Jabar

Gempa, Sejumlah Bangunan di Bandung Rusak, Beberapa Santri Luka

Rabu, 18 September 2024 | 16:25 WIB

Gempa, Sejumlah Bangunan di Bandung Rusak, Beberapa Santri Luka

Bangunan kelas di Pesantren Nurul Huda Alislami Kertasari, Kabupaten Bandung, rusak akibat gempa bumi pada Rabu (18/9/2024). (Foto: NU Online Jabar)

Kabupaten Bandung, NU Online Banten
Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024) berdampak. Sejumlah bangunan di Pondok Pesantren Nurul Huda Alislami di Sukasari, Cibeureum, Kertasari, Kabupaten Bandung Jawa Barat, rusak parah. ’’Sudah tiga kali terasa gempa susulan dari gempa awal,’’ ujar Dadan Madani, pengurus Yayasan Nurul Huda Alislami, dihubungi NU Online Jabar, Rabu (18/9/2024) siang.
 
Dijelaskan, masjid, ruang kelas, asrama di pesantren, serta rumah-rumah sekitar rusak parah. ‘’Sebagian santri dan siswa sementara berlindung di tempat kumpul. Korban luka ringan santri 3 orang. Traumanya membekas,’’ jelas ketua Lesbumi NU Jawa Barat itu dilansir NU Online Jabar.
 
Seperti diberitakan, gempa bumi mengguncang Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024) pukul 09.41.08 WIB dengan kekuatan 5.0 skala richter (SR) dan kedalaman 10 km. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 4,9 SR. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,23° LS ; 107,65° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 25 km tenggara Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada kedalaman 10 km. 
 
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Garsela," tulis akun X Humas BMKG. 
 
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal. Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Majalaya dengan skala intensitas III-IV MMI. Bila pada siang hari, getaran itu dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Gempa juga berefek pada daerah Banjaran dengan skala intensitas III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu. Gempa juga terasa di daerah Lembang, Parompong, Bandung Barat, Baleendah, Garut, Cileunyi dengan skala intensitas II-III MMI. 
 
Di daerah-daerah tersebut, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI," terang BMKG melalui akun X-nya. 
 
Gempa bumi susulan sudah terjadi sebanyak tujuh kali mulai. Mulai pukul 09.48 WIB hingga pukul 11.27 WIB. BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat diminta agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 
 
Kemudian, masyarakat perlu untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah. 
 
Berikut ini hal yang mendesak untuk dilakukan saat terjadi gempa. Baik saat berada di dalam ruangan atau bangunan, di luar ruangan, sedang mengendarai mobil, tinggal di dekat pantai, hingga saat berada di daerah pegunungan. 
 
 
1. Saat di dalam bangunan 
Menurut BMKG, bila seseorang sedang berada di dalam bangunan atau ruangan, sementara dalam waktu yang sama telah terjadi gempa, hendaknya melindungi badan dan kepala dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja. Tetapi bila masih memungkinkan untuk keluar, hal ini justru harus segera dilakukan.   
 
"Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan. Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan," tulis BMKG melalui laman resminya, dikutip NU Online, Rabu (18/9/2024).  
 
2. Saat di luar bangunan 
Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, sebaiknya menghindari dari bangunan yang ada di sekitar, seperti gedung, tiang listrik, pohon, dan lain-lain. "Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah," tulis BMKG.  
 
3. Saat mengendarai mobil 
Seseorang yang masih dalam perjalanan mengendarai mobil, sementara telah terjadi gempa, BMKG menyarankan agar bergegas keluar, turun, dan menjauh dari mobil. "Hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Lakukan seperti saat Anda berada di luar bangunan atau area terbuka," jelas BMKG. 
 
4. Saat berada di pantai 
Pantai adalah tempat yang harus dihindari saat gempa. Karena dikhawatirkan akan terjadi tsunami. Sebagaimana diketahui bahwa penyebab utama terjadinya tsunami yaitu gempa. "Jika Anda tinggal atau berada di pantai, jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami," jelas BMKG. 
 
5. Saat di pegunungan  
Masyarakat Indonesia memang tidak sedikit yang tinggal di daerah pegunungan. Mereka yang berdomisili di wilayah ini, harus menghindari daerah-daerah rawan longsor saat terjadi gempa. "Apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran," demikian informasi BMKG. 
 
Selain itu, masyarakat juga perlu berdoa memohon perlindungan dari Allah swt. Doa ini diijazahkan KH Abdul Karim atau Gus Karim, pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an Azzayadi Solo yang mengunggah sebuah doa beberapa saat setelah terjadi gempa bumi di Sukabumi beberapa waktu lalu. 
 
اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ    
 
Allahumma inni asaluka khairaha wa khaira ma fiha, wa khaira ma arsalta bihi, wa a'udzubika min syarriha, wa syarri ma fiha wa syarri ma arsalta bihi.   
 
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ke hadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi di dalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan." (Muhammad Syakir NF, M Rizqy Fauzi)