Banten Raya

NU Kalau Mau Maju Kudu Sering Ngopi, Ini Maknanya

Kamis, 16 Januari 2025 | 16:50 WIB

NU Kalau Mau Maju Kudu Sering Ngopi, Ini Maknanya

Dari kiri, KH Munhadi Muslih yang pernah jadi rais syuriyah PCNU Tangsel, Ketua MUI Tangsel KH Saidih, dan Wakil Wali Kota Tangsel H Pilar Saga Ichsan di di Lantai 3 Gedung Graha Aswaja Tangsel, Ciputat, Tangsel, Rabu (15/1/2025) malam. (Foto: NUOB/Mutho)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Katib Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) KH Husnul Aqib berharap, NU, khususnya di Tangsel, ke depan lebih maju. ’’Kalau setiap tahun kegiatan seperti ini, berharap lebih wushul,’’ ujarnya saat menyampaikan refleksi sekaligus testimoni pada Istighotsah, Tumpengan, dan Refleksi yang digelar PCNU Tangsel dalam rangka Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU di Lantai 3 Gedung Graha Aswaja Tangsel Jl Otista Raya, Ruko Prima Blok B, No 25-26, Ciputat, Tangsel, Rabu (15/1/2025) malam.
 


Pengasuh Pondok Pesantren Jam'iyyah Islamiyyah Pondok Aren, Tangsel, itu juga menyampaikan pesan mendalam dan bermakna dari salah seorang kiai NU yang dapat diambil pelajaran. ’’NU kalau mau maju, kudu sering ngopi, cung,’’ kutipnya.


Ngopi, dimaknai oleh Kiai Aqib dengan mengaji. Alhasil, jangan pernah bosan mengaji dan selalu menjadi santri.’’Santri, kita terus ngaji. Kental kitab kuning. Pengurus NU harus rajin ngaji. Ke depan, berharap lebih digiatkan lagi mengaji turast hingga ke bawah sampai mengakar. Ini agar NU tidak saja dikenal sebagai organisasi, tapi juga merawat turats,’’ jelasnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD




Sedangkan KH Saidih mengatakan, dirinya aktif di NU sejak sejak 1965 hingga 1983. ’’Dulu ikut bawa bendera NU, waktu 1965. NU itu bintangnya ada 9.

Ulama itu seperti lampu, bercahaya. Angka 9 itu terus hidup. Semoga ulama jadi penggerak Ahlussunah wal Jama’ah selamat dan istiqamah,’’ kata kiai berkepala delapan yang saat ini menakhodai Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangerang Selatan itu.


Dia berharap, keberadaan NU dirasakan di Tangsel dan menyebabkan amanah. Majelis taklim, termasuk para ibu, yang bertebaran bisa menebarkan kedamaian. ’’Tangerang Selatan jadi baldatun thayyibatun. Berharap ukhuwah di NU semakin baik,’’  imbuh pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikmah Tangsel itu.


 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Adapun KH Munhadi Muslih yang pernah sebagai rais syuriyah PCNU Tangsel mengatakan, dari kecil sudah cinta dengan NU. ’’Ayah saya memasang lambang NU di atas pintu. Sering saya cium dengan cara naik ke atas kursi. Mulai aktif di NU pada 1990an setelah mondok,’’ ucap pria asal Jawa Timur itu.

 


Ditambahkan, awal mula, tepatnya saat merantau ke Jakarta, bergabung dengan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Kemudian aktif di Gerakan Pemuda (GP) Ansor selama 15 tahun.’’Jadi pengurus,’’ imbuh kiai yang kemudian pindah ke Tangsel—waktu itu masih Kabupaten Tangerang.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Ketua PCNU Tangsel periode pertama, lanjutnya, adalah duet Anwar dan H Abbas Hurobby. Periode kedua mulai 2015, dirinya dan HM Thohir. Dan periode saat ini, 2020-2025, KH Zainuddin Abdullah dan H Abdullah Mas’ud sebagai rais syuriyah dan tanfidziyah.’’Berdoa, NU tambah maju, berkembang, dan barakah,’’ harapnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND



Selain nama-nama tersebut, KH Cholisudin Yusa dan KH Hasan Mustofi yang juga pelaku dan penggerak NU di Tangsel, juga menyampaikan refleksi.


Sekadar diketahui, Istighotsah, Tumpengan, dan Refleksi yang digelar PCNU Tangsel merupakan rangkaian Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU.



Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua PCNU Tangsel H Abdullah Mas’ud bersama jajarannya dan beberapa pengurus dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di Tangsel.


Sejumlah lembaga NU di Tangsel juga tampak. Di antaranya Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (LAZISNU), Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) NU, Lembaga Kesehatan NU, Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), Lembaga Dakwah NU, Lembaga Bahtsul Masail NU, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi), Lembaga Falakiyah NU, dan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU.


Beberapa badan otonom NU Tangsel juga terlihat. Antara lain, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) Nahdlatul Ulama, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Fatayat NU, Muslimat NU, Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), dan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa.



Selain itu, Wakil Wali Kota Tangsel H Pilar Saga Ichsan, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten dan Tangsel juga hadir.


Rangkaian harlah dimulai dengan kick off. Kemudian khitan masal.
Kick-Off Harlah Ke-102 NU digelar PCNU Tangsel di Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Ahad (15/12/2024). Pada kesempatan itu juga digelar dialog kebangsaan. Selanjutnya, PCNU Tangsel berkolaborasi dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN menggelar khitan masal gratis di Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Sabtu (28/12/2024). Dari 102 kuota, yang hadir hingga pukul 11.57 WIB sebanyak 96 anak.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND



Perlu diketahui, NU lahir pada 16 Rajab 1344 H, bertepatan 31 Januari 1926. Alhasil, 16 Rajab 1446 H yang bertepatan 16 Januari 2025, NU berusia 102 tahun. (Mutho)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND