• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 20 April 2024

Ubudiyyah

Mewarisi Ilmu dan Keramat Ulama 

Mewarisi Ilmu dan Keramat Ulama 
Ilustrasi (Foto: NU Online)
Ilustrasi (Foto: NU Online)

Satu persatu ulama dan panutan kita diambil yang maha kuasa, yang maha mematikan. Tidak terduga, tiada pula ada gambaran akan kematian. Semua silih bergantian menuju keabadian. Isak tangis kita belumlah kering kini air mata itu menetes lagi, sepertinya tak berkesudahan. Yang ada pasrah atas taqdir Tuhan seru sekalian alam.

 

Rasa manusia kita kadang menghujat dan sedikit protes, kenapa harus kiai, kenapa harus orang-orang soleh yang dipanggil pulang ?. Mereka bagi kita adalah cahaya, mereka bagi kami adalah pembimbing jiwa, mereka adalah penyejuk dan pendamai dari sekian prahara hidup kita.

 

Kita, yang ditinggalkan ini belum sanggup menjadi penerang ajaran agama, penyampai ilmu agama, hamba yang soleh ( taqorrub billah ) dan tauladan yang sempurna.

 

Masih jauh cahaya itu untuk kita lumuri dalam hati, masih gelapnya sisi batin ini, dan terlalu musykilnya prahara kehidupan. Kehadiran ulama adalah kebahagiaan dhohiriyah dan batiniyah kita, kepergian ulama adalah kegelapan dan malapetaka kita.

 

Ulama yang dekat dengan Robb-nya adalah ulama yang dikaruniai hidayah dan taufiqnya, diberkahkan rizkinya, diluaskan paham ilmunya, dianugerahi haibah dan karomah. Mereka para kiai yang memerankan dengan ikhlas peran murobbi ruhina ( guru bagi ruh kita ), mereka para kiai ( ulama ) yang dengan prinsip istiqomahnya menasihati, memberi jalan keluar persoalan keummatan.

 

ألعلماء ورثة الأنبياء , وحسبك بهذه الدرجات مجدا وفخرا وبهذه الرتبة شرفا وذكرا, وإذا كان لا رتبة فوق النبوة فلا شرف فوق شرف الوراثة لتلك الرتبة

 

Artinya : Ulama adalah pewaris para Nabi, cukuplah bagimu dengan derajat ini untuk memperoleh sebuah keagunaan dan kebanggaan diri, cukuplah bagimu dengan tingkatan ini untuk memperoleh kemuliaan dan panggilan yang agung. Ketika sudah tidak ada lagi tingkatan di atas tingkat kenabian, maka tidak ada satupun kemuliaan yang melebihi kemuliaan warisan tingkatan tersebut ( lihat di kitab Adabul Alim wal Muta'allim, hal: 13 ).

 

Keistimewaan ulama tumbuh dari hatinya yang siddiq ( jujur ), kecerdasan aqal, dan bersihnya jiwa. Maka Rosulullah Saw pun memberi pandangannya atas ulama, sebagai generasi penyampai risalah Islam setelah beliau dengan sabda yang berisi pujian untuk ummatnya yang alim ( faqih ).

 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  يوزن يوم القيامة مداد العلماء ودم الشهداء

 

Artinya : pada hari kiamat nanti akan ditimbang tinta-tinta (karya-karya) para ulama’ dan darah orang yang mati syahid.

 

ما عبد الله بشيء أفضل من فقه في الدين , ولفقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد

 

Artinya : Allah tidak akan disembah dengan sesuatu yang lebih utama dari pada faham dalam ilmu fiqih (agama), karena sesungguhnya satu orang yang ahli dalam bidang ilmu fiqh itu lebih berat bagi setan dari pada seribu orang yang ahli ibadah (tanpa ilmu fiqh).

 

يشفع يوم القيامة ثلاثة الأنبياء ثم العلماء ثم لشهداء

 

Artinya : Ada tiga orang yang berhak memberikan syafa’at kepada orang lain nanti pada hari kiamat, yaitu para nabi, para ulama dan para syuhada.

 

Dan diriwayatkan, bahwa para ulama nanti pada hari kiamat berdiri diatas mimbar yang terbuat dari cahaya (nur).

 

Menjadi ulama ( kiai ), tentu memiliki sarii'a al-dami' syadida al-khosyati (  سريع الدمع شديد الخشب ), dan dianugerahi katsiro al-haibati mujaba al-da'wati kariima al-akhlaqi ( كثير الهيبة مجاب الدعوة كريم الأخلاق ), ulama pun punya sikap  ab'ada al-naasi 'an al-fakhsyi (أبعد الناس عن الفخش  ), hingga mereka yang lebih dekat dengan Tuhannya ( واقربهم الى الحق ).

 

Belum tentu, generasi cahaya ilmu akan bisa dilanjutkan secara cepat. Sebab cahaya akan terus mencari tempatnya dimana kehendak Allah SWT kepada siapa. Maka kepergian sang alim adalah kesedihan sang alam.

 

Mengantarkan jasad ulama kita menuju keharibaan Tuhan adalah meninggalkan pilu yang amat dalam. Namun hidup harus terus dilanjutkan, dan kita yakin bahwa Allah pasti mempersiapkan hambanya untuk kemudian mencahayai kembali manusia dan alam semesta ini.

 

Hamdan Suhaemi, Penulis adalah Wakil Ketua PW GP Ansor Banten dan Ketua PW Rijalul Ansor Banten
 


Editor:

Ubudiyyah Terbaru