• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 25 April 2024

Opini

Menjadi LP Ma'arif NU

Menjadi LP Ma'arif NU
Ruchman Basori, Ketua LP Ma'arif NU Tangerang Selatan (Foto: Koleksi Pribadi)
Ruchman Basori, Ketua LP Ma'arif NU Tangerang Selatan (Foto: Koleksi Pribadi)

Jangan salah ya sahabat-sahabatku LP itu bukan Lembaga Pemasarakatan, tetapi kepanjangan dari Lembaga Pendidikan Ma'arif NU. Sebuah organ Nahdlatul Ulama yang bertugas untuk mengembangkan sekolah dan madrasah di bawah jam'iyah besutan Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari.

 

Nahdlatul Ulama selama ini terutama sebelum reformasi dinilai sangat berhasil menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam khususnya pondok pesantren dan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT). Namun dianggap harus terus berjuang untuk sukses mengembangkan lembaga pendidikan formal, baik itu persekolahan maupun madrasi.

 

Seiring dengan waktu dimana iklim demokrasi dan keterbukaan publik semakin kuat, sejalan dengan lahirnya reformasi 1998, ghirroh kalangan nahdliyyin untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas semakin tinggi. NU tidak saja dihitung sebagai organisasi kemasyarakatan yang komitmen pada hal ikhwal keagamaan tetapi juga pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan umat.

 

Kondisi tersebut didukung dengan mulai menjamurnya putra-putra NU yang mengenyam pendidikan tinggi umum mulai tahun 80-an. Sungguh menggembirakan, ribuan kader kini telah tersebar di pelbagai sektor penting. Birokrasi, praktisi pendidikan, politikus, lembaga swadaya masyarakat dan jabatan-jabatan publik lainnya. Apalagi didukung dengan semakin banyaknya kader-kader NU yang diberikan amanah memegang jabatan publik terutama bidang pendidikan. Walau belum banyak, tetapi tuntutan masyarakat Indonesia memaksa akan keterbukaan dan keadilan perlakukan, menjadikan jalan NU semakin terbuka untuk duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan anak bangsa lainnya.

 

Sebuah Kesempatan

 

Sabtu 13 Maret 2021 saya bersama sahabat-sahabat lainnya, diberikan amanah menjadi Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU) oleh PC NU Kota Tangerang Selatan. Sebuah kehormatan untuk berkhidmah, kesempatan untuk berbuat yang terbaik sekaligus sebuah tantangan kami anak-anak muda mengembangkan pendidikan. Dikatakan sebuah kehormatan, karena jutaan warga NU termasuk Tangsel, tidak semua diberikan amanah mulia ini.

 

Amanah yang diwariskan para muassis NU (the founding father) yang sudah barang tentu akan mendatangkan kemuliaan dan keberkahan. Menjadi LP Ma'arif dengan demikian adalah sebuah kehormatan, bukan beban. Saya mendengar saat ini banyak sekali orang di luar sana yang kepengin menjadi bagian dari NU. Walaupun tadinya mereka berada di luar NU bahkan menjadi bagian organisasi lain. Juga muncul fenomena tumbuhnya kesadaran dan kebanggaan warga nahdliyyin kultural yang kini ingin kembali meramut jamiyah.

 

Menjadi LP Ma'arif dengan demikian sebuah kehormatan. Kehormatan dari sisi keagamaan, kemasyarakatan dan tentu sebagai pribadi yang tumbuh dan besar di kalangan kaum sarungan. Publik Indonesia tentu paham betul sepak terjang organisasi NU dan underbownya yang dinilai komitmen pada nilai-nilai kebangsaan dan kaagamaan sekaligus. Dikatakan sebuah ksempatan, karena ber-Maa'arif adalah ksempatan emas. Kesempatan untuk memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalaman untuk jama'ah. Kesempatan untuk memberikan hal-hal terbaik, saat kita selama ini belum menemukan wadah yang pas.

 

Pengusrus LP Ma'arif NU Kota Tangerang Selatan ini, diramu dari berbagai latar belakang. Pendidikan, profesi dan kiprahnya di masyarakat. Tentu juga latar belakang etnik yang akan menambah kekayaan hazanah pengembangan lembaga pendidikan sesuai ciri dan langgam kedaerahannya masing-masing. 
Kesempatan untuk memperbaiki dari dalam, bagi orang yang selama ini melihat NU dari luar.

 

Berjibun potensi pendidikan yang dimiliki NU, namun dirasa perlu banyak dikembangkan melalui ijtihad-ijtihad pendidikan. Warga NU terbanyak se-Indonesia menjadi kesempatan terbaik menjadi pasar sekaligus input stratagis. Selain itu NU mempunyai idiologi yang mapan, yaitu idiologi aswaja yang moderat.

 

Potensi mengembangkan anak didik menjadi bagian penting dari keindonesiaan akan lahir dari garba LP Ma'arif. Bagi kami ber-LP Ma'arif adalah sebuah kesempatan emas. Menjadi LP Ma'arif adalah juga sebuah tantangan. Kita tahu Indonesia kini beranjak menjadi negara maju. Diramalkan oleh Mc Kencey akan memasuki Indonesia Emas pada tahun 2045 dengan bonus demografi yang meyakinkan.

Usia produktif Indonesia akan meningkat jika dibandingkan dengan usia non produktif. Sementara secara ekonomi pada tahun-tahun itu akan meningkat menjadi ranking 7 dunia, yang saat ini baru 16 besar dunia. Hal ini menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang. Mengantarkan Indonesia Emas pada 2045 melalui Lembaga Ma'aarif NU.

 

Pra syarat menyongsong Indonesia Emas adalah dengan melakukan penataan dan pengembangan dunia pendidikan. Karena SDM akan lahir hanya melalui pintu pendidikan. Jika kita mampu memberikan layanan pendididikan yang berkualitas atau bermutu, sudah barang tentu akan menghasilkan SDM yang bermutu pula. Demikian juga sebaliknya, kalau kita gagal menyediakan layanan sekolah dan madrasah hebat maka sulit rasanya akan lahir anak-anak bangsa yang hebat.

 

Menjadi LP Ma'arif dengan demikian adalah sebuah tantangan. Tantangan bagi warga NU, sebagai intelektual NU dan sekaligus tantangan bagi pengurus LP Ma'arif NU. Menjadi wasilah anak bangsa untuk tetap eksis dalam konteks warga dunia atau bahkan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain adalah keniscayaan. Tantangan lain yang tak kalah penting adalah melahirkan putra-putri bangsa yang mempunyai kepribadian utuh. Kepribadian manusia paripurna Indonesia. Sebuah profil anak bangsa yang komitmen pada nilai-nilai keagamaan sekaligus nilai-nilai kebangsaan.

 

Bukan pribadi yang terbelah, manusia yang di didik dari para guru yang moderat, kurikulum yang bermuatan moderatisme (wasatiyah) dan juga di bina dari lingkungan pendidikan yang sehat yang memungkiunkan tumbuhnya kehidupan yang terbuka, moderat dan toleran. LP Ma'arif merasa tertantang untuk mewujudkan layanan pendidikan yang mengusung Islam yang wasathiyah (moderat).

 

Pengrausutamaan moderasi beragama yang kini sedang terus-menerus dilakukan oleh Kementerian Agama harus disambut menjadi bagian solusi atas maraknya pelbagai paham intoleran dan radikal. Bumbu-bumbunya adalah maraknya kekerasan atas nama agama, berita bohong (hoax), ujaran kebencian dan lain sebagainya.

 

Menjadi LP Ma'arif adalah sebuah tantangan untuk NU, tantangan untuk Indonesia sekaligus tantangan untuk dunia. Selamat sahabat-sahabat yang pada 13 Maret lalu dilantik menjadi pengurus Lembaga dibawah PCNU Kota Tangerang Selatan. Semoga coretan singkat ini bermanfaat. Wallahu a'lam bi al-shawab.

 

Ditulis Oleh: Ruchman Basori, Ketua Cabang Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Kota Tangerang Selatan dan Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Direktorat Diktis, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

 


Editor:

Opini Terbaru