• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 5 Mei 2024

Ramadhan

Kunci Ketenangan Hidup

Kunci Ketenangan Hidup
Dzikir. (Foto: Freepik)
Dzikir. (Foto: Freepik)

Dalam hidup, ketenangan banyak dicari. Ya, ketenangan hidup. Banyak uang, jabatan mentereng, ‎rumah bagus, kendaraan mahal tak menjamin hidup tenang. Dalam kondisi sebaliknya, juga tak jadi ‎garansi hidup tenang. Lalu seperti apa Islam mengajarkan? Allah berfirman: ‎
‎ 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ‎   ‎

‎ 
Artinya: ‎‏“‏Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan ‎beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan ‎dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.’’ (QS an-Nahl: ‎‏97‏‎)‎
‎ 

Dalam ayat ini Allah menjamin akan memberikan kehidupan yang bahagia dan sejahtera di dunia ‎kepada hamba-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengerjakan amal saleh. Yaitu segala ‎amal yang sesuai petunjuk Al-Qur’an dan Sunah Rasul, sedang hati mereka penuh dengan keimanan.‎
‎ 

Orang yang hatinya penuh keimanan maka akan senantiasa merasa bersama Allah, baik dalam ‎keadaan lapang maupun sempit, dan ini berlaku untuk kaum muslimin muslimat, mukminin ‎mukminat, laki-laki atau perempuan. ‎
‎ 

Selain dengan menguatkan iman, senantiasa berdzikir menjadi kunci ketenangan hidup. Dzikir ‎sebagaimana yang disarankan ulama adalah dengan cara shalat lima waktu dan menjaga shalat ‎sunnahnya. Berdzikir juga bisa dilakukan dengan senantiasa mengucapkan kalimat thoyyibah atau ‎bershalawat. Juga berdoa dengan kerendahan hati dan keyakinan doa dikabulkan.‎
‎ 

Menurut Quraish Shihab dalam buku Al-Qur'an & Maknanya, salah satu surat penenang hati dan ‎pikirannya adalah Surat Al Furqon. Sebab, surat tersebut meneguhkannya dalam menghadapi siksa ‎keras kepala kaum musyrik Makkah. ‎
‎ 

Berdzikir juga dapat dilakukan dengan memperbanyak bacaan istigfar sebagaimana disebut dalam ‎hadits Rasulullah:‎
‎ 

أكْثِرُوْا مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ، فَمَنْ أَكْثَرَ مِنْهُ جَعَلَ الله لَهُ مِنْ كُلِّ غَمٍّ وَهَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

‎ 
Artinya: ’’Barangsiapa memperbanyak istigfar, niscaya Allah melegakan setiap kegundahan mereka, ‎melepaskan kesempitan mereka, dan memberikan rezeki secara tidak diduga-duga." (HR Abu ‎Dawud)‎

‎ 
Rasulullah juga mengajarkan kepada umatnya agar mendapatkan ketenagan hidup:‎
A.‎ Menjaga lisan, selamatnya dan tenang seorang hamba disebabkan lisannya. Sahabat Abu Bakar ‎Asshiddiq suatu saat menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Lalu Umar bin Khattab yang ‎melihat hal tersbut, bertanya, apa yang Anda lakukan wahai Abu Bakar? Sahabat Abu Bakar ‎menjawab, saya sedang menjaga lisan saya agar tidak menghancurkan hidup saya.‎
‎ 
‎ 
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam shahihnya dari Sahl bin Sa'id bahwa Rasulullah bersabda:‎
‎ 

مَنْ يَضْمَنَّ لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

‎ 
‎"Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua ‎janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga".‎

‎ 
Yang dimaksud dengan apa yang ada di antara dua janggutnya adalah mulut. (membiasakan berkata ‎jujur menghindari berkata bohong) Sedangkan apa yang ada di antara kedua kakinya adalah ‎kemaluan.‎
‎ 

Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, keselamatan manusia ‎tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.‎
‎ 

سلامة الإنسان في حفظ اللسان

‎ 
Penting untuk menjaga lisan. Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah menggunakannya ‎akan melukai banyak orang. Di zaman modern, ketajaman lisan kadang juga mewujud dalam ‎aktivitas di media sosial melalui status-status yang ditulis.‎
‎ 

B.‎ Bertakwa kepada Allah dengan cara melaksanakan perintahnya menjauhi laranganNya. ‎secara mudah dicontohkan dalam hal makan dan minum, agar seseorang dalam makan dan minum didapat dari yang halal. Halal mencarinya, halal bahan yang diolahnya, halal cara ‎membuatnya, dan seterusnya.‎
‎ 

Wallahu a'lam

‎ 
Abdulah Faqih, Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah NU Tangsel
Editor: M. Izzul Mutho


Editor:

Ramadhan Terbaru