• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 5 Mei 2024

Nasional

Paper Peserta AICIS yang Terseleksi harus Dipublikasikan

Paper Peserta AICIS yang Terseleksi harus Dipublikasikan
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Ahmad Zainul Hamdi saat Launching AICIS 2024, Senin (11/12/2023). (Foto: SS Zoom by Singgih)
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Ahmad Zainul Hamdi saat Launching AICIS 2024, Senin (11/12/2023). (Foto: SS Zoom by Singgih)

Bogor, NU Online Banten

Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 resmi ditabuh. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) melauncingnya secara virtual dan offline di Ruang Teater Gedung KH Saleh Darat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tangah, Senin (11/12/2023).

 


’’Kegiatan yang sudah diselenggarakan sejak 2000 ini merupakan kegiatan conference yang disebut-sebut paling prestisius tentang Islamic Studies,’’ ujar Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Ahmad Zainul Hamdi via zoom yang dihadiri lebih dari 600 peserta secara virtual itu.



AICIS ke 23 kali ini tidak boleh menjadi ajang jalan-jalan bagi dosen-dosen atau civitas akademika. ’’AICIS harus dimanaj dengan sangat baik dan mampu membuktikan forum ini sebagai forum akademik yang sangat baik, produktif dan berdampak,’’ imbuh Hamdi.

 


Oleh karena itu, lanjutnya, tidak boleh ada satu pun naskah paper yang terseleksi yang penulisnya menjadi peserta AICIS ini yang akan berakhir menjadi sampah. ’’Seluruh paper harus masuk dalam publikasi ilmiah baik dalam bentuk jurnal, buku, ataupun prosiding,’’ jelasnya.



AICIS yang diselenggarakan 1 - 4 Februari 2024 mengangkat tema Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues. ’’Tema ini diangkat karena lebih memperdalam bahwa kajian keislaman atau keagamaan secara umum pada akhirnya harus berani untuk mendefinisikan dirinya saat dihadapkan berbagai krisis kemanusiaan,’’ terang Prof Inung—sapaan akrab Hamdi.



Dia menambahkan, ada tujuh subtema yang bisa diangkat para akademisi dan peneliti dalam makalah yang akan diajukan. Di antaranya, Agama, Nasionalisme, dan Kewarganegaraan di Asia Tenggara; Dampak Isu dan Ketegangan Keagamaan Internasional terhadap Nasionalisme, Kewarganegaraan, dan Hak Asasi Manusia; Krisis Kesetaraan, Keadilan, dan Kemanusiaan; serta Ketegangan Agama dan Kemanusiaan Global. Juga Isu Gender, Spiritualitas, dan Minoritas; Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai: Era Pasca Kolonial; serta Kebijakan Berbasis Maslahah Mursalah, Kesetaraan, dan Pemberdayaan. (Singgih Aji Purnomo)


Nasional Terbaru