang fatwa dan hukum Islam. Serta menerjemahkan kontribusinya dalam wujud kemaslahatan umat dan bangsa.

 

“Terima kasih atas tahniah, support, dan doanya. Semoga manfaat dan maslahat,” pungkasnya.

 

Profil KH Asorun Niam Sholeh

Ia merupakan Wakil Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027. Selain itu, Kiai Niam juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Fatwa.

 

Pada sektor pemerintahan, pria kelahiran Nganjuk pada 31 Mei 1976 silam ini menjabat sebagai Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI. Semangat aktivismenya tak pernah padam. 

 

Ia pernah menjadi Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Dan pada tahun 1998, Saat itu ia pernah menjabat Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta.

 

Doktor bidang hukum Islam ini selama dua periode pernah diberi amanah sebagai Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan menjabat Ketua KPAI hingga 2017. Di tengah kesibukannya, Kiai Niam tidak pernah meninggalkan aktivitas Tri Darma Perguruan Tinggi, termasuk mengajar di kampus.

 

Dia juga aktif menulis dan mempublikasikannya dalam bentuk opini media massa, artikel jurnal, dan juga dalam bentuk buku.

 

Kiai Niam juga dikenal sebagai sosok di balik lahirnya fatwa-fatwa MUI. Ia menjadi pengurus Komisi Fatwa MUI sejak 2005. Berawal sebagai Wakil Sekretaris dan kemudian menjadi Sekretaris Komisi Fatwa selama sepuluh tahun. Saat ini, ia mengemban amanah sebagai Ketua MUI Bidang Fatwa.

 

Kiai Niam yang merupakan doktor jebolan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta ini memfokuskan diri pada kajian fatwa dan hukum Islam. Ia dikenal sebagai penyambung lidah fatwa. Karena perannya dalam menyampaikan fatwa-fatwa MUI terkait dengan berbagai persoalan keagamaan, keumatan, dan kebangsaan.


Nasional Terbaru