Banten Raya

Kaji Pancasila Persepektif Iman Kristen, STISNU Nusantara Hadirkan Miryam Nainggolan Sebagai Dosen Tamu

Kamis, 6 Juni 2024 | 22:43 WIB

Kaji Pancasila Persepektif Iman Kristen, STISNU Nusantara Hadirkan Miryam Nainggolan Sebagai Dosen Tamu

Perkuliahan daring membahas Filsafat Pancasila perspektif iman Kristen. (NUOB/Arfan)

Tangerang, NU Online Banten
Matakuliah Filsafat Pancasila di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang kali ini terasa berbeda. Dewan Pengarah Konsorsium Pekerja Sosial Indonesia (KSPI) Miryam Nainggolan hadir sebagai dosen tamu, memberikan perspektinya tentang Pancasila dalam pandangan iman Kristen.

 

Demikian disampaikan oleh Ketua STISNU Nusantara Tangerang Dr Muhammad Qustulani secara daring, dalam kajian Filsafat Pancasila yang diampu olehnya secara daring, pada Kamis, (6/6/2024).

 

Ia menjelaskan, bahwa kegiatan dosen tamu pada matakuliah ini adalah ejawantah dari kurikulum OBE (Outcome Based Education) yang dituangkan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Matakuliah Filsafat Pancasila. Dirinya menginginkan terbukanya wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang Pancasila dalam perspektif iman Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu. 

 

Pasalnya selama ini, dirinya hanya bisa menjelaskan Pancasila dalam perspektif Islam, namun dalam perspektif lain harus menghadirkan banyak tokoh agama dalam forum perkuliahan.

 

“Terimakasih, Bu Maryam telah hadir dalam forum ini sebagai dosen tamu matakuliah filsafat Pancasila di STISNU,” Ungkapnya.

 

Sementara, Miryam Nainggolan aktifis lintas iman menyatakan kebahagiaannya karena diundang menjadi narasumber kuliah tamu pada matakuliah Filsafat Pancasila oleh mahasiswa STISNU. Sebab baginya, hal ini adalah sebuah langkah positif untuk memperkuat moderasi beragama dan memperkokoh peran pemuda dalam merawat kebhinekaan bangsa Indonesia. 

 

Lebih lanjut, ia juga mengenegaskan, bahwa dari ratusan juta bangsa Indonesia maka peran peran tokoh dan pemuda menjadi hal penting untuk dikukuhkan dalam merawat bangsa.

 

“Pancasila dalam Iman Kristen tidak ada yang bertentangan. Sebab batang tubuh dari Gereja adalah pengamalan dari Pancasila itu sendiri,” katanya.

 

Selain itu, ia berharap mahasiswa STISNU menjadi garda terdepan yang merawat Pancasila. Menjadi garda terdepan dalam menebarkan nilai-nilai toleransi. Dan menjadi generasi muda yang bisa menjaga nilai Pancasila dalam bingkai moderasi beragama di Indonesia.

 

“Saya berharap kawan kawan yang mengikuti perkuliahan ini menjadi garda terdepan yang toleran, pemuda-pemuda menjaga Pancasila dalam bingkai moderasi beragama.” Harapnya.

 

Acara ditutup oleh clossing statment dosen pengampu matakuliah filsafat pancasila yang selanjutnya akan menghadirkan tokoh dari agama Budha, Hindu, Khonghucu, dan Katolik. Pelaksana kegiatan ini adalah mahasiswa beasiswa kelas Ansor Sarjana, dan dimoderatori oleh Zainal.