Opini

Menyoal Generasi Strawberry

Jumat, 21 Maret 2025 | 16:15 WIB

Menyoal Generasi Strawberry

Ilustrasi Generasi Strawberry. (Foto: freepik.com)

Generasi Strawberry, sebuah istilah yang belakangan ini kerap digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang dianggap rapuh secara mental, mudah menyerah, dan kurang tahan menghadapi tekanan.

 

Istilah ini merujuk pada buah strawberry yang terlihat cantik di luar namun mudah hancur ketika mendapat tekanan. Generasi ini umumnya merujuk pada anak-anak muda yang lahir pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Meskipun sering mendapat stigma negatif, Generasi Strawberry juga memiliki potensi dan peluang besar jika diberi dukungan yang tepat.

 

Tantangan yang Dihadapi Generasi Strawberry

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Pertama, tekanan mental dan stigma sosial. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Generasi Strawberry adalah tekanan mental yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022), sekitar 20% remaja di Indonesia mengalami gejala gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Stigma sosial yang menyebut mereka sebagai generasi yang “lemah” justru memperburuk kondisi ini. Banyak dari mereka merasa tidak dipahami dan kesulitan mencari dukungan.

 

Kedua, tuntutan akademis dan karir yang tinggi. Generasi ini tumbuh di era di mana kompetisi akademis dan karir semakin ketat. Mereka diharapkan untuk berprestasi di sekolah, kuliah, dan dunia kerja, sementara di sisi lain, mereka juga harus menghadapi tekanan dari media sosial dan ekspektasi keluarga. Hal ini seringkali membuat mereka merasa kewalahan dan tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Ketiga, ketergantungan pada teknologi. Generasi Strawberry adalah generasi yang lahir dan besar di era digital. Meskipun teknologi membawa banyak kemudahan, ketergantungan yang berlebihan pada gadget dan media sosial dapat menyebabkan masalah seperti kecanduan, kurangnya interaksi sosial langsung, dan kesulitan dalam mengelola waktu.

 

Keempat, kurangnya keterampilan hidup. Banyak dari Generasi Strawberry yang dianggap kurang memiliki keterampilan hidup dasar, seperti kemampuan memecahkan masalah, mengelola stres, dan beradaptasi dengan perubahan. Hal ini seringkali disebabkan oleh pola asuh yang terlalu protektif, di mana orang tua cenderung mengambil alih semua masalah yang dihadapi anak.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Peluang yang Dimiliki Generasi Strawberry

Pertama, kreativitas dan inovasi. Meskipun sering dianggap rapuh, Generasi Strawberry memiliki kreativitas dan kemampuan berpikir out-of-the-box yang tinggi. Mereka tumbuh di era di informasi mudah diakses, sehingga mereka cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan inovatif. Banyak dari mereka yang sukses menjadi content creator, pengusaha muda, atau berkontribusi dalam bidang seni dan teknologi.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Kedua, kesadaran akan kesehatan mental. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Generasi Strawberry lebih terbuka dalam membicarakan isu kesehatan mental. Mereka tidak segan mencari bantuan profesional ketika merasa stres atau depresi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga kesehatan mental.

 

Ketiga, kemampuan adaptasi yang cepat. Generasi ini terbiasa dengan perubahan yang cepat, terutama dalam hal teknologi. Mereka mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan baru, baik dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang.

 

Keempat, jiwa sosial yang tinggi. Banyak dari Generasi Strawberry yang aktif dalam kegiatan sosial dan lingkungan. Mereka peduli terhadap isu-isu seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan hak asasi manusia. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi dan keinginan untuk membuat perubahan positif di masyarakat.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Bagaimana Membantu Generasi Strawberry Berkembang?

Hal menarik yang perlu diupayakan yakni membantu generasi strawberry untuk berkembang, beberapa cara diantaranya, pertama, memberikan dukungan emosional. Salah satu cara terbaik untuk membantu Generasi Strawberry adalah dengan memberikan dukungan emosional. Orang tua, guru, dan masyarakat perlu memahami bahwa tekanan yang mereka alami adalah nyata. Mendengarkan dan memberikan empati dapat membantu mereka merasa lebih dihargai dan didukung.

 

Kedua, mengajarkan keterampilan hidup. Pendidikan formal saja tidak cukup. Generasi ini perlu diajarkan keterampilan hidup seperti manajemen stres, kemampuan berkomunikasi, dan problem-solving. Program pelatihan dan workshop dapat menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan ini.

 

Ketiga, mendorong keseimbangan hidup. Penting untuk mengajarkan Generasi Strawberry tentang pentingnya keseimbangan hidup. Mereka perlu memahami bahwa prestasi akademis dan karir bukanlah segalanya. Aktivitas fisik, hobi, dan waktu bersosialisasi juga penting untuk menjaga kesehatan mental.

 

Keempat, memanfaatkan teknologi secara positif. Alih-alih melarang penggunaan teknologi, lebih baik mengajarkan Generasi Strawberry cara memanfaatkannya secara positif. Misalnya, menggunakan media sosial untuk membangun jaringan profesional atau memanfaatkan aplikasi untuk meningkatkan produktivitas.

 

Kelima, menciptakan lingkungan yang inklusif. Lingkungan yang inklusif dan mendukung dapat membantu Generasi Strawberry merasa lebih nyaman dan percaya diri. Sekolah dan tempat kerja perlu menciptakan budaya yang menghargai perbedaan dan memberikan ruang bagi setiap individu untuk berkembang.

 

Generasi Strawberry adalah generasi yang penuh dengan potensi namun juga menghadapi tantangan yang tidak mudah. Stigma negatif yang melekat pada mereka justru dapat memperburuk kondisi mental mereka.

 

Sebaliknya, dengan memberikan dukungan yang tepat, kita dapat membantu mereka mengembangkan potensi dan menghadapi tantangan dengan lebih baik. Generasi ini memiliki kreativitas, kesadaran akan kesehatan mental, dan kemampuan adaptasi yang tinggi, yang semuanya dapat menjadi modal penting untuk masa depan.

 

Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif bagi Generasi Strawberry agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Wallahu a’lam bis shawab.

 

Singgih Aji Purnomo, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Al Amanah Al-Gontory, Redaktur Pelaksana Warta NU Online Banten

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND