Opini

Keteladanan Seorang Pemimpin

Ahad, 9 April 2023 | 16:08 WIB

Keteladanan Seorang Pemimpin

Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Pemimpin, leader, rais atau terma lain pada prinsipnya merupakan seorang yang menguasai, ‎mengontrol atas sebuah kelompok, wilayah/negara, atau situasi. Syarat seorang leader adalah ‎adanya follower/pengikut, bukan follower seperti pada berbagai platform media sosial yang ada. ‎Sebagai follower, kita telah memilih ‘orang-orang sakti’, agar dapat menyuarakan, mewakili, dan ‎menguasakan atas berbagai problematika. Lantas, setelah mereka berkuasa sudahkah ‘titipan’ kita ‎dipenuhi?  Apakah kehidupan kita menjadi lebih baik daripada sebelum mereka terpilih? Ataukah ‎mereka tidak lagi menjadi sakti? Penulis tidak menginginkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ‎tersebut, melainkan hanya sebagai ‘morning call’ semata. ‎
‎ 

Setiap dari kita, tentu mendambakan seorang pemimpin yang tak lapuk oleh hujan dan tak lekang ‎oleh panas, dikenang dengan legacy yang bernilai tambah, guna meneruskan catatan sejarah ‎peradaban. Dunia sudah berubah drastis dinamis, sehingga pemimpin sepatutnya mengikuti irama ‎gendang perubahan, jika tidak ingin ditinggal para followernya. Pemimpin dengan style luwes, ‎akomodatif partisipatoris akan lebih disukai dibandingkan dengan pemimpin diktator non-‎partisipatoris. Dan, tak kalah pentingnya, adalah pemimpin yang bisa dijadikan panutan bagi para ‎followernya, karena sesungguhnya pemimpin dipilih untuk kemudian ditaati atas kebijakan pro-‎kemanfaatan kemanusiaanya bukan malah dia didemosi atau malah dikudeta sebagai akibat abuse ‎of power yang dia lakukan.‎
‎ 

Tidak ada pemimpin yang sempurna, namun terdapat karakter-karakter yang sebaiknya dimiliki: ‎a). Visi yang jelas dan bagaimana cara implementasinya sehingga mereka yang dipimpin ‎mengetahui arah kepemimpinannya; b). Integritas; mereka yang memimpin memiliki suatu konsep ‎yang merujuk pada konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip; c). Pemimpin harus juga ‎memiliki dedikasi; meluangkan waktu dan energi demi menyelesaikan suatu pekerjaan menuju ‎visi dengan memberi teladan nyata; d). Rendah hati juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin. ‎Pemimpin dengan sifat ini, akan menyadari bahwa statusnya tidak akan membuatnya lantas ‎seperti dewa; e). Keterbukaan bagi pemimpin artinya, dia akan mendengarkan ide-ide baru, ‎bahkan jika ide tersebut, tidak sesuai dengan cara berpikir biasa. Pemimpin yang baik mampu ‎menangguhkan penilaian, sembari mendengarkan ide-ide, serta menerima cara-cara baru dalam ‎melakukan hal-hal yang dipikirkan oleh orang lain. Keterbukaan membangun saling menghormati ‎dan kepercayaan antara pemimpin dan pengikut, yang pada gilirannya akan melahirkan ide guna ‎mencapai visi; f). Kreativitas; kemampuan untuk berpikir secara berbeda, ‘out of the box’, berpikir ‎keluar dari pakem atau pun patron yang ada. Pemimpin berkemampuan untuk melihat hal-hal ‎yang tidak dilihat oleh orang lain. Dengan demikian, pemimpin dapat membawa ke arah ‎kebaruan; g). Keadilan; berurusan dengan orang lain secara konsisten dan adil. Seorang pemimpin ‎harus memeriksa semua fakta dan mendengar semua orang sebelum memberikan penilaian. Dia ‎harus menghindari melompat ke sebuah kesimpulan berdasarkan bukti yang tidak lengkap. Ketika ‎orang merasa mereka diperlakukan secara adil, pengikut akan menghadiahi pemimpin dengan ‎loyalitas dan dedikasi.‎

‎ 
Karakter di atas hanya sebagian kecil dari sifat seorang pemimpin walau pada dasarnya pemimpin ‎lahir dari lingkungan di mana dia tumbuh berkembang. Jadi pemimpin akan membawa karakter ‎khasnya sendiri. Dalam perspektif kepemimpinan Islam, seorang pemimpin haruslah memiliki ‎empat sifat yang diteladankan oleh seorang Rasul paripurna, Sayyidina Muhammad shallallahu ‎‎‘alaihi wasallam, yakni shiddiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabliqh (menyampaikan) dan ‎fathonah (cerdas). Bukan malah sebaliknya. Jika ini terjadi, maka dapat dipastikan dunia akan ‎cepat  menuju kehancurannya.‎
‎ 

Naudzu billahi min dzalik
‎ 

Wallahu a’lamu bisshawab.‎
‎ 

K. Hadi Susiono Panduk, Kolumnis Muslim; Rais Syuriyah MWCNU Bayah;  Pengurus ‎Pergunu Kabupaten Lebak; Pengurus MUI Kabupaten Lebak; Alumnus Pondok Pesantren Al-‎Khoirot dan Sabilillah Kudus, MA Nahdlatul Muslimin Kudus, serta Universitas Diponegoro ‎‎(UNDIP) Semarang