• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 26 April 2024

Opini

Refleksi Akhir Tahun: Membangun Kebiasaan Kecil

Refleksi Akhir Tahun: Membangun Kebiasaan Kecil
Andik Kuswanto
Andik Kuswanto

Oleh: Andik Kuswanto*

 

Pada malam hari di teras rumah, nyamuk-nyamuk terdengar mendengung mengganggu di kuping. Terlihat kucing-kucing yang sedang birahi saling merayu di luar sana. Saya menemukan di YouTube video tentang bagaimana membangun kebiasaan baru yang kecil-kecil saja. Itu penemuan bagus menjelang akhir tahun.

 

Pada setiap akhir tahun, orang terbiasa membuat resolusi, berjanji akan melakukan perubahan pada tahun berikutnya, dan menjalani hari-hari pertama di awal tahun dengan semangat baru. Namun, kebiasaan baru itu tak jarang mulai mengendur pada pekan kedua, dan kembali ke kebiasaan lama ketika Januari berakhir. Sebelas bulan sisanya mereka jalani seperti yang sudah-sudah, sampai tiba akhir tahun lagi, dan orang memikirkan perubahan lagi, dan resolusi baru lagi di tahun-tahun berikutnya setiap menjelang pergantian tahun.

 

Hampir setiap orang menginginkan perubahan, tetapi mereka selalu melakukan hal yang sama, mengikuti pola yang sama, dan tetap menggunakan cara berpikir yang sama. Einstein menyebutnya: insanity-ketidakwarasan. Kita menjalani hidup dengan cara yang begitu-begitu saja, menggunakan cara berpikir yang sama terus-menerus yang selama ini terbukti memberi kita masalah, tetapi mengharapkan hasil yang berbeda.

 

Brian Jeffrey Fogg, direktur Behavior Design Lab., Stanford University, Amerika Serikat, pada Februari 2020 menerbitkan buku "Tiny Habits: The Small Changes That Change Everything", buku menarik yang kemudian menjadi best-seller. Dalam video di kanal Tedx, ia mengajarkan trik simpel untuk membangun kebiasaan sehari-hari dengan cara melekatkan kebiasaan baru itu pada kebiasaan-kebiasaan alami kita. Misalnya, kita ingin punya kebiasaan push up, kita menetapkan keputusan: "Setiap kali selesai kencing, saya langsung push up dua kali." 

 

Nanti jumlahnya kita tambah sendiri secara bertahap. Mungkin memasuki bulan kedua, kita akan push up lima kali setiap selesai kencing. Mungkin kita merasa perlu membangun kebiasaan bahwa setiap menjelang tidur, setelah kita merebahkan kepala pada bantal, kita mengucapkan terima kasih. Nanti saat bangun tidur, apapun yang kita rasakan, kita mengucapkan lagi terima kasih. Kita membangun kebiasaan kecil sebagai orang yang berterima kasih.

 

Ada banyak kebiasaan kecil dan kita bisa memutuskan sendiri apa yang hendak kita lekatkan dengan kebiasaan sehari-hari kita. Setelah saya merebahkan kepala pada bantal, saya akan mengingat satu hal yang menyenangkan hari ini. Setelah saya berada di tempat tidur, saya akan membaca satu halaman buku. Setelah saya berada di tempat tidur, saya akan membaca satu puisi. (Abbas Kiarostami, sutradara Iran, memiliki kebiasaan ini.) Setiap selesai makan, saya akan menciptakan satu metafora.

 

Kita bisa menggunakannya untuk produktivitas, kesehatan, memperbaiki aspek-aspek emosional, danta adalah hasil dari kebiasaan kita. Kita menjadi ahli dalam berkeluh-kesah, misalnya, karena setiap hari kita melatih diri dalam kecakapan itu. Kita berhasil secara gemilang dalam mempersulit diri sendiri, sebab kita melakukannya berulang-ulang. Kita, tentu saja, bisa juga menjadi orang yang gembira, jika kita melatih diri dengan kebiasaan itu.

 

*Penulis adalah alumni UIN Syarief Hidayatullah Jakarta


Opini Terbaru