Jaga Lima Hal, Atur Pola Makan, Pola Tidur, dan Pola Pikir
Senin, 3 Maret 2025 | 14:55 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Lima hal yang tidak diketahui kadar dan nilainya kecuali setelah hilangnya. Oleh karena itu, suatu keniscayaan bagi mereka yang mempunyai akal menjaga perkara tersebut.’’Terkhusus warga NU. Menjaga lima hal dan mengamalkannya agar sukses dunia dan akhirat,’’ ujar Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) Kiai Muhammad Hanifuddin saat membacakan Kitab Syarhun Lathifun ‘ala Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jam’iyyah Nahdatil Ulama halaman 101 di Lantai 3 Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Selasa (25/2/2025) malam.
Pada kesempatan itu, santri almaghfurlah KH Ali Mustafa Yakub, pendiri Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, membacakan hadits urutan ke-36. Hadits dari Sahabat Ibnu Abbas ra yang diriwayatkan Imam Baihaqi berbunyi, ightanim khamsan qabla khamsin hayataka qabla mautika washihhataka qabla saqamika wafaraghaka qabla syughlika wasyababaka qabla haramika waghinaka qabla faqrika.
’’Gunakanlah 5 hal sebelum datangnya 5 hal. Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, luangmu sebelum sibukmu, mudamu sebelum tuamu, dan kayamu sebelum miskinmu,’’ kata kiai berkacamata yang malam itu mengenakan baju putih lengan panjang dipadu sarung berwarna cenderung gelap.
Dalam syarahnya diterangkan, misalnya hayataka qabla mautika, gunakanlah hidupmu dengan baik agar kelak setelah mati mendapatkan manfaat dari apa yang dilakukan saat hidup.’’Sebab, kalau sudah mati, terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya,’’ imbuh pria asal Sragen, Jawa Tengah, yang juga dosen Pondok Pesantren Darus-Sunnah Ciputat, itu.
Ditambahkan, dalam syarah juga diterangkan terkait shihhataka qabla saqamika, sehat wal afiat merupakan nikmat yang besar dan mahal nilainya. Oleh karena itu, saat sehat, hendaknya dipergunakan dengan baik.’’Orang yang diberi rezeki kesehatan oleh Allah, hendaknya bersyukur, dan menjaga kesehatan dengan cara menjaga tiga perkara pokok yang menjadi sumber sehat. Yakni, pola makan, pola tidur, dan pola pikir,’’ ungkap pria yang pernah sembilan tahun menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, tersebut.
Baca Juga
Antara Tahadduts Binni’mah dan Riya
Sekadar diketahui, ngaji kitab rutin ini dilaksanakan setiap Selasa malam. Satu rangkaian dengan istighotsah dan pembacaan Shalawat Nariyah yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel dan dipimpin Sekretaris PCNU Tangsel Kiai Himam Muzzahir.
Perlu diketahui juga, Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jamiyyah Nahdatil Ulama merupakan karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Kitab Mbah Hasyim—sapaan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari—yang berkenaan dengan berdirinya Jam’iyyah NU itu, memiliki kekhasan. Kitab tersebut dilampirkan bersamaan dengan Mukaddimah Qanun Asasi Nahdatul Ulama yang berkaitan erat (tata'allaq) dengan berdirinya NU.
Arbain Haditsan Mbah Hasyim ini dimulai dengan pesan kebaikan, bagaimana esensi agama, lalu bagaimana pula jika agama diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya. Redaksi yang ditulis oleh Mbah Hasyim dalam Arbain Haditsan tidak melulu dari Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim saja, akan tetapi juga dari Tabrani, Abi Dawud hingga kutipan dari Abu Nuaim Al-Asfahani, yang masih relevan hingga sekarang. Artinya, ada unsur continuity (keberlangsungan) di situ. Dari sinilah keistimewaan sosok Mbah  Hasyim mampu meletakkan 40 hadits pilihan sebagai fondasi Jam'iyyah Nahdatul Ulama.
Sedangkan Syarhun Lathifun merupakan syarah atas Arbain Haditsan yang ditulis oleh Khoiruddin Habziz, santri dan pengurus Ma’had Aly Situbondo, Jawa Timur. Kitab dengan tebal 124 halaman tersebut diberi pengantar oleh Wakil Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Afifuddin Muhajir, yang juga mengajar di Ma’had Aly Situbondo. (Mutho)
Terpopuler
1
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
2
AKN NU Membangun Kader dengan Jiwa Petarung
3
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
4
Sopian Terpilih sebagai Ketua PAC Ansor Banjarsari, Baehaqi Jadi Nakhoda Malingping
5
AKN NU sebagai Ikhtiar Lahirkan Pemimpin NU Masa Depan
6
Kader Fatayat Diharap Konsisten Semangat
Terkini
Lihat Semua