• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Mustasyar PBNU Gus Mus: Pesantren Merupakan Penerus Tradisi Dakwah Wali Songo

Mustasyar PBNU Gus Mus: Pesantren Merupakan Penerus Tradisi Dakwah Wali Songo
Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri. (Foto: SS YouTube NUO)
Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri. (Foto: SS YouTube NUO)

Banten, NU Online Banten

Lembaga pendidikan pesantren merupakan penerus dari tradisi dakwah yang dirintis oleh Wali Songo. Sementara Wali Songo merupakan penerus dakwah Rasulullah saw. Demikian disampaikan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri dalam tayangan "Eksklusif Gus Mus: Prinsip & Hakikat dakwah Eps. 1 | Kisah para Pendakwah Edisi #1" di kanal YouTube NU Online, Selasa (12/3/2024).



Menurut kiai yang kerap disapa Gus Mus itu, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam mempertahankan dan meneruskan warisan keilmuan dan spiritualitas dari para wali di masa lampau. "Kanjeng Nabi, Wali Songo, pesantren. Kanjeng Nabi itu bil hikmati wal-mau'izatil-hasanati. Kanjeng Nabi shalat lalu ngendiko: 'shallu kama roatumuni usholli; shalatlah seperti aku', kata Nabi," papar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah, itu sebagaimana dilansir NU Online.



Tradisi pesantren ini, menurutnya, memiliki keunikan tersendiri. Setiap pesantren memiliki ciri khas dan spesialisasi dalam bidang ilmu tertentu. "Harus kita pahami bahwa pesantren tidak satu meskipun cikal-bakalnya, niat pertamanya sama, tapi beda. Dulu itu malah ada pesantren yang seperti takhasus spesialisasi. Kalau ingin (belajar) ushul fiqih, di Tambak Beras. Kalau ingin belajar fiqih di Denanyar. Kalau ingin Qur'an di Krapyak, Jogja. Itu ada begitu," ungkap Gus Mus.



Dia juga menyoroti pendekatan pendidikan di pesantren yang terdiri dari dua hal utama. Pengajaran (ta'lim) dan pendidikan (tarbiyah). Menurutnya, pendidikan karakter (tarbiyah) memiliki prioritas utama di pesantren, sementara pengajaran ilmu agama (ta'lim) memiliki peran pendukung. "Makanya, pengajarannya kadang-kadang tidak metodologis. Belakangan saja ada madrasah segala macam, tapi yang dulu yang dipentingkan adalah tarbiyah ini. Memang lambat, karena ini membutuhkan contoh, keteladanan dan lain sebagainya," jelasnya.



Pesantren, sambungnya, tidak hanya menjadi tempat untuk memperoleh pengetahuan agama, tetapi juga menjadi wadah untuk pembentukan karakter dan kepribadian yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Gus Mus menegaskan bahwa pendekatan tarbiyah inilah yang mampu mengubah perilaku peserta didik di pesantren. "Tapi pengajaran itu bukan yang bisa mengubah perilaku. Yang bisa mengubah perilaku adalah tarbiyah pendidikan dan ini memang membutuhkan waktu," pungkasnya.  (Nuriel Shiami Indiraphasa)


Nasional Terbaru