Banten Raya

Libatkan Puluhan Pesantren, LBM Tangsel Bahas Problematika Tren Hijab Lilit Leher

Jumat, 3 Mei 2024 | 22:09 WIB

Libatkan Puluhan Pesantren, LBM Tangsel Bahas Problematika Tren Hijab Lilit Leher

Informasi kegiatan LBM PCNU Tangsel. (Grafis: Ist)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menggelar bahtsul masail. Kali ini bersinergi dengan Ma'had Darus-Sunnah Jakarta yang sekaligus dalam rangka haul ke-8 KH Mustafa Yakub.’’Untuk yang putra diikuti oleh 20 pesantren se-Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Digelar di Aula Kiai Idris Kamali Ma'had Darus-Sunnah Jakarta, Ciputat, Tangsel, pada Ahad, 5 Mei 2024, pukul 07.30-12.00 WIB,’’ ujar Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Tangsel Kiai Muhammad Hanifuddin dalam rilisnya yang diterima NUOB, Jumat (3/5/2024) malam.


Dosen Ma'had Darus-Sunnah Jakarta itu menjelaskan, bahtsul masail kali ini tidak hanya untuk putra. Pada Sabtu (4/5/2024) juga digelar bahtsul masail putri di tempat yang sama. ’’Insyaallah mengundang 20 pesantren se-Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Waktunya, pukul 07.30-12.00 WIB,’’ imbuh kiai berkacamata tersebut.



Ditambahkan, salah satu program LBM PCNU Tangsel adalah bahtsul masail putri. ’’Diniatkan untuk ikut turut andil pengaderan ulama perempuan. Berpartisipasi melanjutkan tradisi keilmuan ulama perempuan yang gilang gemilang sedari awal. Mulai era sahabat, tabi'in dan atba' tabi'in. Sebagai misal, Sayidah Aisyah adalah satu di antara sekian banyak sahabat perempuan yang banyak meriwayatkan hadis. Bahkan menjadi salah satu dari 6 perawi hadits terbanyak dari kalangan sahabat,’’ ungkap pria yang gemar memakai baju warna putih lengan panjang tersebut.



Di generasi tabi'in, lanjutnya, salah satunya adalah Sayidah Hafshah binti Sirin dan 'Amrah binti Abdurrahman. Nama keduanya harum termaktub dalam sanad-sanad hadits. Semisal dalam kutub al-sittah. ’’Lebih detail dan rinci, Muhammad Akram Nadwi dalam bukunya “Al-Muhaddithat: The Women Scholars in Islam”, mengemukakan terdapat 8.000 perawi hadits perempuan yang berjasa meriwayatkan hadis di dalam Islam,’’ terangnya.

 


Dalam catatan Buya Husein Muhammad, imbuhnya, terdapat fakta sejarah bahwa banyak ulama laki-laki yang menjadi murid ulama perempuan. ’’Di antaranya adalah Imam As-Sakhawi (w 1497 M), Imam Ibnu Hajar al-Asqallani (w 1449 M) dan Imam Suyuthi (w 1505 M), ketiganya ahli hadis terkemuka, belajar pada guru-guru perempuan. Imam Ibnu Hajar, misalnya, belajar pada 53 orang perempuan. Imam as-Sakhawi berguru pada 46 orang perempuan. Dan Imam as-Suyuthi berguru pada 33 perempuan,’’ jelasnya.



Kiai Hanif juga menyampaikan, sudah maklum bagi masyarakat Muslim di Mesir, Sayidah Nafisah adalah ulama perempuan yang cemerlang. ’’Imam Syafi’i dan banyak ulama lain hampir setiap hari datang ke rumahnya untuk mengaji kepadanya. Cicit Nabi ini seorang hafidzah, mufassir (ahli tafsir) dan muhaddits (ahli hadits), rajin shalat, puasa, dan haji sebanyak 30 kali. Pengajian tafsir yang diselenggarakannya di masjid maupun di rumahnya dihadiri ratusan orang yang datang dari berbagai penjuru,’’ terangnya.



Sementara itu, bahasan untuk bahtsul masil putra adalah seputar akad unik yang sudah menjadi tradisi. Sedangkan untuk putri membahas problematika tren hijab lilit leher. (*)