• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 10 Mei 2024

Keislaman

Soal Potong Rambut-Kuku serta Biaya Penyembelihan Kurban

Soal Potong Rambut-Kuku serta Biaya Penyembelihan Kurban
ilustrasi (Desain: NU Online Banten/Reno S)
ilustrasi (Desain: NU Online Banten/Reno S)

IDUL Adha 1444 H semakin dekat. Sesuai ikhbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Lebaran Kurban 2023 ini akan jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023 bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1444 H. Ini sesuai dengan hasil sidang pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia.

Umat Islam dianjurkan untuk berkurban bagi yang mampu. Waktu menyembelih kurban dimulai selesainya Shalat Idul Adha. Dalam suatu khutbahnya Nabi ﷺ bersabda:

إن أول ما نبدأ فى يومنا هذا أن نصلى ، ثم نرجع فننحر ، فمن فعل ذلك فقد أصاب سنتنا ، ومن نحر قبل الصلاة فانما هو لحم قدمه لأهله ، ليس من النسك فى شيئ

"Sesungguhnya yang kami kerjakan terlebih dahulu di hari ini (Idul Adha) adalah shalat, lalu kami pulang, lalu kami menyembelih. Barangsiapa yang melakukan seperti telah sesuai dengan sunah kami. Dan barangsiapa menyembelih (sebelum shalat id), maka itu adalah sekadar daging yang dihidangkan untuk keluarganya, dan bukan bagian dari ibadah kurban." (HR al-Bukhari dan Muslim dari Barra' bin 'Azib)

Dalam hadits lain Nabi ﷺ juga bersabda:

 

 من ذبح قبل الصلاة فإنما يذبح لنفسه ، ومن ذبح بعد الصلاة فقد تم نسكه ، وأصاب سنة المسلمين

"Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, maka ia hanya menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang menyembelih setelah shalat, maka telah sempurna ibadah kurbannya dan sesuai dengan sunat umat Islam." (HR al-Bukhari dari Anas)

Menyembelih kurban tidak hanya pada Hari Raya Idul Adha saja, tapi boleh dilakukan pada 11-12 dan 13 Dzulhijjah. Tiga hari ini disebut hari Tasyrik, berdasarkan hadits:

 

عن أبى هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أيام التشريق أيام طعم وذكرالله . قال مرة أيام أكل وشرب

Artinya: "Hari-hari Tasyrik adalah hari-hari untuk makan, dan berdzikir kepada Allah……………….." (HR Ahmad dan Nasai dari Abu Hurairah)

Nah, bagi orang yang berkurban hendaknya memahami hadits berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان له ذبح يذبحه فإذا اهل هلال ذى الحجة فلا يأ خذن من شعره ولا من اظفاره شيئا حتى يضحى . (رواه مسلم)

’’Nabi ﷺ bersabda: Jika telah masuk Dzulhijjah dan ia mau berkurban, maka jangan potong rambut dan kuku, hingga ia berkurban.” (HR Muslim)

Dalam memahami dan mengambil hukum dari hadits ini, ulama beda pendapat, seperti yang dirangkum oleh Imam Nawawi:

قال سعيد بن المسيب وربيعة واحمد وإسحاق وداود وبعض اصحاب الشافعى :إنه يحرم عليه اخذ شيئ من شعره واظفاره حتى يضحي في وقت الاضحية ، وقال الشافعي واصحابه : هو مكروه كراهة تنزيه وليس بحرام ،وقال ابو حنيفة : لايكره ، وقال مالك في رواية : لايكره ، وفي رواية :يكره

 

’Said bin Musayyab, Rabiah, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahuwaih, Dawud Dzahiri dan sebagian Syafiiyah mengatakan bahwa haram memotong rambut dan kuku hingga ia menyembelih kurban pada waktunya. Syafii dan ulama Syafiiyah mengatakan: “Makruh tanzih, bukan haram”. Abu Hanifah mengatakan tidak makruh. Malik memiliki 2 riwayat, makruh dan tidak makruh.” (Syarah Muslim 6/472)

واحتج الشفعي والاخرون بحديث عائشة رضي الله عنها قالت كنت افتل قلائد هدي رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم يقلده ، ويبعثه به ولا يحرم عليه شيئ احله الله حتى ينحر هديه (رواه البخاري ومسلم)

’’(Ulama yang tidak mengharamkan) Syafii dan lainnya menggunakan dalil hadits Aisyah: Saya mengikat tali-tali hewan milik Rasulullah ﷺ, lalu Nabi ﷺ mengikatnya dan membawanya. Nabi ﷺ tidak mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah, hingga Nabi ﷺ menyembelihnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Selain itu, yang perlu diketahui adalah terkait biaya penyembelihan.

عن علي قال أمرنى رسول الله صلى الله عليه وسلم ان اقوم على بدنه وان اتصدق بلحمها وجلودها واجلتها وان لااعطى الجزارمنها قال نحن نعطيه من عندنا (رواه مسلم)

’’Dari Ali berkata: Nabi ﷺ memerintahku untuk mengurus untanya, dan sedekah dengan daging dan kulit, dan melarang memberi upah jagal dari kurban. Upahnya dari kami.” (HR Muslim)

Berdasarkan hadits tersebut, ulama sepakat melarang menjual bagian dari kurban, termasuk kulit, kepala, kaki, dan lainnya. Juga melarang menjadikan kulit sebagai upah bagi pemotongnya. Dan biaya pemotongan dan sebagainya tetap dibebankan kepada pemilik kurban.

 

Juga tidak boleh diambilkan dari kas masjid. Sebab kas infak masjid hanya untuk keperluan masjid, sementara kurban pada dasarnya tidak ada kaitan dengan masjid.

Wallahu a’lam bis shawab

Dikutip dari Kiai Ma'ruf Khozin, Buku Saku Sukses Qurban Sesuai Tuntunan-Invest Masa Depan, Aswaja NU Center PWNU Jatim dan LTN PBNU


Keislaman Terbaru