• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

Ramadhan Bukan Bulan untuk Berleha-leha

Ramadhan Bukan Bulan untuk Berleha-leha
Ilustrasi orang berdzikir. (Foto: Freepik)
Ilustrasi orang berdzikir. (Foto: Freepik)

Banten, NU Online Banten

Cendikiawan Muslim Quraish Shihab mengatakan, Ramadhan bukanlah bulan untuk berleha-leha. Melainkan untuk bekerja keras dengan tujuan mulia tentang puasa produktif. “Pada masa Nabi dan pada masa sahabat-sahabat, bahkan pada masa sesudah itu, karya-karya besar, pencapaian-pencapaian besar umat Islam, terjadi di bulan puasa,” tutur profesor itu melalui akun Instagramnya, Senin (25/3/2024).
 


Sebagaimana dikutip NU Online, dia menyebutkan pencapaian besar yang terjadi di bulan puasa seperti kemenangan memasuki Kota Makkah, Perang Badar, bahkan proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi pada bulan puasa. Itu menjadi bukti, bahwa bulan puasa bukan alasan untuk tidak melakukan hal positif.



“Memang puasa mengurangi sedikit kekuatan fisik, tetapi kekuranganya diimbangi dan ditutupi kekuatan mental, sehingga kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang direstui oleh Tuhan dan mencapai hal yang kita harapkan dengan melakukan kegiatan positif,” jelasnya.



Puasa, lanjutnya, harus mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan positif, yang sesuai dengan ketentuan agama. Tidur berlebihan dan tidak sesuai kebutuhannya itu bukanlah sebuah ibadah. Dapat disimpulkan, bahwa bulan puasa bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan hal yang produktif dan melakukan hal-hal yang melanggar tuntutan agama dengan dalih sedang berpuasa.


“Di bulan puasa banyaklah belajar, bukan sekadar membaca Al-Qur’an. Di bulan puasa, jangan sampai terlambat masuk ke kantor dengan dalih sedang puasa. Di bulan puasa, jangan sampai terjadi hal-hal yang melanggar tuntutan agama, karena itu bukan tujuan yang diharapkan dari puasa,” ungkapnya. 



Dia juga menjelaskan anjuran untuk memperbanyak dzikir saat berpuasa. “Anjuran untuk dzikir itu mudah sekali, bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Tapi kita sering mengabaikan,” jelasnya.



Banyak orang salah paham tentang dzikir, banyak yang berpikir dzikir atau dzikrullah itu hanya sebatas subhanallah dan alhamdulillah, tapi nyatanya bukan hanya sekadar itu. “Dzikrullah menyebut nama Allah itu atau menyebut-nyebut Allah atau mengingat-ingat Allah itu, bisa dalam menyebut nama-Nya, bisa dengan menyebut perbuatan-Nya. Alam raya Anda lihat ‘hebatnya ini alam’ itu Anda berdzikir,” tuturnya.



Menurutnya, banyak mengingat kenikmatan yang didapatkan dari Allah itu sudah termasuk dzikir. Seperti nikmatnya kemerdekaan Indonesia, nikmat sehat, serta nikmat mengingat tokoh-tokoh yang baik dan buruk juga termasuk dzikir kepada Allah, selama ada kaitannya dengan Allah. “Jadi banyak sekali, menyebut Rasul, menceritakan tentang Rasul, itu dzikrullah,” tegasnya.



Dapat disimpulkan, lanjutnya, bahwa anjuran berdzikir saat berpuasa ini sangatlah mudah. Segala sesuatu yang disyukuri dan dinikmati, yang berkaitan tentang Allah tentunya, itu sudah termasuk dzikir. “Anda dapat melakukannya kapan dan di mana saja. Segala sesuatu yang terbentang di alam raya ini, itu dapat dijadikan jangkar untuk berzikir,” pungkasnya. (Yuni Rachmawati NA)


Nasional Terbaru