• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 2 Mei 2024

Opini

Ketika PMII Berusia 63 Tahun

Ketika PMII Berusia 63 Tahun
PMII-NU. (Foto: NU Online)
PMII-NU. (Foto: NU Online)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kini berusia 63 tahun. PMII lahir setelah 15 tahun Indonesia merdeka. PMII lahir atas inisiator dan ikhtiar 13 mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) pada 17 April 1960. 


Zaman terus berubah-ubah dengan segala hiruk-pikuk masalah. PMII dan orang-orang pesantren telah menjadi ikatan tak terbantahkan. Dengan mencermati keberagaman peristiwa yang dialami oleh aktivis PMII di era kemudahan digital mereka harus tetap mempertahankan idealisme tradisi dan budaya tawadlu di tengah deras gelombang sikap generasi muda yang tidak berakhlak. Baik terjadi di dunia maya (media sosial) maupun dunia nyata. 


PMII memiliki tugas dan tanggung jawab dengan menyebarkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan keindonesiaan serta mengedepankan nilai toleransi di masa kini, era digitalisasi. 


Kemudian pertanyaannya, masihkah terus bergulir aksi gerakan literasi sebagaimana yang telah dicontohkan Mahbub Djunaidi yang dijuluki sebagai “pendekar pena”? Jurnalis sekaligus aktivis  dan pernah menjabat sebagai ketua umum PB PMII pertama pada 1960-1967. 


Sinergi agama yang diajarkan oleh para ulama NU kepada hampir seluruh aktivis PMII tetap bertahan dan berkembang sesuai zaman, adakah pada hari ini terlahir lagi ikon pembaharuan itu dalam tubuh PMII?. 


Tanpa dipungkiri PMII berperan penting dalam membentuk persepsi yang lebih kuat tentang Indonesia dan potensi perkembangan di berbagai bidang keilmuan. Sehingga peranan aktif tokoh-tokoh muda PMII telah memberikan peluang di berbagai lini kepada seluruh masyarakat Nahdliyin (dalam hal ini).  


Maka dari itu untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dengan landasan kebangsaan yang sangat majemuk (plural) harus menjadi komitmen semua pihak. Karena (pluralistik)-lah Indonesia menjadi bangsa yang besar sampai hari ini. 


PMII tidak lagi saja hanya menjadi penggerak aksi demonstrasi, penggerak kebudayaan yang berideologikan Ahlussunnah wal Jama'ah, atau agen perubahan, tetapi misi PMII yang utama ialah kemaslahatan umat dan itu bisa juga melalui gerakan literasi. Sebagaimana bukti nyata yang dilakukan oleh sang pendekar pena, Mahbub Djunaidi melalui karya tulisnya yang telah mengakar dalam pohon pemikiran kaum muda sampai hari ini. 


Kemasyhuran Mahbub Djunaidi dalam dunia literatur tumbuh subur jikalau para aktivis PMII hari ini, senantiasa merawat pemikiran beliau yang tertuang ke dalam tulisan dan bersama-sama menumbuhkan ikon pembaharuan di berbagai bidang keilmuan. Dengan tetap menerapkan nilai kejujuran, nilai kompetitif, nilai kerja sama dan tatakrama, termasuk sikap sopan santun kepada alam dan lingkungan termasuk saat bermain sosial media. 


Abdul Majid Ramdhani


Opini Terbaru