• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

3 Pendekar Pleno Muktamar: Catatan Singkat Muktamar Lampung

3 Pendekar Pleno  Muktamar: Catatan Singkat Muktamar Lampung
Suasana Sidang Pleno Muktamar ke-34 NU di Lampung (Dokumentasi: Pribadi)
Suasana Sidang Pleno Muktamar ke-34 NU di Lampung (Dokumentasi: Pribadi)

Di hari pertama Muktamar NU ke-34, saya berdecak kagum. Pak Nuh, Gus Nadir, dan Kiai Ni’am solid memimpin Pleno I. Ketiganya saling mengisi dan melengkapi. Berbagi peran dan fokus. Mulai siang hari, hingga larut malam. Pukul 23.45 WIB. Tujuannya, sidang Pleno yang membahas Tatib Muktamar berjalan tertib, konstruktif, dan  mufakat. “Ngemong” beragam pandangan dan masukan. Mencari titik temu terbaik. Mensintesiskan balur tesis dan antitesis. Sudah barang tentu, ini bukan pekerjaan yang gampang.

 

Namun demikian, berkat kematangan intelektualitas dan integritas ketiganya, tugas di atas bisa ditunaikan. Pak Nuh, Menteri Pendidikan era SBY, selalu pimpinan sidang utama, nampak sabar dan hormat terhadap semua pandangan. “Ngewongke” setiap peserta sidang yang menyampaikan usulan. Setiap muktamirin yang angkat tangan untuk sumbang gagasan, selalu  beliau persilahkan dengan sebutan “Monggo Panjenengan”. Kesalehan lokal (local wisdom) Jawa. Cara memanggil dan mempersilahkan orang lain dengan sangat hormat.

 

Di sisi lain, Gus Nadir, selalu muncul di waktu yang tepat. Memberikan tilikan-tilikan akademis-filosofis-historis ketika sumbang saran mengalami tumpukan dan tumbukan pandangan. Penjelasan Gus Nadir yang lugas dan bernas, membantu muktamirin untuk memeriksa kembali pandangan masing-masing. Secara tidak langsung, tumbukan pandangan itu terurai dengan sendirinya. Pleno kembali jerrnih dan fokus. Kecerdasan Gus Nadir ini, tidak lain adalah buah dari kedalaman intelektualitasnya. Sudah terbiasa membaca dan menimbang ragam perdebatan pemikiran.

 

Tidak kalah pentinganya adalah Kiai Asrorun Ni’am Sholeh. Selaku sekretaris sidang, Kiai Ni’am mampu mambahasakan kesepakatan dengan diksi yang cermat. Sehingga mudah dipahami dan diterima seluruh muktamirin. Hal ini memperlancar proses mufakat. Tidak jarang, beliau mengutip kaidah-kaidah fikih untuk “bumbu” hasil pleno. Sesuai kepakaran beliau sebagai Ketua MUI Pusat Bidang Fatwa.

 

Lantas tertarikah anda?

 

M. Hanifuddin, Ketua LBM PCNU Kota Tangsel


Editor:

Opini Terbaru