Banten Raya

Pergunu Tangsel Berkomitmen Berjuang Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Jumat, 9 Mei 2025 | 22:48 WIB

Pergunu Tangsel Berkomitmen Berjuang Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Ketua PC Pergunu Tangsel Ali Mudasir (kedua dari kiri) di Warung Jambu, Ciputat Timur, Tangsel, Jumat (9/5/2025). (Foto: Dok Pribadi-Ist)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Ketua Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Tangerang Selatan (Tangsel) Ali Mudasir mengatakan, Pergunu Tangsel berkomitmen terus berjuang meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan buruh di Indonesia.


‘’Kami berharap momentum Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional 2025 dapat menjadi awal bagi perbaikan yang lebih baik,’’ ujarnya saat menjadi narasumber pada Pesta Rakdjat terkait Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional 2025 di Warung Jambu, Ciputat Timur, Tangsel, Jumat (9/5/2025).


Ditambahkan, kedua hari penting itu menjadi momentum refleksi dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan buruh di Indonesia.

’’Memperingati Hari Buruh, Pergunu Tangsel menyerukan agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan buruh dengan menetapkan upah yang layak, meningkatkan perlindungan hukum, dan menghapus sistem outsourcing yang merugikan buruh,’’ ungkapnya.


Sedangkan terkait Hari Pendidikan Nasional, Pergunu Tangsel menekankan pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki kurikulum. Juga meningkatkan kesejahteraan guru dan menyediakan sarana prasarana yang memadai.

 


’’Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, Pergunu Tangsel menyerukan agar pemerintah memberikan perhatian lebih kepada guru dengan meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas mereka,’’ katanya.



Dia juga menyampaikan, saat ini terjadi kemerosotan moral di dalam dunia pendidikan.’’Baik formal maupun nonformal. Ini tentu menjadi keprihatinan, terutama bagi tenaga pendidik. Hendaknya menjadi perhatian,’’ ucapnya dalam rilis yang diterima NUOB.


Dijelaskan, jika suatu bangsa maju dengan pertumbuhan infrastruktur, tapi tidak diimbangi dengan moral yang unggul dan mulia, maka ukurannya menjadi bias dan justru akan merusak kebhinekaan dan moralitas.’’Padahal bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan terkenal toleransi tinggi,’’ tambahnya dalam kegiatan yang dihadiri puluhan orang tersebut.



Selain Ali Mudasir, pemateri lain di antaranya adalah Moh Nabil Chaidar, founder Kajian Sabar; Rezal Wijaya, pengamat pendidikan; dan M Rafli, ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.