• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 18 Mei 2024

Banten Raya

Bahtsul Masail Putri Berlangsung Hidup, Berharap Cetak Generasi Ulama Perempuan

Bahtsul Masail Putri Berlangsung Hidup, Berharap Cetak Generasi Ulama Perempuan
Bahsul masail putri di Ma'had Darus-Sunnah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (4/5/2024). (Foto: NUOB/Dian S)
Bahsul masail putri di Ma'had Darus-Sunnah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (4/5/2024). (Foto: NUOB/Dian S)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Bahtsul masail (BM) yang digelar Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) di Ma'had Darus-Sunnah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (4/5/2024), berjalan hidup. Meski dari 20 pesantren dari Jakarta, Banten, dan Jawa Barat yang diundang dalam kegiatan hasil sinergi dengan Ma'had Darus-Sunnah Jakarta yang sekaligus dalam rangka haul ke-8 KH Mustafa Yakub tersebut hanya 9 yang mengirimkan delegasinya, sebanyak 30 peserta antusias membahas masalah problematika tren hijab lilit leher.


Izza Farhatin Ilmi, mushahih BM putri, mengatakan, latar belakang problematika yang diangkat adalah tren hijab lilit leher yang semakin menjamur dewasa ini. "Pertanyaannya adalah apakah model hijab lilit leher dengan bagian dada tidak tertutup oleh kerudung sudah dianggap cukup untuk menutup aurat atau belum?" ujarnya ketika dihubungi NUOB via aplikasi perpesanan.


Menurut, suasana BM kali ini berlangsung atraktif. ’’Para musyawirat (peserta musawarah putri) sangat antusias dalam menjawab disertai argumentasi dari berbagai literatur klasik maupun kontemporer. Perbedaan pendapat yang disampaikan oleh para musyawirat menjadikan diskusi semakin hidup. Beberapa jawaban yang digali oleh para peserta bersumber dari kitab-kitab fiqih, tafsir, dan syarah hadits, sehingga jawaban yg ditampilkan juga beragam,’’ ungkapnya.

 


Dia berharap, hadirnya BM ini menjadi kesempatan para santri putri untuk mengeksplor kemampuan mereka dalam menggali argumen dari literatur berbasis kitab kuning yang mencerminkan kekhasan pesantren. "Tentunya ada harapan besar diadakannya BM ini, yaitu mencetak generasi ulama perempuan di masa mendatang," terangnya.

 


Terkait hasil rumusan jawaban dari persoalan yang dibahas, hingga berita ini dibuat, masih diseleksi dan disaring oleh tim perumus.



Sementara itu, sejumlah perserta yang ditemui NUOB, merespons positif kegiatan ini. "Seru sekali, saya mendapat ilmu baru, teman baru, dan guru-guru baru," ujar Nastiti, peserta dari Pesantren Darus-Sunnah.



Menurutnya, BM sudah seharusnya dihidupkan di pondok pesantren salaf. "Sebagai bentuk merawat tradisi dan literatur yang telah diwariskan oleh ulama. Juga menjadi ajang untuk bertukar pikiran, agar tidak saklek terhadap suatu hukum,’’ ujarnya memberikan alasan.



Sedangkan Ari, delegasi dari Pondok Pesantren Madinatunnajah, mengatakan, ini merupakan pengalam pertamanya mengikuti BM. "Acaranya seru sekaligus menegangkan karena baru kali pertama ikut acara seperti ini. Awalnya bingung, lambat laun bisa mengikuti,’’ ucapnya.

 


Seperti diberitakan sebelumnya, BM dibagi dua hari. Sabtu (4/5/2024) untuk santri putri dan Ahad (5/5/2024) untuk putra. ’’Digelar di Aula Kiai Idris Kamali Ma'had Darus-Sunnah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, pukul 07.30-12.00 WIB,’’ ujar Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Tangsel Kiai Muhammad Hanifuddin, Jumat (3/5/2024) malam.
 


Dosen Ma'had Darus-Sunnah Jakarta itu menjelaskan, bahtsul masail kali ini tidak hanya untuk putra. Pada Sabtu (4/5/2024) juga digelar bahtsul masail putri di tempat yang sama. Dan salah satu program LBM PCNU Tangsel adalah bahtsul masail putri. ’’Diniatkan untuk ikut turut andil pengaderan ulama perempuan. Berpartisipasi melanjutkan tradisi keilmuan ulama perempuan yang gilang gemilang sedari awal,’’ ujar pria yang gemar memakai baju warna putih lengan panjang tersebut.



Bahasan untuk bahtsul masil putra adalah seputar akad unik yang sudah menjadi tradisi. Sedangkan untuk putri membahas problematika tren hijab lilit leher. (Dian Sophya)


Banten Raya Terbaru