Tangerang Selatan, NU Online Banten
Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) telah siap memasuki abad kedua NU. Ya, pada 16 Rajab 1444 (7/2/2023), NU telah berusia 100 tahun. ’’Selamat memasuki abad kedua NU. Mari kita bersiap dan menyiapkan diri menghadapi tantangan baru yang semakin kompleks dan beraneka ragam,’’ ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah saat sambutan pada Rapat Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Barat 2023 dan Launching Fatayat NU Leadership Center di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktifitas (BBPVP) Jalan Gatot Subroto No 170 Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/2/2023).
Istri ketua Pengurus Cabang NU Tangerang Selatan itu melanjutkan, termasuk Fatayat NU punya tugas melakukan refleksi, meneladani, dan mengambil inspirasi dari seluruh hal baik yang sudah ditorehkan dan ditanamkan oleh para masyayikh di abad pertama NU.
"Untuk selanjutnya dapat diinternalisasikan dalam mengisi lembar sejarah abad kedua sesuai dengan visi Fatayat NU periode saat ini. Yaitu Menguat Bersama, Maju Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia," imbuh komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.
Oleh karena itu, lanjut Ning Lia—sapaan akrabnya, Fatayat NU hendaknya segera menuntaskan pekerjaan rumah (PR) organisasi baik internal maupun eksternal. Di antaranya menjadikan Fatayat NU sebagai rumah yang nyaman dan aman.
"Dibangun dengan nilai-nilai kekeluargaan dan nilai-nilai yang berlandaskan Islam Aswaja an Nahdliyyah, sebagai sumber pengetahuan Islam, perempuan, dan anak serta mengakomodasi atau menjawab kebutuhan dan kepentingan kader," tegasnya.
Dia tak lupa menggarisbawahi apa yang akan dikerjakan Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Barat yang melaunching Fatayat NU Leadership Center. "Perempuan harus ikut ambil bagian dan masuk dalam posisi strategis. Baik di legislatif maupun eksekutif. Tentu diiringi dengan peningkatan kualitas dan kompetensi diri," ungkapnya.
Dan, merebut posisi strategis sebagai pengambil kebijakan merupakan sesuatu keniscayaan.''Seiring dengan upaya untuk mewarnai kebijakan agar memiliki perspektif pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,’’ jelasnya.
Pewarta: Mutho Masyhadi
