Akademisi Australia Ini Sebut Gus Dur Jadikan Islam Lebih Kontekstual
Selasa, 2 September 2025 | 01:23 WIB
Jakarta, NU Online Banten
Greg Barton, akademisi asal Australia, mengatakan, Presiden Indonesia Ke-4 KH Abdurrahman Wahid menjadi pelopor dalam mengubah pendekatan Islam agar lebih kontekstual dengan kehidupan masyarakat. ’’Gus Dur (sapaan KH Abdurrahman Wahid) sangat aktif dalam perubahan sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan Islam di Indonesia bisa disebut paling lengkap di dunia. Dan itu merupakan warisan pesantren yang turut diteruskan oleh Gus Dur,” katanya dalam Konferensi Pemikiran Gus Dur dengan tema Agama sebagai Etika Sosial di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Jumat (29/8/2025).
Greg menyampaikan, meskipun Gus Dur telah wafat, pemikirannya tidak berhenti. Bahkan terus meluas ke seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang agama maupun suku. “aringan Gusdurian masih kuat, bahkan meluas juga ke warga NU, Muhammadiyah, gereja. Islam insaniah (Islam kemanusiaan) yang diwariskan Gus Dur menjadi fondasi penting untuk membangun masa depan,” terangnya, dilansir NU Online.
Sedangkan Dewi Kanti Setianingsih, aktivis perempuan, melihat Gus Dur sebagai teladan yang memimpin bangsanya dengan nurani. Menurutnya, perjuangan Gus Dur selalu mengedepankan kemanusiaan, bahkan visi dan misi hidupnya selaras dengan nilai kemanusiaan yang universal. “Kesatria seperti Gus Dur memimpin bangsanya melalui nurani. Inilah yang membuat masa depan kita bisa menjadi lebih baik,” ujarnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Senada, Pengasuh Pesantren Darut Tauhid Arjawinangun, Cirebon, KH Husein Muhammad menggambarkan Gus Dur sebagai pohon yang tumbuh di tanah subur, memberikan kebaikan bagi semua orang. Akarnya yang kuat membuatnya mampu menghadapi segala tantangan dan rintangan. “Bagi saya, Gus Dur adalah wali Allah karena beliau selalu mengutamakan kemaslahatan umat,” tuturnya.
Romo Gregorius Soetomo, imam Jesuit asal Indonesia, menekankan pentingnya semangat eksperimen dalam melanjutkan perjuangan Gus Dur. Ia melihat bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga warisan pemikiran Gus Dur dengan cara yang kreatif.
“Kalau kita hanya belajar kepada yang lebih berpengalaman tanpa mencoba, hidup tidak akan berkembang. Anak muda saat ini penuh dengan eksperimen, dan dari eksperimen itu pasti ada yang berhasil. Itulah yang harus ditonjolkan,” ucapnya. (Rikhul Jannah
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND