Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023

Banten Raya

Mau Diakui Santri Mbah Hasyim? Uruslah NU dengan Baik

Halalbihahal MWCNU Ciputat di Aula Kecamatan Ciputat, Jalan Cendrawasih Raya No 1 Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Ahad (20/5/2023). (Foto: NU Online Banten/Ade Adiyansah)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Halalbihalal keliling Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) sampai di Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Ciputat. Kegiatan yang dimulai dengan tahlil, dzikir, dan doa bersama itu digelar di Aula Kecamatan Ciputat, Jalan Cendrawasih Raya No 1 Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Ahad (20/5/2023) pagi.


Baca Juga:
Khutbah Jumat: Tradisi Halalbihalal

Ketua MWCNU Ciputat Kiai Hasan Asy'ari Ora Mahi mengatakan, dirinya yakin NU adalah organisasi jam'iyah terbesar di indonesia bahkan di dunia.


Baca Juga:
Halal Bi Halal dan Sejarahnya

’’Jadi siapa saja yg berjuang untuk NU insyaallah berkah dunia dan akhiratnya. Hari ini saya sangat merasa bangga bisa dihadiri oleh para ulama NU, khususnya wilayah Tangsel. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan hadir. Serta mohon maaf atas segela kekurangan,’’ ujar Ki Ao—sapaan akarabnya-- dalam sambutan sebagai tuan rumah.


Baca Juga:
Momen Halal Bihalal, PCNU Kota Tangerang Sosialisasikan Kaderisasi

Sedangkan Ketua PCNU Tangsel H Abdullah Mas’ud mengatakan, Syawal momentum melakukan silaturahim dan saling memaafkan. PCNU menginisiasi halalbihalal keliling ini tidak hanya sekadar silaturahim. ’’Tidak hanya sekadar maaf-memaafkan antarsesama anak bangsa, tetapi halalbihalal keliling ini untuk penguatan organisasi. Tidak hanya penguatan keagamaan ala Ahlusunnah wal Jama'ah an Nahdliyah saja, tetapi ada pembinaan organisasi sebagai bagian dari khidmat kita di dalam ber-Nahdlatul Ulama,’’ katanya.


Baca Juga:
Ketua PCNU Tangsel Ingatkan Pentingnya Silaturahim di Halal Bi Halal PKB

NU memiliki perangkat-perangkat organisasi yang harus dimaksimalkan. Melalui forum ini saya ingin menekankan pentingnya mendirikan lembaga-lembaga strategis dan badan otonom (banom)-banom strategis di level ranting. ’’Di ranting wajib ada 3 lembaga; LDNU (Lembaga Dakwah NU), LTMNU (Lembaga Takmir Masjid NU) dan LAZISNU (Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Sedekah NU),’’ terangnya.


Baca Juga:
Rekat Silaturahim Warga Nahdliyin, NU Kota Tangerang Adakan Halal bi Halal dan Orasi Kebangsaan

Sebagai pengurus NU, lanjutnya, hendaknya yang diinginkan hanya menjadi santri Mbah Hasyim Asy'ari (Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari), pendiri organisasi Nahdlatul Ulama. ’’Menjadi santri Mbah Hasyim Asy'ari itu tidak mudah. Kata Mbah Hasyim, siapa yang mau mengurus NU akan aku anggap menjadi santriku. Barang siapa yang menjadi santriku, akan aku doakan khusnul khatimah sampai keturunannya. Untuk itu, mari kita menjadi santri yang baik dengan cara ngurus NU yang baik,’’ tegasnya.

Adapun Wakil Rais Syuriah PCNU Tangsel KH Tafsir Munir dalam tausiyahnya menyampaikan, agar diakui santrinya Mbah  Hasyim, dirinya ngurus NU.‘’Berarti sekarang saya sudah menjadi santrinya Kiai Hasyim. Dan bagi yang tidak pernah merasakan pesantren dan ingin menjadi santri Kiai Hasyim, maka masuklah Nahdlatul Ulama.’’Supaya jadi santrinya Kiai Hasyim masuk pesantren besar yaitu Nahdlatul Ulama dan pesantren-pesantren kecil adalah pesantren-pesantren yang ada di bawah naungan NU. Setelah kita keluar dari pesantren tapi ingin terus menjadi santri, ikutlah mengurus di dalam NU,’’ terang Kiai Munir yang di ujung acara sekaligus memimpin doa.

Pewarta : Ade Adiyansah

Editor: Izzul Mutho

Artikel Terkait