Singgih Aji Purnomo
Kolomnis
Stoikisme, dikenal sebagai sebuah aliran filsafat yang menekankan kebajikan, akal, dan pengendalian diri untuk mencapai ketenangan batin, menawarkan prinsip-prinsip yang relevan bagi kehidupan modern.
Di tengah kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh Generasi Z (Gen Z), termasuk masalah kesehatan mental, tekanan sosial, dan ketidakpastian masa depan, stoikisme dapat menjadi maps menavigasi juga bekal berharga.
Menariknya, banyak nilai-nilai stoikisme selaras dengan ajaran Islam, memberikan landasan spiritual yang kuat bagi generasi muda Muslim.
Nilai Stoikisme dalam Islam
Urutan pertama ada pengendalian diri (Sabar): Stoikisme menekankan pengendalian emosi dan hawa nafsu sebagai kunci menuju ketenangan. Dalam Islam, konsep sabar memiliki makna yang serupa, mengajarkan umat Muslim untuk menahan amarah dan mengendalikan diri dalam menghadapi kesulitan. Rasulullah SAW bersabda, "Jangan marah, maka bagimu surga" (HR. Bukhari), yang sejalan dengan prinsip stoikisme untuk introspeksi dan perbaikan diri daripada reaktif terhadap emosi.
Kedua, penerimaan takdir (Ridha): Stoikisme mengajarkan penerimaan terhadap hal-hal di luar kendali manusia, fokus pada apa yang dapat diubah, dan menerima takdir dengan lapang dada. Dalam Islam, konsep ridha terhadap ketentuan Allah memiliki kesamaan dengan prinsip ini. Umat Islam diajarkan untuk mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" ketika menghadapi kegagalan atau kehilangan, sebagai bentuk penerimaan dan penyerahan diri kepada Allah.
Baca Juga
Abad Baru NU dan Gen Z
Ketiga, fokus pada kendali (Ikhtiar dan Tawakal): Inti dari stoikisme adalah memfokuskan energi pada hal-hal yang dapat dikendalikan, seperti tindakan dan pikiran. Hal ini selaras dengan konsep ikhtiar (usaha) dan tawakal (berserah diri) dalam Islam. Umat Islam diajarkan untuk berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan sesuatu dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Keempat, kebijaksanaan dan keadilan: Stoikisme menempatkan kebijaksanaan dan keadilan sebagai kebajikan utama. Islam juga sangat menekankan pentingnya kedua hal ini. Al-Qur'an dan Hadis mengajarkan umat Muslim untuk selalu bertindak adil dalam segala situasi dan mencari ilmu serta kebijaksanaan sebagai bekal hidup.
Kelima, hidup selaras dengan alam (Sunnatullah): Stoikisme menganjurkan hidup selaras dengan alam dan hukum alam. Dalam Islam, konsep sunnatullah (hukum-hukum Allah yang berlaku di alam semesta) memiliki kesamaan dengan prinsip ini. Manusia diharapkan untuk memahami dan mengikuti sunnatullah agar dapat menjalani kehidupan yang harmonis dan bermakna.
Yang terakhir, mengingat kematian (Memento Mori): Stoikisme menekankan pentingnya mengingat kematian (memento mori) sebagai pengingat untuk menjalani hidup dengan bijaksana dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Dalam Islam, mengingat kematian juga merupakan bagian penting dari ajaran agama. Dengan mengingat kematian, manusia akan terdorong untuk meningkatkan amal saleh dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Stoikisme Sebagai Solusi Problematika Gen Z
Generasi Z tumbuh di era digital dengan tantangan yang unik dihadapkan pada beberapa masalah, pertama kesehatan mental: Tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang tinggi akibat tekanan akademik, sosial, dan ekonomi.
Kedua, krisis eksistensi diri: Ketidakpastian mengenai identitas dan tujuan hidup di tengah perubahan sosial dan teknologi yang pesat.
Ketiga, gaya hidup konsumtif: Terjebak dalam budaya konsumerisme yang mendorong ketidakpuasan dan keinginan yang tak terbatas.
Terakhir, toxic relationship: Terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dan merugikan kesehatan mental.
Prinsip-prinsip stoikisme dapat membantu Generasi Z mengatasi masalah-masalah ini. Dengan mempraktikkan pengendalian diri, mereka dapat mengelola emosi negatif dan mengurangi stres.
Dengan menerima takdir, mereka dapat mengurangi kecemasan terhadap hal-hal di luar kendali mereka.
Dengan fokus pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan, mereka dapat meningkatkan produktivitas dan mencapai tujuan mereka.
Dengan mengingat kematian, mereka dapat menghargai hidup dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Riset Terkini tentang Stoikisme dan Islam
Guna mendukung argumentasi tulisan ini mari lihat dan baca penelitian terbaru menunjukkan relevansi stoikisme dalam konteks Islam dan manfaatnya bagi kehidupan modern.
Permulaan hasil penelitian Hilalludin, et.al, eksplorasi nilai-nilai stoikisme dalam sudut pandang Islam: Penelitian ini menyoroti keselarasan antara nilai-nilai stoikisme seperti kebijaksanaan, keberanian, pengendalian diri, dan keadilan dengan ajaran Islam.
Sementara itu dalam skripsi yang ditulis Amirotussolihah yang berjudul Stoikisme Perspektif Al-Qur'an (Studi Tafsir Tematik): Penelitian ini menemukan bahwa stoikisme dalam Al-Qur'an terhimpun dari sikap qanā’ah (merasa cukup), sabar, dan kemampuan memaksimalkan potensi akal untuk mencapai kebahagiaan.
Lebih lanjut, Al Fahrizal dalam opininya yang berjudul Muhammad, Nabi Paling Stoikis: Artikel ini menjelaskan bahwa konsep stoikisme selaras dengan Islam, di mana manusia tidak diperkenankan untuk ikut campur dalam perihal yang bukan menjadi ranahnya.
Keempat, tesis yang ditulis Ali Abdurahman Simangunsong berjudul Konsep Pengendalian Diri Filsafat Stoikisme dalam Perspektif Al-Qur'an: Penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pengendalian diri dalam stoikisme dan ajaran Al-Qur'an memiliki relevansi dan pandangan yang sejalan.
Ide Self Love Generasi Z dalam Perspektif Filsafat Stoikisme: Penelitian yang ditulis oleh Zahra Amala Faeruziani menyimpulkan bahwa filsafat Stoikisme Marcus Aurelius dapat dijadikan solusi bagi generasi Z yang terjebak dalam toxic relationship.
Islam dan Filsafat Stoisisme: Kajian Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring: Sebagaimana artikel yang ditulis Maulida Ilhami dan Ganjar Eka Subakti menemukan bahwa anjuran hidup selaras dengan alam dalam filosofi stoisisme memiliki persamaan dengan konsep sunnatullah dalam ajaran Islam.
Kesalahpahaman Stoikisme di Kalangan Gen Z: Artikel ini mengkritik kesalahpahaman tentang stoikisme di kalangan Generasi Z dan menekankan pentingnya memahami prinsip-prinsipnya dengan benar.
Fauzan Nurahman dalam tulisannya Nilai-Nilai Stoikisme dalam Kehidupan Umat Islam: Nilai-nilai Stoikisme, seperti pengendalian diri, keberanian, kebijaksanaan, dan keadilan, memiliki banyak kesamaan dengan ajaran Islam.
Selanjutnya, tesis berjudul Stoikisme Kisah Nabi Nuh dalam Al-Qur’an Perspektif Pendekatan Hermeneutika Wilhelm Dilthey: Tesis ini membahas mengenai kisah Nabi Nuh dalam Al-Qur'an yang memiliki nilai-nilai stoikisme.
Terakahir, Manajemen Keuangan dengan Stoikisme sebagai Moderasi dalam Perspektif Perilaku Bisnis Islam: Tesis ini membahas mengenai manajemen keuangan dengan stoikisme sebagai moderasi dalam perspektif perilaku bisnis Islam.
Dibaca dari beberapa hal di atas, stoikisme menawarkan prinsip-prinsip berharga yang dapat membantu Generasi Z mengatasi tantangan kehidupan modern.
Keselarasan antara nilai-nilai stoikisme dan ajaran Islam memberikan landasan spiritual yang kuat bagi generasi muda Muslim untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan bahagia.
Dengan mempraktikkan pengendalian diri, menerima takdir, fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, dan mengingat kematian, Generasi Z dapat menjadi lebih tangguh, bijaksana, dan siap menghadapi masa depan.
Wallahu a’lam bis shawab.
Singgih Aji Purnomo, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al Amanah Al-Gontory, Redaktur Pelaksana Warta NU Online Banten
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Kamulyan Wulan Ramadhan
2
Waktu Buka Puasa 7 Maret 2025 untuk Jakarta dan Banten
3
Waktu Buka Puasa 6 Maret 2025 untuk Jakarta dan Banten
4
Jadwal Buka Puasa Jakarta dan Banten Hari Ini, 8 Maret 2025
5
Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Penuh Berkah
6
Khutbah Jumat: Tiga Pelajaran Ibadah Puasa
Terkini
Lihat Semua