• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Opini

20 Menit di Cucian Mobil dan Bayangan Alam Kubur

20 Menit di Cucian Mobil dan Bayangan Alam Kubur
Nasuha Abu Bakar MA
Nasuha Abu Bakar MA

Oleh Nasuha Abu Bakar MA


Setelah selesai mengisi kegiatan kajian kitab Safinatunnaja setiap Sabtu pagi, saya mampir ke tempat cucian mobil karena sudah tiga hari mobil yang saya kendarai belum sempat mandi wajib. Tepat jam 7.30 WIB, sampai di tempat cucian mobil, kemudian saya parkir di tempat langganan mencuci mobil.

 

Saya duduk di bangku yang disediakan pemilik cucian mobil sambil menikmati segelas kopi hitam sambil memperhatikan keluar masuk kendaraan yang akan dicuci. Bermacam-macam jenis kendaraan yang bolak-balik parkir agar dapat dicuci dengan bersih. Kondisi kendaraan yang masuk pun sangat beragam. Ada yang benar-benar kotor, sekadar kotor, ada juga yang mungkin sekadar berdebu saja.

 

Tetapi, semua mobil dengan tingkat kekotoran yang berbeda-beda, berniat dan berusaha untuk dapat dibersihkan bagian luar dan dalamnya. Baik mobil yang bermandikan lumpur, berlumuran debu yang sangat tebal ataupun sekadar debu-debu tipis yang menempel. Semuanya siap antre menunggu giliran. 

 

Antre panjang tidak masalah, menunggu agak lama tetap sabar, ongkos cuci naik tidak pernah komplain, yang terpikir oleh saya mungkin juga yang lainnya, penting mobil kembali bersih. Kotoran, lumpur dan debu dapat dibersihkan sampai ke bagian dalam serta di ruang mesinnya.

 

Sambil menikmati segelas kopi hitam yang masih menguap asapnya, sekilas tiba-tiba pikiran saya melayang melanglang buana ke alam kubur. Hampir bisa dipastikan, setiap pemilik kendaraan bermotor baik yang roda dua maupun roda empat pada saat kendaraan dalam kondisi kotor, penuh lumpur, debunya tebal dan ada sampah sampah bekas makanan dan minuman, pasti tidak akan nyaman. Kalau mau dimasukkan ke garasi, pasti harus dicuci terlebih dahulu. Barulah setelah beres, bersih diparkir di ruang garasi.

 

Jiwa raga kita setiap hari bergelut berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat. Setiap kali berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan masyarakat tentu saja tidak luput dari kesalahan, kekhilafan serta kekeliruan. Bisa saja dengan disengaja ataupun tidak disengaja. Yang pasti setiap khilaf dan kesalahan pasti menorehkan titik dosa dalam buku catatan amal. Cara untuk menghapus dengan bertobat dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

 

Banyak orang yang tidak nyaman ketika kendaraan dalam keadaan dekil, kotor, berdebu, sampah bekas makanan dan minuman berserakan di dalamnya, membuat aroma tidak sedap sehingga merasa tidak nyaman dan dianggap akan menimbulkan penyakit. Dan itu akan membuat sakit dan berbahaya. 

 

"Sementara dosa kepada Allah, kezaliman yang dilakukan kepada sesama manusia belum dianggap membahayakan sehingga tidak segera melakukan taubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Padahal ini lebih berbahaya dan lebih menyengsarakan bagi pelaku," ungkap Ustaz Dzul Birri pada malam Jum'at Kliwonan-nya lalu. Wallaahu 'alamu bish shawaab wa ilahil musta'aan.


Opini Terbaru